Evaluasi Efektivitas Pemberian Kalsium dengan Metode Split-feeding terhadap Produktivitas Puyuh Petelur.
Abstract
Indonesia merupakan negara tropis dengan iklim panas dan lembab yang berubah-ubah sepanjang hari. Suhu lingkungan yang tinggi dapat menyebabkan stres panas pada puyuh, yang dapat mengurangi asupan pakan, termasuk kalsium. Kekurangan kalsium dapat mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas telur, seperti cangkang yang lebih tipis atau bahkan penurunan produksi telur. Telur puyuh merupakan sumber protein hewani yang masih sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia sampai saat ini, dilihat dari peningkatan usaha peternakan puyuh petelur dan jumlah masyarakat yang mengonsumsi telur puyuh semakin banyak. Hal ini menyebabkan tantangan peternak untuk terus berinovasi agar efisiensi dan produktivitas terus meningkat. Usaha unggas petelur menghadapi berbagai kendala yang dapat memengaruhi produktivitas dan keberhasilan, salah satunya adalah pakan yang tidak seimbang. Kalsium pada unggas petelur mengalami peningkatan pada masa produksi. Oleh karena itu, suplementasi kalsium yang tepat sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan nutrisi dan performa produksi telur puyuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemberian ukuran partikel batu kapur limestone yang berbeda dalam ransum, yang terdiri atas ukuran partikel halus (0,025 mm) dan ukuran partikel kasar (1 mm) dengan sistem split-feeding, yaitu pagi (pukul 08.00) dan sore hari (pukul 15.00) terhadap produktivitas puyuh petelur.
Penelitian ini menggunakan 160 ekor puyuh yang berumur 18 minggu dan dipelihara hingga umur 23 minggu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan yang terdiri atas 10 ekor puyuh pada setiap ulangannya. Perlakuan yang diberikan adalah: P0= pakan yang mengandung limestone halus (LH) dan kasar (LK) dengan rasio (25:25): (25:25) yang diberikan pada pagi hari (P) dan sore hari (S), P1= pakan yang mengandung 75LH-(P): 25LK-(S), P2= pakan yang mengandung 50LH-(P): 50LK-(S), dan P3= pakan yang mengandung 25LH-(P): 75LK-(S). Data dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut dengan uji Duncan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, perlakuan pemberian limestone berbeda dengan sistem split-feeding secara signifikan (p<0,01) dan (p<0,05) meningkatkan kandungan Ca dan P tulang paha, menurunkan konversi pakan dan meningkatkan nilai indeks telur puyuh. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa, pemberian kalsium dengan perbandingan 25%-LH (pagi) dan 75%-LK (sore) menghasilkan efisiensi penggunaan ransum dan deposit mineral Ca dan P tulang paha tertinggi pada puyuh petelur (Coturnix coturnix japonica).