Klasifikasi Tanaman Leguminosa berdasarkan Komposisi Kimia dan Nilai Kecernaan menggunakan Analisis Multivariat.
Date
2024Author
Kurniawan, Dedy Nanda
Jayanegara, Anuraga
Nahrowi
Yanza, Yulianri Rizki
Metadata
Show full item recordAbstract
Leguminosa merupakan salah satu hijauan pakan berkualitas tinggi karena
kandungan protein yang tinggi. Persebaran leguminosa cukup banyak di seluruh
dunia sehingga dapat dikelompokkan dalam beberapa ketegori seperti pertumbuhan
batang, iklim, dan bagian morfologi yang dapat dijadikan sebagai pakan ternak.
Pengelompokan kategori tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dari segi
pertumbuhan fisik akan tetapi dari segi nilai kimia nya belum banyak dilakukan.
Salah satu indikator kualitas hijauan pakan ditentukan dari komposisi kimia dan
tingkat kecernaannya. Klasifikasi leguminosa dari segi komposisi kimia dan nilai
kecernaan belum pernah dilakukan pada ketiga kategori tersebut untuk menentukan
karakteristik legum yang menghasilkan nilai kecernaan yang tinggi. Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan mengklasifikasi tanaman leguminosa berdasarkan
komposisi kimia dan nilai kecernaan menggunakan analisis multivariat. Penelitian
menggunakan data sekunder yang berasal dari feedipedia dengan jumlah 236
tanaman yang akan dianalisis menggunakan analisis korelasi pearson, principal
component analysis (PCA), dan analisis klaster.
Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu komposisi kimia
leguminosa meliputi protein kasar (PK), serat kasar (SK), neutral detergent fiber
(NDF), acid detergent fiber (ADF), lignin, lemak kasar (LK), abu, dan gross energy
(GE) serta nilai kecernaan meliputi kecernaan bahan organik (KcBO), kecernaan
energi (KcEN), energi tercerna (ET), dan energi metabolis (EM). Analisis korelasi
menunjukkan bahwa variabel komposisi kimia berkorelasi sangat signifikan
(p<0,01) terhadap nilai kecernaan, kecuali kandungan LK berkorelasi signifikan
(p<0,05). Hasil analisis PCA dapat menjelaskan variasi data hingga 78,40%.
Variabel PK, SK, NDF, ADF, lignin, KcBO, KcEN, ET, dan EM berkorelasi
dengan PC1 (komponen utama). Klasifikasi leguminosa pada kategori jenis legum,
iklim wilayah, dan edible part tidak dapat diketahui dari segi komposisi kimia dan
nilai kecernaan, akan tetapi bagian biji memiliki karakteristik tinggi protein dan
nilai kecernaan. Analisis klaster non hierarki k-means dapat membentuk 2 klaster
leguminosa berdasarkan kualitasnya. Simpulan dari penelitian ini yaitu tidak ada
perbedaan signifikan komposisi kimia dan tingkat kecernaan leguminosa
berdasarkan kategori tipe pertumbuhan, iklim wilayah, dan edible part. Akan tetapi,
ditemukan bagian biji memiliki karakteristik tinggi protein dan kecernaan. Legum
berkualitas tinggi yaitu tinggi protein dan rendah serat, sedangkan legum
berkualitas rendah tinggi serat dan protein rendah. Legumes are one of the highest quality feed forages due to their high protein
content. The distribution of legumes is quite large throughout the world so that it
can be categorized based on stem type, regional climate, and edible parts. These
three categories can be one of the factors that affect the chemical composition of
legumes. One indicator of the quality of forage feed is determined by its digestibility
value. Classification of legumes in terms of chemical composition and digestibility
value has never been done in the three categories to determine the characteristics of
legumes that produce high digestibility values. Therefore, this study aimed to
classified leguminous plants based on chemical composition and digestibility value
using multivariate analysis. The study used secondary data derived from feedipedia
with a total of 237 plants that will be analyzed using Pearson correlation analysis,
principal component analysis (PCA), and cluster analysis.
The variables used in this study were the chemical composition of
leguminous including crude protein (CP), crude fiber (CF), neutral detergent fiber
(NDF), acid detergent fiber (ADF), lignin, ether extract (EE), ash, and gross energy
(GE) and digestibility values including organic matter digestibility (OMD), energy
digestibility (ED), digestible energy (DE), and metabolic energy (ME). Correlation
analysis showed that chemical composition variables were highly significantly
correlated (p<0.01) with digestibility values, except for EE content which was
significantly correlated (p<0.05). The results of PCA analysis can explain the
variation of data up to 78.40%. CP, CF, NDF, ADF, lignin, OMD, ED, DE, and ME
variables were correlated with PC1 (main component). Classification of legumes in
the categories of legume type, climatic region, and edible part cannot be determined
in terms of chemical composition and digestibility value, but the seed part is
characterized by high protein and digestibility value. Non-hierarchical k-means
cluster analysis can form 2 leguminous clusters based on their quality. Conclusion
of this study is no significant difference in chemical composition and digestibility
of legumes based on the category of growth type, climate region, and edible parts.
However, it was found that the seed part high protein and digestibility. High quality
legumes are high in protein and low in fiber, while low quality legumes are high in
fiber and low in protein.
Collections
- MT - Animal Science [1226]