Deteksi Keberadaan Virus Lumpy Skin Disease Pada Sapi Yang Dilalulintaskan Di Pelabuhan Merak Serta Upaya Pengendaliannya.
Abstract
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BBKHIT) Banten. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan virus LSD melalui pemeriksaan klinis dan laboratorium, memperkirakan dampak penyebarannya, mengetahui faktor-faktor keberadaan LSD pada sapi yang dilalulintaskan melalui Pelabuhan Merak, serta upaya pengendalian yang dapat dilakukan. Sebanyak 152 sampel usap mulut dan hidung dikumpulkan dan dianalisis dengan menggunakan uji quantitative real-time PCR (qPCR). Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada gejala klinis yang teramati pada sapi-sapi tersebut, namun 2 sampel positif mengandung LSD dengan pengujian qPCR. Sampel positif ini berasal dari sapi yang ditransportasikan dari Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Lampung Tengah, dengan nilai ambang batas siklus (Ct) masing-masing 27,11 dan 28,88. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian LSD, sebagaimana ditentukan oleh analisis Chi-Square, meliputi asal peternakan dan tindakan biosekuriti, pengetahuan petugas peternakan tentang LSD, status vaksinasi, dan praktik desinfeksi. Dampak penyebaran virus LSD diestimasi dengan mengkategorikannya ke dalam sapi indukan dan sapi potong, yang menunjukkan adanya potensi dampak yang lebih besar pada sapi indukan karena masa hidupnya yang lebih panjang dan waktu paparan virus yang lebih lama. Tindakan pengendalian yang dapat dilakukan antara lain perbaikan manajemen peternakan khususnya peternakan tradisional, penggunaan pakan yang baik dan bergizi, peningkatan kesadaran dan pengetauan masyarakat tentang LSD, vaksinasi LSD. Persyaratan wajib vaksinasi ternak sebelum dilalulintaskan, Penambahan fasilitas dan bahan laboratorium pengujian LSD untuk deteksi dini. Pengendalian lain yaitu dengan mempersyaratkan uji laboratorium yang menyatakan hewan negatif LSD, monitoring pengujian sampel pada sapi yang dilalulintaskan, disinfeksi, pengendalian vektor, serta koordinasi dan evaluasi pengendalian LSD. The study aimed to detect the presence of LSDV through clinical and laboratory examinations, estimate the impact of its spread, determine the factors of LSD presence in cattle transshipped through Merak Port, and control measures that can be taken. This research was conducted in the Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BBKHIT) Banten. A total of 152 oral and nasal swab samples were collected and analyzed using quantitative real-time PCR (qPCR) tests. The results showed that no clinical symptoms were observed in the cattle, but 2 samples were positive for LSD using qPCR. These positive samples originated from cattle transshipped from Sumbawa Regency and Central Lampung Regency, with cycle threshold (Ct) values of 27.71 and 28.88, respectively. The factors of LSD incidence, as determined by Chi-Square analysis of questionnaire results, included farm origin and biosecurity measures, knowledge of livestock handlers about LSD, vaccination status, and disinfection practices. The impact of LSDV spread was estimated by categorizing into breeding and beef cattle, suggesting a potentially greater impact on breeding cattle due to their longer lifespans and increased virus exposure time. Control measures that can be taken include improving livestock management, especially traditional farming, using good and nutritious feed, increasing public awareness and knowledge of LSD, LSD vaccination. Vaccination of livestock prior to movement is mandatory, as are laboratory facilities and materials for early detection of LSD. Other controls include requiring laboratory testing to declare animals negative for LSD, monitoring sample testing of cattle being transhipped, disinfection, vector control, and coordination and evaluation of LSD control.
Collections
- MT - Veterinary Science [913]