Respon Imun Udang Vaname Yang Dipelihara Dengan Kepadatan Berbeda Pada Sistem Bioflok
Abstract
Upaya peningkatan produksi dapat dilakukan dengan sistem budidaya secara intensif dengan peningkatan padat tebar yang optimal menggunakan sistem bioflok. Teknologi bioflok mengkonversi nitrogen dari sisa metabolisme organisme dan limbah pakan menjadi biomassa mikroba heterotrof dengan menambahkan karbon organik sehingga menghasilkan senyawa ekstraseluler yang dapat meningkatkan respons imun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respons imun udang vaname L. vannamei yang dipelihara dengan padat tebar berbeda pada sistem bioflok. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas delapan perlakuan dengan masing-masing tiga kali ulangan. Udang vaname dengan bobot rata-rata sebesar 0,48±0,04 g ditebar pada toples (volume air 2,5 L) dengan kepadatan 4, 8, 12 dan 16 ekor L-1. Udang vaname dipelihara selama tujuh
hari pada sistem bioflok dan tanpa bioflok sebagai kontrol. Udang vaname diberi pakan komersial dengan kandungan protein 40%. Frekuensi pemberian pakan dilakukan 4 kali sehari pada pukul 08.00, 12.00, 16.00 dan 20.00 WIB menggunakan tingkat pemberian pakan 10% secara restricted. Parameter yang diukur yaitu total haemocyte count (THC), aktivitas fagositik, respiratory burst (RB), aktivitas fenoloksidase kelimpahan bakteri di air dan tubuh udang, dan kelangsungan hidup. Penerapan sistem bioflok dapat meningkatkan respons imun udang vaname, menurunkan kelimpahan presumtive vibrio count di air pemeliharaan dan tubuh udang, serta meningkatkan tingkat kelangsungan hidup udang vaname hingga padat tebar tertinggi (16 ekor L-1). Efforts to increase production can be done by intensive cultivation by determining the optimal stocking density using the biofloc system. Biofloc technology converts nitrogen from the metabolic waste of organisms and feed waste into heterotrophic microbial biomass by adding organic carbon to produce extracellular compounds that can increase the immune response. This study aims to analyze the immune response of whiteleg shrimp L. vannamei maintained with different stocking densities in the biofloc system. This research used a completely
randomized design (CRD) consisting of eight treatments with three replications each. White vaname shrimp with an average weight of 0,48 ± 0,04 g were stocked in jars (water volume 2,5 L) at a density of 4, 8, 12 and 16 L-1. White vaname shrimp were reared for seven days in a biofloc system and without biofloc as a control. Vaname shrimp are given commercial feed with a protein content of 40%. The frequency of feeding is carried out 4 times a day at 08.00, 12.00, 16.00 and 20.00 WIB using a restricted feeding rate (FR) of 10%. The parameters measured were total haemocyte count (THC), phagocytic activity, respiratory burst (RB), phenoloxydase activity, abundance of bacteria in the water and shrimp body, and survival. The application of the biofloc system can increase the immune response of vaname shrimp, reduce the presumptive abundance of vibrio count in the rearing water and shrimp bodies, and increase the survival rate of vaname shrimp to the highest stocking density (16 L-1).
Collections
- UT - Aquaculture [2081]