Audit Energi Pada Pengolahan Teh Hitam di PT Perkebunan Nasional VIII Pabrik Teh Malabar
Abstract
Teh merupakah salah satu sumber devisa bagi negara dari sektor perkebunan. Pabrik teh merupakan unit produksi yang mengolah daun teh menjadi berbagai varian produk teh yang berkualitas sebagai salah satu komoditi ekspor Indonesia. Pengolahan teh memerlukan energi yang signifikan berpengaruh terhadap biaya produksi. Konservasi energi merupakan salah satu cara untuk mengurangi penggunaan energi sekaligus menekan biaya produksi sehingga meningkatkan daya saing produk. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan audit energi pada proses pengolahan teh hitam di PT Perkebunan Nasional VIII Pabrik Teh Malabar. Metode audit energi yang dilakukan terdiri dari dua tahap yaitu audit energi awal dan dilanjutkan dengan audit energi terinci. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis proses karena dapat memberikan gambaran penggunaan energi langsung dalam setiap tahapan untuk menghasilkan produk akhir. Hasil audit menunjukkan bahwa total konsumsi energi pada proses pengolahan teh di PT Perkebunan Nasional VIII Pabrik Teh Malabar adalah 3,80527 MJ/kg daun teh yang diolah, atau 17,54789 MJ/kg produk teh kering. Sumber energi yang digunakan adalah tenaga manusia (0,36%), energi listrik (11,90%), bahan bakar minyak berupa solar (1,22%), dan bahan bakar padat berupa pelet (86,51%). Secara keseluruhan, tahapan pengolahan dengan konsumsi energi terbesar adalah pengeringan, yaitu 2,78710 MJ/kg teh basah. Sedangkan tahapan dengan konsumsi energi terkecil adalah pengangkutan dan penimbangan, yaitu 0,04813 MJ/kg teh basah. Berdasarkan hasil audit, efisiensi penggunaan energi pada mesin pengering adalah 63% dan pada mesin pelayuan sebesar 17%. Upaya penghematan dapat dilakukan dengan memperhitungkan konsumsi pelet sebagai bahan bakar, meningkatkan pemahan pekerja dalam pengoperasian mesin, segera mematikan mesin apabila sudah tidak digunakan, serta melakukan pemeliharaan dan perawatan mesin.
Kata kunci: audit energi, efisiensi, teh hitam, pengolahan teh, konservasi energi Tea represents a significant source of foreign exchange revenue for Indonesia's plantation sector. Tea factories serve as production units that process tea leaves into various high-quality tea products, positioning themselves as key contributors to Indonesia's export commodities. However, tea processing requires substantial energy consumption, which significantly impacts to the production costs. In this context, energy conservation emerges as a crucial strategy to reduce energy usages and production expenses while enhancing product competitiveness. This study aims to conduct an energy audit on black tea processing at PT Perkebunan Nasional VIII Malabar Tea Factory. The energy audit methodology consists of two stages, they were initial energy audit and followed by a detailed energy audit. The process analysis has been used to provide a comprehensive overview of direct energy consumption at each stage of production. The audit results shows that the total energy consumption in black tea processing at PT Perkebunan Nasional VIII Malabar Tea Factory is 3,80527 MJ per kilogram of processed tea leaves, or 17,54789 MJ per kilogram product. The energy sources are human labor (0,36%), electrical power (11,90%), diesel fuel (1,22%), and wood pellets (86,51%). The drying stage emerged as the most energy-intensive phase, consuming 2,78710 MJ per kilogram of wet tea, while transportation and weighing operations was the lowest energy consumer (0,04813 MJ per kilogram of wet tea). This audit determined that the energy efficiency of the dryer was 63%, and withering machines only 17%. Based on these findings, several energy conservation are recommended, such as optimizing pellet fuel consumption, enhancing worker training in machine operation, implementing strict shutdown procedures for idle machinery, and maintaining regular equipment maintenance schedules.
Keywords: energy audit, efficiency, black tea, tea processing, energy conservation