Strategi Pengelolaan Sampah Plastik di Pesisir Teluk Mallasoro Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan
Date
2024Author
Kneefel, Axel Bimo
Yuwono, Arief Sabdo
Nurjaya, I Wayan
Metadata
Show full item recordAbstract
Sampah plastik di pesisir sekarang menjadi masalah yang sangat dibicarakan
diseluruh dunia. Meningkatnya sampah plastik di pesisir disebabkan oleh
berkembangnya aktivitas manusia di darat dan di pesisir pantai, termasuk
pembuangan limbah antropogenik yang memberikan dampak paling besar terhadap
ekosistem pesisir dan perairan. Sampah plastik dapat berdampak negatif pada
ekosistem pantai dan biota laut.
Permasalahan pembuangan sampah di pesisir dan laut muncul dari
ketidakseimbangan dalam produksi dan pengelolaan sampahnya. Karena
permasalahan tersebut, jumlah sampah terus meningkat akibat dari pertumbuhan
penduduk. Permasalahan sampah plastik khususnya di wilayah pesisir belum diatur
secara komprehensif. Keterbatasan sarana dan prasarana persampahan belum
mampu menampung timbulan sampah di seluruh wilayah pesisir dan kurangnya
pemahaman masyarakat pesisir terkait pengelolaan sehingga penanganan sampah
pada wilayah-wilayah yang tidak dapat dijangkau oleh sarana dan prasarana
dikelola secara konvensional yaitu dengan dibakar, ditimbun atau dibuang secara
sembarangan. Walaupun permasalahan sampah plastik telah menjadi masalah yang
sering ditemukan di wilayah pesisir, namun implementasi pengelolaan sampah
plastik yang dilakukan oleh pihak pemerintah sangat minim dan sering terbaikan.
Penelitian ini terdapat beberapa tujuan, yaitu: (1) Mengukur jumlah, berat dan
jenis sampah plastik berukuran makro di pesisir, (2) Menganalisis sumber sampah
plastik di pesisir, (3) Menganalisis kebijakan pengelolaan sampah plastik di pesisir
dan (4) Menyusun strategi pengelolaan sampah plastik berukuran makro di pesisir
untuk mengurangi timbulan sampah plastik di pesisir.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2024 di pesisir Teluk
Mallasoro Kabupaten Jeneponto dan penelitian ini terdapat empat (4) stasiun
pengambilan sampah pesisir dan empat puluh (40) rumah tangga masyarakat pesisir
dijadikan titik pengambilan sampah rumah tangga. Analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis kategori sampah menurut KLHK 2017 dengan bantuan
software SPSS versi 26 dan analisis deskriptif. Tujuan kedua menggunakan analisis
deskriptif dengan mengacu kepada SNI 19-3964-1994 untuk sampling rumah
tangga, sampah di pesisir menggunakan metode Lippiat et al 2013 dan
menggunakan bantuan software Arcgis 10.8 serta Matrix Laboratory versi 2024a.
Tujuan ketiga menggunakan analisis content kebijakan dan tujuan keempat
menggunakan Gap analysis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stasiun 1 mendapatkan nilai tertinggi
dengan daerah pesisir yang padat penduduk dan terdapat banyak aktivitas budidaya
rumput laut. Rata-rata kelimpahan sampah plastik yang ditemukan di stasiun 1
mencapai 0,99 item/m2 dengan berat mencapai 14,77 g/m2, diikuti stasiun 2 dengan
nilai 0,74 item/m2 dengan berat mencapai 6,56 g/m2 dan selanjutnya stasiun 3
mencapai 0,73 item/m2 dengan berat sampah plastik mencapai 4,52 g/m2, sampah
dengan kelimpahan terendah terdapat pada stasium 4 dengan nilai 0,41 item/m2 dan
berat 4,33 g/m2, lokasinya yang tidak padat penduduk dan kurang adanya aktivitas
antropogenik menjadikan stasiun 4 dengan nilai terendah. Botol plastik berukuran
1,5 liter merupakan jenis sampah dengan jumlah (item) terbanyak dari keseluruhan
sampah yang ditemukan. Timbulan sampah rumah tangga yang diperoleh pada
penelitian ini seberat 27,58 kg dan rentang berat sampah plastik yang dihasilkan
per-hari mencapai 2,65-4,76 kg/hari dengan timbulan per jiwa mencapai 0,192
kg/jiwa.
Penelitian ini juga menemukan bahwa sumber utama penghasil sampah
plastik di pesisir Teluk Mallasoro berasal dari aktivitas buangan sampah rumah
tangga dan hasil buangan dari aktivitas budidaya rumput laut. Faktor oseanografi
juga merupakan faktor lain yang mendukung terakumulasinya sampah plastik di
pesisir Teluk Mallasoro, arah dan kecepatan arus, pasang surut serta kemiringan
pantai menjadi salah satu faktor yang mendukung terakumulasinya sampah. Hasil
pada penelitian ini menemukan arah arus yang mengarah masuk kedalam perairan
pesisir, pasang surut yang terjadi dua kali dalam sehari serta kemiringan pantai yang
landai sangat mendukung sampah terakumulasi di pesisir Teluk Mallasoro.
Kebijakan pengelolaan sampah di Kabupaten Jeneponto begitu beragam baik
dari pusat hingga daerah diberlakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap
permasalahan sampah di Kabupaten Jeneponto. Peraturan Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan No 6 Tahun 2022 dan Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto No
5 Tahun, belum bisa mengatasi permasalahan sampah plastik di pesisir. Kondisi
masih menumpuknya sampah plastik di pesisir, masyarakat kurang di edukasi
tentang pengelolaan sampah, terbatasnya sarana dan prasarana dapat dikatakan
bahwa implementasi peraturan-peraturan tersebut belum berjalan dengan efektif
dan menjadi sebuah solusi. Daerah Kabupaten Jeneponto membutuhkan rancangan
Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati yang lebih spesifik menangani sampah di
pesisir serta membentuk satuan polisi pengawas kebersihan pesisir sehingga
kawasan pesisir lebih di perhatikan dan permasalahan sampah bisa teratasi. Susunan
strategi pengelolaan sampah plastik yang dibutuhkan di pesisir Teluk Mallasoro :
(1) Penggunaan pipa pelampung sebagai alat budidaya rumput laut, (2) Penyuluhan
dan pelatihan 3R, (3) Kampanye dan demo pemilahan sampah plastik (4)
Pengadaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah plastik : TPS3R, armada
pengangkut sampah, Tempat Pengolah Sampah Terpadu (TPST) dan bank sampah,
(5) Pembuatan Perda atau Perbup tentang pengelolaan sampah plastik di pesisir.