Studi Keragaman Genetik 13 Genotipe padi lokal Toraja (Oryza sativa. L) Menggunakan Marka Start Codon Targeted (SCoT)
Date
2024Author
Shabrina, Adzkiya Taliya
Ardie, Sintho Wahyuning
Suwarno, Willy Bayuardi
Metadata
Show full item recordAbstract
Padi merupakan makanan pokok bagi 50% populasi dunia dan tingkat
produksinya berdampak signifikan terhadap ketahanan pangan global, terutama
dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Pengembangan varietas padi yang
adaptif terhadap perubahan iklim dan dapat mempertahankan produktivitas di
bawah kondisi lingkungan yang suboptimal penting untuk dilakukan. Padi lokal,
yang telah dibudidayakan secara turun-temurun, memiliki genotipe yang
beradaptasi dengan kondisi iklim spesifik di daerah asalnya, menjadikannya sumber
daya genetik yang berharga untuk sifat-sifat seperti ketahanan terhadap hama,
penyakit, dan cekaman abiotik. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi keragaman
genetik di antara 13 genotipe padi lokal dari Toraja melalui karakterisasi malai dan
analisis molekuler menggunakan marka start codon targeted (SCoT). Penelitian
dilakukan dari Februari hingga Juni 2024 di Laboratorium Bioteknologi Molekuler
Tanaman Institut Pertanian Bogor, meliputi dua tahapan utama: karakterisasi
morfologi berdasarkan deskriptor dari The International Rice Research Institute
(IRRI) dan analisis molekuler menggunakan 21 primer SCoT terpilih. Sebanyak
237 lokus terdeteksi menggunakan marka SCoT, dengan 24 di antaranya bersifat
monomorfik dan 213 bersifat polimorfik, menghasilkan persentase polimorfisme
rata-rata sebesar 89,01%. Sembilan primer menunjukkan polimorfisme mencapai
100%. Nilai polymorphism information content (PIC) berkisar antara 0,35 hingga
0,42, menunjukkan marka SCoT yang digunakan cukup informatif. Rekonstruksi
pohon filogenetik berdasarkan sifat morfologi malai dan marka molekuler membagi
padi menjadi dua klaster utama: Klaster A, yang sebagian besar terdiri atas padi
Indica tanpa ekor gabah, dan Klaster B, yang terdiri atas padi Javanica dengan ekor
gabah. Salah satu genotipe di Klaster A yang memiliki ekor gabah kemungkinan
telah mengalami persilangan dan memiliki hubungan dekat dengan kelompok padi
tanpa ekor gabah. Begitu pula, varietas komersial Ciherang, yang memiliki ekor
pada gabah, diduga memiliki kekerabatan dengan padi tanpa ekor gabah di Klaster
A. Sebanyak 27 lokus diduga berhubungan dengan beberapa sifat-sifat malai padi
yang dikarakterisasi, yaitu pigmentasi pada beras, keberadaan ekor gabah, dan
bobot 100 butir padi. Rice is a staple food for 50% of the world's population and its production
levels have a significant impact on global food security, especially in the face of
climate change challenges. It is important to develop rice varieties that are adaptive
to the changing climate and capable of maintaining productivity under suboptimal
environmental conditions. Local rice, which has been cultivated for generations,
has genotypes that are adapted to the specific climatic conditions in their area of
origin, making it a valuable genetic resource for traits such as resistance to pests,
diseases, and abiotic stresses. This study aimed to evaluate genetic diversity among
13 local rice genotypes from Toraja through panicle characterization and molecular
analysis using start codon targeted (SCoT) markers. The research was conducted
from February to June 2024 at the Plant Molecular Biotechnology Laboratory of
IPB University, including two main stages: morphological characterization based
on descriptors from The International Rice Research Institute (IRRI) and molecular
analysis using 21 selected SCoT primers. A total of 237 loci were detected by the
used SCoT primers, of which 24 were monomorphic and 213 were polymorphic,
resulting in an average polymorphism percentage of 89.01%. Nine primers showed
100% polymorphism. Polymorphism information content (PIC) values ranged from
0.35 to 0.42, indicating sufficient information. Phylogenetic tree reconstruction
based on panicle morphology and molecular markers divides the 13 rice genotypes
into two main clusters: Cluster A, which consists mainly of Indica rice without awns,
and Cluster B, which consists of Javanica rice with awns. One of the genotypes in
Cluster A that has awns has likely been crossbred and is closely related to the group
of rice without awns. Similarly, the commercial variety Ciherang, having awn on
its grain, is thought to be related to the awnless rice in Cluster A. A total of 27 loci
were found to be associated with several observed traits in rice, namely
pigmentation on rice pericarp, the presence of awn on rice grain, and 100-grain
weight of rice.