Performa Cacing Tanah Pheretima sp. dan Kualitas Vermikompos pada Media Menggunakan Tepung Cangkang Kerang dan Bekicot
Date
2024Author
Darmawan, Caesar Dwiky
Fuah, Asnath Maria
Endrawati, Yuni Cahya
Salundik
Metadata
Show full item recordAbstract
Terjadi penumpukan limbah cangkang (kerang hijau, kerang simping, dan bekicot) yang disebabkan karena kurangnya informasi dan kemampuan dari masyarakat dalam pengolahan limbah cangkang tersebut. Oleh karena itu terdapat 216,902 ton sampah cangkang kerang hijau, 412,20 ton sampah cangkang kerang simping, dan terdapat sekitar 2296 ton sampah cangkang bekicot di tahun 2012.
Solusi alternatif terhadap permasalahan limbah cangkang dapat melalui proses vermikomposting dengan memanfaatkan limbah cangkang sebagai media hidup bagi cacing tanah untuk meningkatkan nilai guna dan mengurangi pencemaran lingkungan. Cacing tanah merupakan salah satu hewan tingkat rendah yang memiliki manfaat untuk manusia. Genus Pheretima sp. dipilih karena memiliki toleransi yang luas terhadap kondisi pakan (media hidup), dapat hidup, dan berkembangbiak dengan baik pada kondisi lahan organik dan anorganik. Kemampuan yang dimiliki oleh Pheretima sp. adalah mendekomposisi material organik yang ada di tanah, dan meningkatkan kesuburan tanah. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis produktivitas cacing tanah Pheretima sp. dengan penambahan tepung cangkang (kerang hijau, kerang simping, dan bekicot) pada media hidupnya (pakannya) dan kualitas vermikompos yang dihasilkan melalui uji kimia dan uji tanam pada tanaman kangkung. Feses sapi yang digunakan diangin-anginkan dan dijemur di bawah sinar matahari selama 5-7 hari yang bertujuan untuk mengurangi kadar air dan kadar amonia. Cangkang kerang hijau, cangkang kerang simping, dan cangkang bekicot dicuci bersih lalu dijemur kemudian ditepungkan kisaran maksimal 60 mesh. Wadah uji berupa kotak plastik sebanyak 36 unit yang sudah dilubangi dan dibersihkan. Seluruh kotak plastik diisi dengan kombinasi media yaitu feses sapi dan tepung cangkang kerang hijau, feses sapi dan cangkang kerang simping, serta feses sapi dan cangkang bekicot sesuai dengan perlakuan sebanyak 2 kg. Cacing tanah (Pheretima sp.) ditebar pada kotak plastik yang berisi kombinasi media sebanyak 50 g. Cacing yang digunakan adalah cacing dewasa yang berumur 2-3 bulan, yang telah ditimbang menggunakan timbangan digital dengan rata-rata bobot individu berkisar antara 0,8-1,0 g. Kondisi cacing tanah setelah ditebar diamati dengan tujuan untuk memastikan kecocokan cacing terhadap media. Cacing tanah akan masuk ke dalam media jika media sudah cocok (pH media 5-7,2) untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan. Kelembapan media dijaga selama penelitian (42 hari) dengan melakukan penyemprotan air yang disesuaikan dengan kebutuhan. Proses pemanenan vermikompos dilakukan pada akhir waktu penelitian. Uji tanam pada kangkung dimulai dari pemilihan benih kangkung dengan cara direndam kemudian dipisahkan dari benih yang mengambang. Penanaman kangkung menggunakan polybag ukuran 30 cm × 30 cm. Perlakuan terdiri atas 100% tanah (KT0), campuran tanah dengan pupuk NPK 16-16-16 (KN0), campuran tanah dengan vermikompos perlakuan kontrol (KV0), dan campuran tanah dengan vermikompos dari ke-9 perlakuan. Komposisi campuran tanah dengan vermikompos yaitu 25% tanah dan 75% vermikompos. Terdapat 12 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan. Penyiraman tanaman dilakukan pada pagi (08.00 WIB) dan sore hari (16.00 WIB). Panen kangkung dilakukan pada hari ke-28 pengamatan. Kombinasi tepung cangkang kerang hijau 10% dan media kotoran sapi 90% dapat meningkatkan produktivitas Pheretima sp. yang meliputi pertambahan bobot badan cacing, pertambahan populasi cacing, pertambahan panjang individu cacing, produksi kokon, dan penyusutan media. Kombinasi tepung cangkang kerang hijau 30% dan media kotoran sapi 70% menghasilkan kualitas vermikompos yang memenuhi SNI 7763:2018 dan respon tanaman kangkung terhadap vermikompos meliputi jumlah daun, lebar daun, panjang daun, dan tinggi batang yang terbaik. There is a buildup of shell waste (green mussels, scallops and snails) which is caused by a lack of knowledge and ability of the community in processing shell waste. Therefore, there were 216,902 tons of green mussel shell waste, 412.20 tons of simping shell waste, and around 2296 tons of snail shell waste in 2012. An alternative solution to the problem of shell waste can be through the vermicomposting process by using shell waste as a living medium for earthworms to increase use value and reduce environmental pollution. Earthworms are one of the lower animals that have benefits for humans. Genus Pheretima sp. It was chosen because it has a wide tolerance to food conditions (living media), can live and reproduce well in organic and inorganic land conditions. The abilities possessed by Pheretima sp. is to decompose organic material in the soil, and increase soil fertility. This research aims to analyze the productivity of the earthworm Pheretima sp. by adding shell flour (green mussels, scallops and snails) to their living media (feed) and the quality of the vermicompost produced through chemical tests and planting tests on water spinach plants. The cow feces used are aerated and dried in the sun for 5-7 days to reduce water content and ammonia levels. Green mussel shells, simping clam shells and snail shells are washed clean, dried in the sun, then floured to a maximum of 60 mesh. The test container is a plastic box totaling 36 units which have been perforated and cleaned. All plastic boxes were filled with a combination of media, namely cow feces and green mussel shell flour, cow feces and simping clam shells, as well as 2 kg of cow feces and snail shells according to the treatment. Earthworms (Pheretima sp.) were stocked in plastic boxes containing a combination of 50 g of media. The worms used were adult worms aged 2-3 months, which had been weighed using a digital scale with an average individual weight ranging from 0,8-1,0 g. The condition of the earthworms after they are stocked is observed with the aim of ensuring the suitability of the worms for the media. Earthworms will enter the media if the media is suitable (media pH 5-7,2) for growth and reproduction. Media humidity was maintained during the research (42 days) by spraying water according to needs. The vermicompost harvesting process was carried out at the end of the research period. The planting test on water spinach begins with selecting water spinach seeds by soaking them and then separating them from the floating seeds. Plant kale using polybags measuring 30 cm × 30 cm. Treatments consisted of 100% soil (KT0), soil mixture with NPK 16-16-16 fertilizer (KN0), soil mixture with control treatment vermicompost (KV0), and soil mixture with vermicompost from the 9 treatments. The composition of the soil mixture with vermicompost is 25% soil and 75% vermicompost. There were 12 treatments with 3 replications each. Plant watering is carried out in the morning (08.00 WIB) and in the afternoon (16.00 WIB). Water spinach harvest was carried out on the 28th day of observation. The combination of 10% green mussel shell flour and 90% cow dung media can increase the productivity of Pheretima sp. which includes increase in worm body weight, increase in worm population, increase in individual worm length, cocoon production, and media shrinkage. The combination of 30% green mussel shell flour and 70% cow dung media can improve the quality of vermicompost which meets SNI 7763:2018 and the response of water spinach plants to vermicompost includes the best number of leaves, leaf width, leaf length and stem height.
Collections
- MT - Animal Science [1226]