Peran Kelembagaan dan Kondisi Struktur Agraria pada Petani Anggota AMANAT (Kasus pada Blok Pasir Hulukebo di Desa Curug Bitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor)
Abstract
Dinamika perjuangan yang panjang telah dilalui oleh gerakan petani AMANAT dan perjuangan hak atas tanah di lokasi eks HGU terlantar di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran kelembagaan dan kondisi struktur agraria gerakan petani AMANAT pada Blok Pasir Hulukebo dalam tahap perjuangan memperoleh tanah dan tahap pelaksanaan reforma agraria yang mencakup penataan pola pemanfaatan tanah dan pola tenurial. Penelitian ini menggunakan metode sensus dengan kuesioner kepada 21 rumah tangga responden. Selain itu, metode observasi terlibat, wawancara mendalam, dan dokumentasi juga dilakukan untuk data kualitatif . Informan dalam penelitian ini mencakup pengurus dan anggota gerakan petani AMANAT pada Blok Pasir Hulukebo di Desa Curug Bitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peran kelembagaan terkait pola pemanfaatan tanah dan pola tenurial pada kedua tahap perjuangan. Selanjutnya, terdapat hubungan antara sistem pengelolaan sumber daya alam dengan kondisi struktur agraria dan terdapat hubungan antara karakteristik responden dengan kondisi struktur agraria. The AMANAT farmers' movement and the struggle for land rights at the abandoned former HGU location in Nanggung District, Bogor Regency have passed the dynamics of a long struggle. This research aims to examine the institutional role and conditions of the agrarian structure of the AMANAT farmer movement in the Pasir Hulukebo Block in the struggle to obtain land and the implementation stage of agrarian reform including structuring land use and tenure patterns. This research uses the census method with a questionnaire to 21 respondent households. Besides that, Involved observation methods, in-depth interviews, and documentation were also used for qualitative data. This research's informants included administrators and AMANAT farmer movement members in the Hulukebo Pasir Block in Curug Bitung Village, Nanggung District, Bogor Regency. The results of this research show that there are differences in institutional roles regarding land use patterns and tenure patterns at both stages of the struggle. Furthermore, there is a relationship between the natural resource management system and the condition of the agrarian structure and there is a relationship between the characteristics of respondents and the condition of the agrarian structure.