dc.description.abstract | Perusahaan memerlukan inovasi untuk peningkatan keunggulan daya
saingnya di pasar. Inovasi tersebut dapat diperoleh melalui adopsi inovasi dari
universitas dalam kerangka kerja sama universitas dan industri. Namun demikian,
pemanfaatan hasil riset universitas oleh industri di Indonesia, berdasarkan data
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi pada periode 2015-2018,
rata-rata hanya 38 inovasi per tahun. Hal ini tergolong rendah, jika dibandingkan
dengan jumlah perguruan tinggi di Indonesia pada tahun 2018 yang berpotensi
menghasilkan inovasi yaitu sebanyak 4586 perguruan tinggi. Rendahnya
pemanfaatan hasil riset universitas oleh industri juga ditemui di beberapa negara
lainnya seperti Thailand, Malaysia, Sri Lanka, dan Rusia. Untuk meningkatkan
adopsi inovasi dari universitas oleh industri diperlukan pemahaman tentang
preferensi perilaku pembuat keputusan perusahaan dalam mengadopsi inovasi.
Penelitian ini terdiri dari empat tujuan. Pertama adalah untuk menganalisis
hubungan preferensi perilaku pembuat keputusan perusahaan makanan dan
minuman di Indonesia dengan persepsi kegunaan, persepsi kemudahan
penggunaan, visi perusahaan dan sumberdaya perusahaan dalam
mempertimbangkan adopsi inovasi dari universitas. Kedua adalah untuk
menganalisis hubungan preferensi perilaku pembuat keputusan perusahaan
makanan dan minuman di Indonesia dengan kemauan adopsi inovasi dari
universitas, dipengaruhi status perusahaan, kepemilikan perusahaan, ukuran
perusahaan, dan pengalaman kerja sama perusahaan dengan universitas. Ketiga
adalah untuk membangun model empiris preferensi perilaku pembuat keputusan
perusahaan makanan dan minuman di Indonesia terhadap kemauan adopsi inovasi
dari universitas. Terakhir adalah untuk mengetahui prioritas pembuat keputusan
perusahaan makanan dan minuman di Indonesia dalam mengadopsi inovasi dari
universitas sebagai masukan bagi para pemangku kepentingan menyusun strategi
peningkatan adopsi inovasi dari universitas oleh industri.
Penelitian ini menyebar kuesioner dalam periode Oktober–Desember 2019
kepada 365 responden yang merupakan pengambil keputusan dari perusahaan
makanan dan minuman di Jakarta dan sekitarnya dengan menggunakan teknik
sampling bertujuan (purposive sampling). Analisis kuantitatif data Structural
Equation Modelling (SEM) dilakukan dengan piranti lunak LISREL kemudian
diikuti oleh metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil-hasil penelitian
ini adalah pertama, dari analisis SEM diketahui bahwa beberapa variabel
anteseden memiliki hubungan yang signifikan dengan preferensi perilaku
pengambil keputusan yaitu: persepsi kemudahan penggunaan dan sumberdaya
perusahaan. Kemudian ternyata preferensi perilaku pengambil keputusan
memengaruhi signifikan kemauan adopsi inovasi dari universitas. Kedua dari
analisis AHP diketahui bahwa inovasi yang mudah dipelajari dan sumberdaya
manusia perusahaan merupakan indikator prioritas pembuat keputusan perusahaan makanan dan minuman dalam pertimbangan adopsi inovasi dari universitas.
Ketiga, model empiris yang dibangun dalam penelitian ini berhasil memenuhi
seluruh kriteria uji kebaikan model yang digunakan yaitu RMSEA (Root Mean
Square Error of Approximation), NFI (Normed Fit Index), CFI (Comparative Fit
Index), GFI (Goodness of Fit Index), AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index), dan
SRMR (Standardized Root Mean Square Residual) untuk dapat disimpulkan
bahwa model teoritis penelitian sesuai dengan kondisi di lapangan berdasarkan
data yang ada. Terakhir, dari analisis SEM diketahui bahwa status perusahaan
serta pengalaman kerja sama perusahaan dengan universitas adalah variabelvariabel
moderasi yang memengaruhi hubungan antara preferensi perilaku
pembuat keputusan dan kemauan untuk mengadopsi inovasi dari universitas.
Beberapa implikasi manajerial penelitian ini terhadap pembuat keputusan,
universitas dan pemerintah adalah pertama, pembuat keputusan di perusahaan
makanan dan minuman diharapkan semakin terbuka dalam berkomunikasi dengan
universitas dalam proses adopsi inovasi. Kedua, skema kerja sama universitas dan
industri prosesnya perlu dikerjakan bersama sejak awal. Ketiga, perusahaan
makanan dan minuman bersama universitas merancang strategi untuk
memanfaatkan berbagai insentif pemerintah terkait adopsi inovasi dari universitas.
Keempat, universitas perlu lebih aktif berkomunikasi dengan industri dalam
menawarkan inovasi yang dihasilkan dengan memperhatikan temuan penelitian
ini. Kelima, universitas lebih selektif dalam pengelolaan hak kekayaan intelektual
terkait pemanfaatan hasil-hasil penelitian universitas yang berpotensi untuk
ditawarkan ke industri. Keenam, universitas dapat memanfaatkan peluang
program peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya manusia perusahaan
untuk mendukung peningkatan adopsi inovasi universitas oleh perusahaan.
Ketujuh, pemerintah perlu mempertimbangkan temuan-temuan penelitian ini
dalam penyusunan regulasi dan program untuk peningkatan pemanfaatan hasilhasil
penelitian universitas oleh industri. Kedelapan, pemerintah perlu terus
mendukung kerja sama universitas dan industri yang diwujudkan melalui
penerbitan berbagai peraturan operasional sebagai tindaklanjut Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 2019. | |