Evaluasi Karakteristik Kayu Mangium (Acacia mangium Wild.) Hasil Kegiatan Pemuliaan
Abstract
Produksi kayu bulat jenis Acacia mangium pada tahun 2011-2021 sebanyak 65,30 % dari total 47,56 juta m3 produksi kayu bulat perusahaan HTI. Hal ini dipengaruhi oleh popularitas kayu mangium yang banyak digunakan sebagai bahan baku untuk industri pulp dan mebel karena memiliki keunggulan cepat tumbuh, persyaratan silvikultur yang mudah dan memenuhi syarat sebagai bahan baku pulp dan mebel. Selain itu, kayu mangium juga dapat digunakan dalam pemulihan lahan atau reklamasi akibat penambangan terbuka karena memiliki daya hidup tinggi di lahan yang cukup kritis. Oleh karena popularitasnya sehingga dibutuhkan optimalisasi pembiakan mangium dan eksplorasi genetika untuk memenuhi kebutuhan pemasokan bahan baku dengan sifat yang unggul. Karakteristik kayu mangium merupakan parameter yang penting dipahami untuk membantu memaksimalkan penggunaan kayu dan pemuliaan pohon memiliki peran penting dalam perubahan karakteristik kayu menjadi lebih baik. Sehingga dibutuhkan optimalisasi pembiakan mangium untuk memenuhi kebutuhan pemasokan bahan baku. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh kegiatan pemuliaan pohon terhadap struktur anatomi, sifat fisik dan mekanis, serta keawetan alami kayu mangium dari tiga generasi yang berumur 10 tahun. Setiap generasi masing-masing diambil 3 pohon sehingga ada total 9 pohon yang berasal dari hutan Alas Ketu, Wonogiri, Jawa tengah yang merupakan Kawasan Hutan Tujuan Khusus (KHDTK) Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Kehutanan (BBPSIK) Yogyakarta, Indonesia. Kegiatan penelitian dengan mengamati dan mengukur sel-sel penyusun kayu mangium secara makro- dan mikroskopis, kerapatan kayu (?), microfibril angle (MFA) dan dimensi serat. Kemudian parameter lain yang diukur adalah kestabilan dimensi menggunakan pendekatan rasio T/R, daya serap air (DSA) selama 24 jam. Selanjutnya pengujian sifat mekanis kayu yaitu MOE dan MOR, uji tekan sejajar dan uji kekerasan menggunakan BS 373-1957. Pengujian keawetan alami menggunakan uji kubur (grave-yard test) mengacu pada ASTM D-1758. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa struktur anatomi tiga generasi kayu mangium yang diteliti memiliki struktur yang relatif seragam dan termasuk kategori kelas kualitas serat II yang baik sebagai bahan dasar untuk pulp dan kertas berdasarkan International Association of Wood Anatomists (IAWA). Sifat fisik menunjukkan bahwa kayu mangium memiliki kerapatan berkisar antara 0,44 – 0,56 g.cm-3 yang berdasarkan SNI 7973:2013 termasuk golongan kayu dengan BJ sedang yaitu 0,42 – 0,52. MFA yang kecil berkisar antara 13,32 ° – 13,50 ° menyebabkan susut longitudinal kecil sehingga dimensi kayu lebih stabil. Sifat mekanis ketiga generasi memenuhi syarat bahan baku kayu untuk furnitur karena termasuk kelas kuat III berdasarkan klasifikasi PKKI NI-5 dan memenuhi syarat untuk bahan dasar mebel berdasarkan SNI-0608:2017. Keawetan alami ketiga generasi termasuk kelas awet IV menurut klasifikasi SNI 7207-2014 yang dapat digunakan sebagai bahan furniture interior.
Collections
- MT - Forestry [1428]