Identifikasi Bakteri Toleran Logam Pb dan Profil Komunitas Bakteri di Sekitar Danau Kaolin, Belitung, Indonesia
Date
2024Author
Rakhman, Ira Meylan Nafarah
Astuti, Rika Indri
Rusmana, Iman
Metadata
Show full item recordAbstract
Danau Kaolin merupakan bagian dari Kabupaten Belitung yang kaya akan
sumber daya mineral. Kegiatan penambangan timah yang dilakukan secara terus
menerus dapat menurunkan kualitas air dan tanah serta keragaman mikroba yang
ada di lingkungan. Lahan bekas tambang menunjukkan kelimpahan bakteri yang
rendah dengan total koloni bakteri yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan area
yang tidak tercemar. Kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembaban dapat
mempengaruhi kelimpahan bakteri di area bekas tambang. Penelitian ini bertujuan
mengidentifikasi keragaman mikoba di Danau Kaolin dan mengeksplorasi potensi
mikroba sebagai agen bioremediasi terhadap cekaman Pb pada lingkungan.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air dan tanah di
sekitar Danau Kaolin. Lokasi pengambilan sampel berada di lima titik lokasi
dengan dua titik lokasi aktif (AS) dan tiga titik lokasi yang tidak aktif (NAS)
penambangan timah. Setelah mendapatkan sampel lingkungan tersebut, dilakukan
pengukuran kandungan logam berat menggunakan AAS. Bakteri diisolasi dengan
media NA untuk mendapatkan isolat yang diuji dengan metode cekaman Pb.
Pengujian cekaman Pb menggunakan media NB + Pb (NO3)2 dan diukur
kekeruhannya dengan spektrofotometer. Setelah mendapatkan bakteri isolat yang
dapat tumbuh dengan baik di kondisi Pb hingga konsentrasi 100 ppm, kemudian
isolat diidentifikasi berdasarkan gen 16S rRNA. Sampel tanah dianalisis
menggunakan shotgun sequencing metagenomic untuk mengetahui keragaman
mikroba yang ada di tanah bekas tambang Danau Kaolin.
Hasil uji kandungan logam berat pada sampel tanah dan air menunjukkan
nilai konsentrasi logam berat yang tinggi. Konsentrasi logam berat pada sampel
tanah lebih besar dibandingkan dari sampel air. Kandungan logam berat terbesar
pada Pb, Al, Cu, dan Fe ditemukan pada lokasi tanah yang aktif sedangkan Sn, Zn,
dan SiO2 ditemukan pada lokasi tanah yang tidak aktif. Kandungan logam berat
yang tinggi pada sampel tanah diakibatkan karena kemampuan permukaan tanah
dapat mengendapkan logam berat. Konsentrasi nilai Pb dalam tanah berkisar antara
0,10 – 2,05 mg/kg dan standar minimum Pb dalam tanah adalah 400 ppm. Hasil
isolasi bakteri dari sampel tanah dan air dilanjutkan dengan mengidentifikasi secara
makroskopis dan mikroskopis. Bakteri hasil isolasi memperoleh 14 bakteri dengan
bentuk basil dan Gram positif yang paling dominan. Kelimpahan bakteri yang
dihasilkan berkisar 103 – 104 CFU/g dan 103 – 105 CFU/ml. Empat belas bakteri
yang dihasilkan dari isolasi tersebut dilakukan uji toleransi cekaman Pb. Pengujian
cekaman Pb menghasilkan empat isolat bakteri yang dapat tumbuh meningkat
hingga konsentrasi 100 ppm. Sepuluh bakteri lainnya dapat hidup dengan baik di
kondisi Pb dengan konsentrasi berkisar antara 0 – 40 ppm. Setelah mendapat
konsentrasi Pb di atas 40 ppm, beberapa isolat bakteri tidak dapat tumbuh dengan
baik sehingga dapat menurunkan nilai absorbansinya. Kontrol yang digunakan pada
uji ini yaitu Escherichia coli DH5a. Bakteri E. coli DH5a tersebut dijadikan sebagai
kontrol negatif dan menunjukkan penurunan nilai absorbansi dari 0 ppm hingga 100
ppm. Keempat isolat potensial ini memiliki kode RDK1, RDK4, RDK8, dan RDK
11. Keempat isolat tersebut dilakukan identifikasi molekuler gen 16S rRNA untuk
mengetahui nama spesies atau genus dari isolat tersebut. Isolat RDK1, RDK4,
RDK8, dan RDK 11 teridentifikasi sebagai bakteri Bacillus cereus, Bacillus
altitudinis, Burkholderia cenocepacia, dan Raineyella sp. Keempat isolat
teridentifikasi berasal dari sampel tanah, maka dari itu, pengujian shotgun
sequencing dilakukan pada sampel tanah untuk megetahui kesuluruhan komunitas
bakteri di area tanah Danau Kaolin. Hasil pada pengujian analisis shotgun
didominasi oleh komunitas bakteri. Filum bakteri yang didapatkan adalah
Actinobacteria (51%), Acidobacteria (34%), Proteobacteria (12,7%), dan
Firmicutes (3,9%). Spesies bakteri yang paling banyak ditemukan adalah
Granulicella sp. dan Leifsonia shinshuensis., dimana kedua bakteri tersebut masuk
ke dalam filum Acidobacteria dan Actinobacteria. Sementara itu, hasil sekuensing
dari 16S rRNA yakni bakteri Bacillus cereus dan Bacillus altitudinis teridentifikasi
dalam filum Firmicutes dengan genus Bacillus dan famili Bacilaceae sebanyak 3%.
Bakteri Burkholderia cenocepacia teridentifikasi dalam famili Burkholderiaceae
sebanyak 8%. Empat isolat bakteri potensial yaitu B. cereus, B. altitudinis, B.
cenocepacia, dan Raineyella sp. dapat bertahan pada cekaman Pb hingga 100 ppm.
Analisis metagenomik menunjukkan komunitas bakteri didominasi oleh empat
filum yaitu Actinobacteria, Acidobacteria, Proteobacteria, dan Firmicutes. Spesies
bakteri didominasi oleh Granulicella sp. dan L. shinshuensis.