dc.description.abstract | Tingkat kebuntingan Transfer Embrio (TE) di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan dengan tingkat keberhasilan yang relatif rendah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kebuntingan pada sapi perah Friesian Holstein (FH) sebagai resipien dalam program transfer embrio di BET Cipelang. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis data sekunder yang diperoleh dari BET Cipelang. Data yang dianalisis menggunakan pencatatan 206 sapi FH yang menjadi resipien di BET Cipelang. Data tersebut meliputi informasi tentang kualitas embrio (good dan fair), metode transfer (Segar dan direct), umur resipien (3-12 tahun), metode sinkronisasi berahi (Birahi alam, PGF2a satu kali injeksi dan Progesteron + PGF2a), dan bangsa embrio (FH, Simmental dan Limousin) dari tahun 2017 sampai 2023. Data dianalisis dengan regresi logistik secara parsial dan di interpretasi dengan melihat odds-ratio (OR) untuk mengevaluasi pengaruh dari masing-masing faktor terhadap keberhasilan kebuntingan. Proses ini memungkinkan identifikasi faktor-faktor yang memiliki kontribusi signifikan terhadap keberhasilan kebuntingan pada resipien TE. Penelitian ini menunjukkan bahwa persentase keberhasilan kebuntingan pada reseipien sapi FH dengan kualitas embrio good lebih tinggi daripada kualitas fair, metode transfer segar lebih tinggi daripada metode direct, dan metode sinkronisasi PGF2a 1x injeksi dan progesteron + PGF2a lebih tinggi dibandingkan birahi alami. Umur resipien dan bangsa embrio donor memiliki persentase keberhasilan kebuntingan yang tidak signifikan | |