dc.description.abstract | Kedelai termasuk salah satu tanaman pangan utama. Sebagai upaya memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri, budidaya kedelai dilakukan pada lahan sub-optimum seperti lahan pasang surut. Cekaman yang ditimbulkan di lahan paang surut (LPS) dengan tanah sulfat masam dapat diatasi dengan teknologi budidaya jenuh air. Musim kemarau yang disertai dengan El-Nino pada LPS menyebabkan intrusi air laut sehingga terjadi peningkatan salinitas air pada saluran sekunder. Masuknya air salin pada lahan dapat menyebabkan salinitas pada tanah. Salinitas yang terjadi pada tanah maupun air irigasi mengganggu berbagai fase pertumbuhan dan berdampak terhadap penurunan hasil kedelai. Tingkat keragaman toleransi kedelai terhadap teknologi budidaya jenuh air dan kadar salinitas berakibat spesifik pula untuk masing-masing varietas pada lahan pasang surut dengan tanah sulfat masam. Tujuan utama penelitian ini untuk menentukan karakter morfo-fisiologi varietas kedelai adaptif terhadap kondisi salinitas pada budidaya jenuh air di tanah sulfat masam. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2024 di Kebun Percobaan IPB di Leuwikopo, Dramaga, Bogor. Penelitian dilakukan di bawah rumah plastik dan terdiri atas dua percobaan menggunakan polibag. Percobaan pertama bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan, tingkat toleransi, dan hasil varietas kedelai pada cekaman salinitas di tanah sulfat masam dengan budidaya jenuh air. Percobaan disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) tiga faktor. Faktor pertama adalah varietas kedelai terdiri atas dua taraf yaitu: Demas-1 dan Detap-1. Faktor kedua adalah tingkat salinitas tanah terdiri atas dua taraf konsentrasi NaCl yang ditambahkan pada tanah yaitu: 0 ppm dan 2000 ppm. Faktor ketiga adalah tingkat salinitas air irigasi terdiri atas tiga taraf, yaitu: irigasi tanpa pemberian NaCl, irigasi salinitas 2000 ppm NaCl selama 15 hari sebelum berbunga, irigasi salinitas 2000 ppm NaCl selama 15 hari sejak berbunga. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara varietas, salinitas tanah, dan salinitas air irigasi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Interaksi antara varietas dengan salinitas tanah berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, bobot basah akar, dan jumlah polong isi per tanaman. Penurunan tinggi tanaman, bobot basah akar, dan jumlah polong isi per tanaman paling banyak ditemukan pada Demas-1 + salinitas tanah dengan pemberian 2000 ppm NaCl. Terdapat pengaruh interaksi salinitas tanah dan salinitas air irigasi terhadap jumlah polong isi per tanaman. Salinitas tanah 2000 ppm NaCl dengan irigasi salinitas 2000 ppm NaCl selama 15 hari sejak berbunga menyebabkan jumlah polong isi per tanaman lebih rendah sebesar 64,68% dibanding kontrol. Dampak salinitas tanah lebih besar daripada salinitas air irigasi dalam menurunkan jumlah polong isi per tanaman. Secara tunggal, Demas-1 dan Detap-1 berbeda nyata pada tinggi tanaman 4 dan 6 MST, umur berbunga 50%, umur pengisian polong, tingkat kehijauan daun, bobot basah bintil akar, bobot kering, bintil akar, jumlah polong isi per tanaman, bobot 100 biji, dan bobot biji per tanaman. Varietas Demas-1 memiliki nilai pertumbuhan dan hasil produksi lebih tinggi pada kondisi tanpa cekaman, sedangkan Detap-1 lebih adaptif terhadap adanya cekaman salinitas dengan penurunan lebih rendah pada pertumbuhan dan hasil. Faktor tunggal salinitas tanah nyata menurunkan tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga 50%, umur pengisian polong, tingkat kehijauan daun, luas daun, bobot brangkasan, jumlah polong isi per tanaman, bobot 100 biji, dan bobot biji per tanaman. Tanah dengan pemberian 2000 ppm NaCl menurunkan pertumbuhan dan hasil tanaman lebih tinggi sebesar 20%-67%. Faktor tunggal salinitas air irigasi berpengaruh nyata terhadap tingkat kehijauan daun, jumlah polong isi per tanaman, dan bobot biji per tanaman. Salinitas air irigasi selama 15 hari sejak berbunga menyebabkan penurunan lebih tinggi pada pertumbuhan dan hasil sebesar 13%-24% dibandingkan pemberian air irigasi selama 15 hari sebelum berbunga sebesar 10%- 18%. Percobaan kedua bertujuan untuk mempelajari respon kedelai pada berbagai fase pertumbuhannya terhadap cekaman salinitas pada irigasi dalam sistem budidaya jenuh air di tanah sulfat masam. Percobaan disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) dua faktor. Faktor pertama adalah varietas kedelai terdiri atas dua taraf yaitu: Demas-1 dan Detap-1. Faktor kedua adalah tingkat salinitas air irigasi terdiri atas tiga taraf, yaitu: irigasi tanpa pemberian NaCl, irigasi salinitas 2000 ppm NaCl selama 15 hari sebelum berbunga, irigasi salinitas 2000 ppm NaCl selama 15 hari sejak berbunga. Hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat interaksi varietas dan salinitas air irigasi pada aktivitas nitrogenase. Varietas Demas-1 dengan irigasi salinitas 2000 ppm NaCl 15 hari sejak berbunga menurunkan aktivitas nitrogenase sebesar 86,30%, sebaliknya respon berbeda pada Detap-1 dengan irigasi salinitas 2000 ppm NaCl 15 hari baik sebelum maupun sejak berbunga terjadi peningkatan aktivitas nitrogenase hingga mencapai 648%-748%. Secara tunggal, Demas-1 dan Detap-1 berbeda nyata pada tinggi tanaman 4 dan 6 MST, jumlah daun 6 dan 8 MST, umur berbunga 50%, umur pengisian polong, tingkat kehijauan daun, luas daun, volume akar, jumlah bintil, bobot basah bintil akar, bobot kering tanaman (bintil akar, akar, dan batang), bobot 100 biji, dan bobot biji per tanaman. Varietas Demas-1 memiliki nilai pertumbuhan dan hasil produksi lebih tinggi pada kondisi tanpa cekaman, sedangkan Detap-1 lebih adaptif terhadap adanya cekaman salinitas. Salinitas air irigasi berpengaruh nyata terhadap jumlah daun 8 MST, konduktansi stomata, luas daun, jumlah rambut akar, bobot kering akar, dan jumlah polong isi per tanaman. Salinitas air irigasi selama 15 hari sejak berbunga menyebabkan pertumbuhan dan hasil lebih rendah sebesar 13%-26% dibandingkan salinitas air irigasi selama 15 hari sebelum berbunga 8%-22%. | |