Analisis Penentuan Struktur Kredit Petambak Plasma Udang Windu Pada Pt. Abc : Studi Kasus Pada Bank X
View/Open
Date
2004Author
Tohier, Mohammad
Tanopruwito, Djoni
Daryanto, Heny
Metadata
Show full item recordAbstract
Prospek komoditi udang di pasar domestik dan dunia sangat baik karena besarnya permintaan terhadap produk udang. Investasi usaha pada tambak udang di Indonesia mempunyai prospek yang cukup baik, karena daya dukung alam yang sangat baik dan potensial. Investasi untuk revitalisasi tambak plasma udang windu (Penaeus monodon, Fabr.) dengan teknologi intensif pada PT. ABC membutuhkan biaya yang relatif besar, oleh karena itu petambak plasma membutuhkan pembiayaan eksternal dari perusahaan inti (PT. ABC) dan perbankan. Petambak dan PT. ABC menghadapi keterbatasan finansial dalam menyediakan dana sendiri yang disyaratkan Bank X yakni minimal 20% baik untuk Kredit Investasi (KI) maupun Kredit Modal Kerja (KMK). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan (feasibility) proyek apabila dibiayai dengan kredit sesuai ketentuan yang berlaku pada Bank X; dan menentukan struktur (komposisi pembiayaan, jangka waktu dan pola pengembalian) kredit yang optimum bagi petambak; serta mengetahui tingkat pendapatan Bank X dengan struktur pembiayaan yang optimum bagi petambak plasma. Ruang lingkup penelitian ini difokuskan terhadap kebijakan kredit Bank X dan aspek finansial proyek. Penelitian ini tidak membahas seluruh aspek program revitalisasi tambak plasma antara lain aspek legal, sosial, manajemen, organisasi dan kemitraan. Penelitian ini juga tidak membahas perusahaan inti beserta proyek secara keseluruhan, proses produksi tambak plasma dan pengolahannya di cold storage inti. Penelitian ini hanya sampai pada tahap pemberian rekomendasi berupa pendapat dan saran kepada manajemen Bank X dalam memutuskan permohonan kredit yang diajukan oleh PT. ABC. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan cara pengamatan langsung di lapangan, studi kepustakaan dan wawancara. Pengolahan data dilakukan dengan cara mendisain model proyeksi laba- rugi & arus kas. Analisis yang dilakukan yaitu analisis penilaian kelayakan investasi dan analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas dilakukan dengan faktor koreksi kenaikan biaya produksi atau penurunan harga jual udang windu sebesar 15%. Penentuan persentase tersebut adalah berdasarkan data historis penurunan harga jual udang windu atau kenaikan harga pakan yang terjadi di pasar lokal selama kurun waktu dua tahun kebelakang. Hasil analisis kelayakan menunjukkan bahwa NPV positif pada kelima komposisi pembiayaan dan pada kedua pola pengembalian kredit yakni KMK-Roll over (KMK-R) dan KMK-Angsuran (KMK-A) untuk jangka waktu 5 sampai 8 tahun. Nilai Net Present Value (NPV) dan Profitability Index (PI) sama pada keempat jangka waktu namun semakin tinggi dengan bertambahnya porsi kredit bank. NPV dan PI tertinggi dicapai pada komposisi pembiayaan 100% kredit bank, Pola pengembalian KMK tidak menghasilkan perbedaan kriteria kelayakan proyek. Pola pengembalian KMK-R lebih sensitif dibandingkan KMK-A, namun menghasilkan PV pendapatan bunga Bank (PV-bunga) yang lebih tinggi dibandingkan dengan pola KMK-A. Diketahui pula bahwa semakin besar porsi kredit dan semakin lama jangka waktu kredit PV-bunga semakin tinggi. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa selisih PV-bunga antara pola KMK-R dan KMK-A terbesar pada komposisi 100% 0% jangka waktu 5 tahun, terkecil pada komposisi 80%-20% jangka waktu 8 tahun. Dengan kata lain, opportunity cost terkecil (optimum) bagi Bank X adalah pada komposisi 80%-20% pola KMK-A jangka waktu 8 tahun, namun struktur yang optimum bagi petambak adalah 100%-0% pola KMK- A jangka waktu 5 tahun. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) proyek layak dibiayai kredit pada komposisi pembiayaan dan jangka waktu kredit sesuai ketentuan Bank X (komposisi 80%-20%, jangka waktu lima tahun) baik dengan pola pengembalian KMK-R maupun KMK-A. (2) struktur pembiayaan yang optimum bagi petambak plasma yakni pada komposisi 100% kredit -0% dana sendiri dengan jangka waktu lima tahun pada pola pengembalian KMK dengan angsuran (KMK-A). Beberapa saran yang dapat diberikan dalam rencana pembiayaan proyek ini adalah (1) apabila proyek akan dibiayai oleh Bank X, maka harus ditinjau kembali (a) harga pengambil-alihan (take over) tambak udang plasma dari Perusahaan Pengelola Asset, (b) harga kincir (paddle wheel aerator) dan harga pipa inlet/outlet, (c) aspek yang tidak diteliti dalam penelitian ini yaitu aspek sosial (potensi konflik) dan kondisi keuangan audited terakhir PT. ABC; (2) pemilihan komposisi pembiayaan 100% kredit - 0% dana sendiri tidak disarankan apabila perusahaan inti (PT. ABC) tidak bersedia menjadi penjamin (avalisť) atas fasilitas kredit petambak plasma; (3) perusahaan inti (PT. ABC) disyaratkan menyediakan dana cadangan yang dibekukan dan ditampung dalam rekening escrow account, minimal sebesar satu kali angsuran Kl dan KMK. Hal ini untuk meminimalisir kerugian Bank X apabila terjadi gagal panen udang windu, mengingat pola pengembalian KMK yang disarankan adalah KMK-dengan angsuran.
Collections
- MT - Business [2594]