Show simple item record

dc.contributor.advisorGhulamahdi, Munif
dc.contributor.advisorAziz, Sandra Arifin
dc.contributor.authorJonathan, Jason Alvin
dc.date.accessioned2024-12-17T10:47:22Z
dc.date.available2024-12-17T10:47:22Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160203
dc.description.abstractJagung dan kedelai merupakan komoditas penting di Indonesia. Tanam sisip dapat menjadi solusi penyediaan jagung dan kedelai di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukkan kombinasi amelioran yang dapat meningkatkan produktivitas jagung-kedelai dan nisbah kesetaraan lahan (NKL) pada sistem budidaya tanam sisip. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cibitung Kulon, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor pada bulan Maret-Agustus 2024. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak 1 faktor dengan 4 taraf (A0: tanpa amelioran; A1: 1000 kg dolomit ha-1; A2: 1000 kg dolomit ha-1 + 1000 kg pupuk kandang sapi ha-1; dan A3: 1000 kg dolomit ha-1 + 1000 kg pupuk kandang sapi ha-1+ 500 kg arang sekam ha-1). Hasil penelitian menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman jagung 4 minggu setelah tanam (MST), umur berbunga jantan jagung, produktivitas jagung, jumlah daun trifoliate kedelai 2 dan 4 MST, bobot kering akar dan batang kedelai, dan bobot seratus biji kedelai. Perlakuan pemberian dolomit dan pupuk kandang sapi secara konsisten menghasilkan produktivitas tertinggi baik untuk jagung maupun kedelai. Hasil penelitian menunjukkan pola tanam sisip dan tumpang sari memiliki NKL>1 yang berarti ada peningkatan efisiensi penggunaan lahan. Produktivitas kedelai lebih tinggi pada sistem tanam sisip, sedangkan produktivitas jagung lebih tinggi pada sistem tumpangsari.
dc.description.abstractMaize and soybeans are important commodities in Indonesia. Relay cropping can be a solution for providing maize and soybeans in Indonesia. This research aims to determine ameliorant combinations that increase maize soybean productivity and land equivalency ratio (LER) in relay cropping cultivation systems. This research was conducted in Cibitung Kulon Village, Pamijahan District, Bogor Regency from March to August 2024. This research used a 1-factor randomized completely block design with 4 levels (A0: no ameliorant; A1: 1000 kg dolomite ha-1; A2: 1000 kg dolomite ha-1 + 1000 kg manure ha-1; and A3: 1000 kg dolomite ha-1 + 1000 kg manure ha-1+ 500 kg rice husk charcoal ha-1). Results showed treatments have significantly affected maize plant height 4 weeks after planting (WAP), days to maize male flowering, maize productivity, number of soybean trifoliate leaves 2 and 4 WAP, dry weight of soybean roots and stems, and weight of one hundred soybean seeds. Dolomite + manure treatment consistently had the highest productivity for maize and soybeans. Relay cropping and intercropping have LER> 1, which means there is an increase in land usage efficiency. Soybean productivity is higher in the relay cropping system while maize productivity is higher in the intercropping system.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePengaruh Amelioran terhadap Jagung dan Kedelai pada Pola Tanam Sisip dengan Budidaya Jenuh Airid
dc.title.alternativeEffect of Ameliorant on Maize and Soybean in Relay and Intercropping System with Saturated Soil Cultivation
dc.typeSkripsi
dc.subject.keywordPembenah Tanahid
dc.subject.keywordEfisiensi Lahanid
dc.subject.keywordLahan Marjinalid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record