Tampilan anak tikus (Rattus norvegicus) dari induk yang diberi bovine somatotropin (bST) pada awal kebuntingan
Abstract
Pengembangan potensi hewan politokus (hewan yang mampu melahirkan anak lebih dari satu dalam setiap kelahiran) merupakan salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein hewani. Seiring dengan meningkatnya jumlah anak maka akan timbul berbagai masalah baru, diantaranya yaitu tingginya kematian anak, rendahnya bobot lahir, dan rendahnya tingkat pertumbuhan anak. Kondisi anak saat lahir sangat tergantung pada kondisi induk saat kebuntingan berlangsung. Diperlukan suatu inovasi untuk memperbaiki kondisi induk saat bunting, sehingga anak dapat dilahirkan dalam kondisi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Bovine Somatotropin (bST) pada induk di awal kebuntingan terhadap tampilan anak yang dilahirkan dan pertumbuhannya. Hewan model yang digunakan adalah tikus spesies Rattus norvegicus. Sampel tikus bunting yang digunakan sebanyak 30 ekor. Sampel dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok kontrol (K), kelompok yang diberi bST 0 mg/KgBB (M) dan kelompok yang diberi bST 9 mg/KgBB (H). Tikus dibiarkan sampai partus secara alamiah, kemudian anaknya dilakukan pengukuran sampel. Tampilan anak yang diamati meliputi jumlah anak sekelahiran, bobot lahir, dimensi tubuh (panjang kepala, panjang badan, panjang tungkai depan dan panjang tungkai belakang), mortalitas, bobot badan usia pra sapih (12 hari), bobot badan usia lepas sapih (21 hari), dan pertambahan bobot badan sampai usia lepas sapih (21 hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bST mampu meningkatkan panjang kepala, panjang tungkai depan, panjang tungkai belakang neonatus, bobot badan usia 21 hari, pertambahan bobot badan usia 12 sampai 21 hari dan usia 1 sampai 21 hari.