Validasi Marka Fenotipik Pigmentasi Antosianin menggunakan Marka Molekuler untuk Sifat Kemanisan pada beberapa Genotipe Jagung IPB
Date
2024Author
Ikhwan, Fadli Khoirul
Ardie, Sintho Wahyuning
Suwarno, Willy Bayuardi
Metadata
Show full item recordAbstract
Jagung manis merupakan tanaman yang penting dalam perekonomian dan
digunakan secara luas di dunia. Sifat kemanisan jagung dikendalikan oleh gen-gen
resesif yang menghambat biosintesis pati, salah satunya adalah gen sh2 yang terpaut
secara fisik dengan a1 yang menyandikan salah satu enzim kunci dalam biosintesis
antosianin. Oleh karena itu, pigmentasi antosianin memungkinkan untuk dijadikan
penanda alel sh2. Penelitian ini bertujuan memvalidasi marka fenotipik pigmentasi
antosianin menggunakan marka molekuler terhadap sifat kemanisan pada jagung
IPB dan menyeleksi karakter yang efisien untuk dijadikan penanda fenotipik dalam
kegiatan seleksi jagung manis. Jagung manis kuning tidak menunjukkan pigmentasi
antosianin, sedangkan jagung pipil setidaknya muncul pada salah satu karakter.
Jagung manis kuning menghasilkan pola amplikon alel resesif sh2/a1, sedangkan
jagung pipil menghasilkan pola amplikon alel dominan Sh2/A1. Pigmentasi
antosianin menunjukkan kontrol monogenik dan dapat dijadikan penanda dalam
menyeleksi genotipe jagung yang membawa alel resesif sh2. Pewarnaan antosianin
pada daun pertama merupakan karakter yang ideal untuk dijadikan penanda
fenotipik dalam menyeleksi genotipe jagung manis kuning yang membawa alel
resesif sh2 karena konsistensinya dan dapat diamati di stadia pertumbuhan awal. Sweet corn is an economically important crop and is widely used throughout
the world. Sweetness in corn is controlled by recessive genes that inhibit starch
biosynthesis, one of which is the sh2 gene which is physically linked to a1 that
encodes one of the key enzymes in anthocyanin biosynthesis. Thus, anthocyanin
pigmentation can be used as a marker for the sh2 allele. This research aimed to
validate phenotypic markers of anthocyanin pigmentation using molecular markers
for sweetness traits in IPB corn and select efficient characters for sweet corn
selection. Yellow sweet corn did not show anthocyanin pigmentation, while field
corn showed anthocyanin pigmentation in at least one of the observed characters.
Yellow sweet corn produces a sh2/a1 recessive allele amplicon pattern, while field
corn produces a Sh2/A1 dominant allele pattern. Our results showed monogenic
control of anthocyanin pigmentation and it can be used as a marker for selecting
corn genotypes carrying the sh2 recessive allele. Due to its consistency and early
observable, we proposed anthocyanin pigmentation on the first leaf as an ideal
character to be used as a phenotypic marker for selecting yellow sweet corn
genotypes carrying the recessive sh2 allele.