Analisis Perilaku Petani Padi Dalam Proses Keputusan Pembelian Pestisida Di Daerah Karawang, Jawa Barat

Abstract

Pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam pembangunan Bangsa Indonesia, penyumbang 17.3% Product Domestic Bruto (PDB). menyerap tenaga kerja 44.3% dan penyedia bahan baku bagi keperluan Industri. Padi menjadi salah satu komoditi strategis bagi Bangsa Indonesia, karena sebagai bahan pangan pokok masyarakat Indonesia serta berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Dalam rangka penyediaan dan peningkatan produksi padi, terdapat beberapa kendala, yaitu kendala fisik, biologi dan sosial ekonomi. Beberapa contoh yang menjadi kendala biologi adalah organisme yang dapat menurunkan kualitas, produksi dan gagal panen, seperti hama, gulma dan penyakit. Salah satu sarana pertanian yang dapat menanggulangi kendala biologis adalah pestisida. Seiring dengan perkembangan pertanian bangsa Indonesia menyebabkan perkembangan penggunaan pestisida terus meningkat dan diikuti oleh semakin banyaknya perusahaan yang memproduksi pestisida ditunjukkan semakin banyaknya jenis dan merek pestisida yang ada di pasaran. Persaingan bisnis yang ketat menuntut setiap perusahaan untuk melakukan berbagai strategi untuk menjadi pemimpin pasar dan konsumen sebagai salah satu aspek dalam pemasaran perlu dikaji untuk menyusun strategi pemasaran. PT Agricon sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam memproduksi dan mendistribusi pestisida dengan pangsa terbesar untuk komoditi padi dan palawija perlu mengamati perilaku petani padi dalam membeli pestisida dengan tujuan dapat menjadi pemimpin pasar untuk produk pestisida. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis tahapan proses pembelian pestisida yang dilakukan petani padi, (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku petani padi dalam pengambilan keputusan pembelian produk pestisida (3) menganalisis hubungan karakteristik petani padi terhadap besarnya jumlah pengeluaran untuk pestisida (4) menganalisis sikap petani padi terhadap produk pestisida yang digunakan dan mengetahui atribut pestisida yang dianggap penting oleh petani padi harus ada pada produk pestisida, (5) merumuskan rekomendasi strategi bauran pemasaran PT Agricon berdasarkan hasil penelitian perilaku konsumen dan kajian strategi pemasaran yang telah digunakan perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantranya (1) perusahaan, dapat menjadi masukan untuk merancang dan menerapkan strategi pemasaran produk pestisida untuk masa yang akan datang berdasarkan penelitian perilaku konsumen, (2) penulis sebagai pengalaman praktis untuk menerapkan konsep pemasaran dalam aktifitas bisnis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan pengisian kuisoner. Elemen sampel yang digunakan adalah petani padi yang mempunyai kemampuan dalam memilih dan membeli pestisida, dengan total responden sebanyak 100 petani padi yang ada di daerah Kabupaten Karawang. Penetapan wilayah diakukan secara purposive. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara non probability sampling (tidak berpeluang) dengan metode Cluster, yaitu melalui pendekatan wilayah, yaitu Karawang daerah hulu, tengah dan hilir. Adapun alat analisis yang digunakan adalah (1) Analisis deskriptif, untuk menganalisis tahapan proses keputusan pembelian pestisida, yang mengacu pada tahapan proses keputusan pembelian menurut Kotler (1997). Tahapan proses tersebut adalah pengenalan kebutuhan, pengolahan informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan pasca pembelian, (2) Uji Friedman untuk mengidentifikasi faktor yang berpengaruh terhadap pembelian pestisida (3) Uji Chi square untuk menganalisis pengaruh karakteristik petani padi responden terhadap pembelian pestisida. (4) Analisis multiatribut Fishbein, untuk menganalisis sikap petani padi terhadap atribut pestisida. (5) Importance Performance Analysis untuk memetakan atribut pestisida merek Spontan dan beberapa merek pesaingnya. Proses pembelian pestisida diawali oleh pengenalan kebutuhan, petani padi responden menyatakan alasan pembelian pestisida adalah untuk membunuh hama dan penyakit (77%) dan pencegahan tert:adap hama penyakit (59%). Manfaat yang dicari petani padi adalah pestisida yang memiliki kemampuan daya bunuh yang kuat (75%) dan dapat membunuh banyak jenis hama (68%). Pada tahap pencarian informasi, petani padi mendapatkan informasi tentang pestisida berasal dari toko/kios sebagai sumber informasi utama sebesar 80%, Sumber informasi berikutnya sebesar 68% petani mendapatkan dari teman, tetangga atau keluarga. Kedua sumber informasi tersebut sekaligus menjadi sumber informasi yang dipercaya oleh petani padi. Pada saat petani padi mencari informasi tentang pestisida yang menjadi fokus perhatian utama adalah penjelasan manfaat dari pestisida tersebut (88%) dan kemudahan digunakan (44%). Pertimbangan awal petani padi membeli pestisida adalah kualitas (85%), Harga (40%) dan Merek (20%). Pada saat proses pembelian, alasan patani padi menggunakan merek yang dipakai karena kualitasnya memuaskan (87%), harga terjangkau (49%), kemudahan diperoleh (30%), pada umumnya petani padi menyemprot 5-6 kali dalam satu musim tanam. Petani padi merasa puas menggunakan merek yang sekarang digunakan (97%) dan tidak akan mengganti merek untuk saat ini (63,7%). Mengidentifikasi faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap pembelian pestisida menggunakan alat analisis Uji Friedman menunjukkan faktor manfaat dari pestisida, motivasi petani padi, teman dan keluarga, tempat pembelian memberikan pengaruh yang kuat dalam proses pembelian pestisida Faktor popularitas merek, harga, variasi volume, bentuk formula, iklan dan promosi, PPL petugas perusahaan dan kemudahan mendapatkan memberi pengaruh sedang terhadap pembelian pestisida, sedangkan faktor kemasan menjadi faktor yang paling lemah terhadap pembelian pestisida. Hubungan karakteristik petani padi tehadap pembelian pestisida dengan uji Chi square menunjukan faktor luas lahan menjadi karakteristik yang ada hubungannya dengan jumlah pengeluaran untuk pestisida. Menganalisis sikap petani padi responden menggunakan alat analisis mültiatribut fishbein, menunjukkan atribut daya bunuh yang kuat merupakan alibut yang dianggap paling penting harus ada pada produk pestisida, Salanjutnya atribut yang juga dianggap penting harus ada pada produk pestisida berturut turut adalah ketuntasan dalam mengendalikan hama dan penyakit, kepraktisan menggunakan, kemudahan diperoleh, ukuran volume, promosi iklan dan percontohan, popularitas merek, harga, pengaruh petugas perusahaan, bentuk formula produk, dan bentuk kemasan. Spontan merupakan salah satu merek pestisida yang diproduksi oleh PT Agricon dipercaya oleh konsumen sebagai pestisida yang mudah diperoleh dan memiliki popularitas merek yang dikenal dan jika dibandingkan dengan merek lain, spontan memiliki keunggulan dari segi harga. Sikap konsumen untuk merek Spontan sebesar dibawah merek Chix, Furadan dan Decis, hal ini perlu diantisipasi oleh merek PT. Agricon untuk mengeluarkan produk yang konsumen inginkan. Hasil analisis IPA, merek Spontan harus mampu mempertahankan kualitas produk dari segi daya bunuh. ketuntasan dalam membasmi hama dan kepraktisan menggunakan. Menjadi prioritas rendah adalah promosi perikalan dan peranan petugas perusahaan. Atribut lainnya dianggap responden terlalu berlebihan, langkah yang perlu dilakukan adalah mencoba mempertahankannya. Implikasi manajerial berupa strategi bauran pemasaran bagi PT Agricon. Implikasi untuk strategi produk antara lain (1) Memformulasi suatu produk pestisida yang memiliki kemampuaannya dalam membunuh hama penyakit dan membunuh banyak jenis hama menjadi suatu tantangan bagi perusahaan untuk berinovasi menciptakan produk yang memiliki kemampuan yang diharapkan responden, (2) Mempertahankan bentuk formulasi cair yang dianggap praktis oleh petani padi, (3) Menambah variasi volume dari produk-produk pestisida yang belum lengkap dan sudah dikenal oleh petani padi, seperti merek Spontan perlu variasi volume lebih besar. Implikasi untuk strategi promosi antara lain (1) Memberikan pengarahan kepada pemilik toko/kios dengan meyakinkan akan produk yang dikeluarkan kepada pasar berkualitas bagus dengan mengundang pada saat peluncuran produk baru. (2) Melakukan demplot lahan untuk membuktikan kepada petani bahwa memang produk yang dikeluarkan adalah berkualitas. (3) Melakukan temu tani secara berkala, ferutama para ketua kalompok tani yang cukup berpengaruh terhadap pembelian pestisida, (4) Menjaga keloyalan produk dengan memberikan hadiah kepada petani padi, berupa kaos, topi atau lainnya. (5) Melakukan iklan berupa leaflet dan poster ditempatkan di toko atau kios dan difokuskan isi dari iklan tersebut adalah penjelasan manfaat dan keunggulan produk. Implikasi strategi harga bagi perusahaan tidak perlu ditinjau ulang, karena responden petani padi telah merasa puas dengan penerapan strategi yang digunakan. Hal ini diperkuat dari hasil penelitian bahwa petani padi responden tidak terialu memperhatikan harga tetapi lebih kepada manfaat dari pestisida tersebut. Implikasi untuk strategi distribusi (1) Mempertahankan strategi distribusi yang telah digunakan dengan pendekatan pemasaran regional untuk menjaga pangsa pasar yang telah ada. (2) Memperhatikan toko atau kios yang menunjukkan tingkat penjualan yang bagus dan terus adanya upaya pengecekan yang lebih intensif terhadap ketersediaan produk pada toko dan kios tersebut, (3) Memperluas lini pemasaran distribusi ke kios dan toko pestisida ke daerah pedesaan dengan melakukan pengecekan yang dilakukan oleh petugas perusahaan secara rutin dan berkala dan terus mencari daerah-daerah yang potensial sebagai pangsa pasar baru. Dari hasil penelitian terdapat beberapa saran, yaitu (1) Terdapat beberapa langkah strategi yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk membantu PT. Agricon dalam upaya mengembangkan perusahannya, yaitu: Memformulasikan suatu produk pestisida yang memiliki daya bunuh yang kuat pestisida, popularitas merek dan pemberian hadiah. Perantara yang cukup efektif dalam mempromosikan produk pestisida adalah tokokios pestisida serta dan tuntas dalam mengendalikan hama. Prioritas utama adalah jenis hama tikus dan ulat yang paling banyak menyerang tanaman padi. Melakukan promosi dan Iklan secara kontinyu dan efektif dengan lebih menonjolkan manfaat dari produk petani padi yang berpengaruh di lingkungannya. Mempertahankan strategi harga dan distribusi yang ditetapkan, karena telah diterima dengan baik oleh konsumen. Harga telah dianggap sesuai oleh petani padi dan ketersediaan produk mudah didapat. Dalam mengantisipasi ketersediaan produk di pasaran, peranan petugas lapang perlu ditingkatkan untuk secara berkala memperhatikan ketersediaan barang di lapangan dan terus mencari potensi pasar yang belum tersentuh. (2) Bagi kajian penelitian selanjutnya, untuk menyempurnakan penelitian ini adalah menggunakan alat analisa model sikap Angka Ideal untuk mengidentifikasi atribut pestisida yang dianggap ideal oleh petani padi dengan menambah keragaman atribut dari pestisida. Karakteristik petani padi dapat dilihat pengaruhnya dengan menggunakan alat analisa regresi berganda dengan desain kuisoner penelitian yang lebih tepat.