Show simple item record

dc.contributor.advisorYovi, Efi Yuliati
dc.contributor.advisorKuncahyo, Budi
dc.contributor.authorMuthmainnah, Irsya Muthia
dc.date.accessioned2024-12-20T07:56:57Z
dc.date.available2024-12-20T07:56:57Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160250
dc.description.abstractKeberlanjutan suatu perusahaan sangat bergantung pada prioritas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) karena tanpa pekerja yang sehat dan tempat kerja yang aman, akan terjadi kerugian lingkungan dan ekonomi bagi perusahaan dan pekerja. Penelitian tentang ergonomi pekerja kehutanan masih terbatas, sementara beban kerja fisik dan angka kecelakaan masih tinggi. Peran pimpinan dalam meningkatkan manajemen K3 dan memahami persepsi risiko pekerja sangat penting, mengingat perilaku tidak aman dari pelaku perusahaan sering menjadi penyebab kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi risiko dan iklim keselamatan kerja di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bogor Divisi Regional Jawa Barat-Banten, Perhutani. Pemilihan unit KPH ini dinilai mewakili kondisi KPH lainnya karena struktur organisasi, kualifikasi tenaga kerja, teknologi, dan sistem pemanenan yang seragam. Pekerja dan pengelola menganggap bahwa risiko kerja hanya menyebabkan sedikit kematian, berdampak langsung, dan telah lama diketahui berdasarkan ilmu pengetahuan. Peningkatan persepsi risiko memerlukan pendekatan yang dinamis melalui analisis risiko berkala, pelatihan, dan komunikasi yang efektif. Iklim keselamatan pada semua dimensi masih perlu ditingkatkan, terutama pada dimensi 5 yang menunjukkan perlunya prioritas keselamatan bagi pekerja. Strategi peningkatan dapat dilakukan dengan meningkatkan pemahaman manajerial terhadap dimensi persepsi risiko dan iklim keselamatan.
dc.description.abstractA company's sustainability is highly dependent on the priority of Occupational Safety and Health (OHS) because without healthy workers and a safe workplace, there will be environmental and economic losses for the company and workers. Research on forest worker ergonomics is still limited, while physical workloads and accident rates remain high. The role of leaders in improving OHS management and understanding worker risk perceptions is crucial, considering that unsafe behavior from company actors is often the cause of accidents. This study aims to identify risk perceptions and occupational safety climate in the Bogor Forest Management Unit (FMU), West Java-Banten Regional Division, Perhutani. The selection of this FMU unit is considered to represent the conditions of other FMUs because of the uniform organizational structure, workforce qualifications, technology, and harvesting system. Workers and managers consider that occupational risks only cause a few deaths, have a direct effect, and have long been known based on science. Improving risk perception requires a dynamic approach through periodic risk analysis, training, and effective communication. The safety climate in all dimensions still needs improvement, especially in dimension 5, which shows a need for more worker priority for safety. Improvement strategies can be carried out by increasing managerial understanding of risk perception and safety climate dimensions.
dc.description.sponsorship-
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis Persepsi Risiko dan Iklim Keselamatan Kerja di Sektor Kehutanan: Studi Kasus KPH Bogorid
dc.title.alternativeAnalysis of Risk Perception and Safety Climate in the Forestry Sector: A Case Study of Bogor FMU
dc.typeTesis
dc.subject.keywordhubungan ketenagakerjaanid
dc.subject.keywordkebijakan industryid
dc.subject.keywordkeselamatan dan kesehatan kerjaid
dc.subject.keywordlingkungan kerjaid
dc.subject.keywordperlindungan ketenagakerjaanid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record