Strategi Pemanduan Terpadu Untuk Mencapai Keseimbangan Ekonomi Dan Keamanan Di Selat Malaka
View/Open
Date
2020Author
Hutabarat, T.S.N.B
Maarif, M.Syamsul
Zulbainarni, Nimmi
Yusgiantoro, Purnomo
Metadata
Show full item recordAbstract
Selat Malaka sebagai salah satu choke point menjadi selat terpadat di dunia
dengan persentase sebesar 50 persen perdagangan dunia melewati selat ini. Selat
Malaka juga merupakan tempat persinggahan tersibuk untuk kapal tanker di
dunia. Sebanyak 16 juta barrel per hari yang setara dengan sepertiga minyak dunia
atau 70 persen minyak di Asia melintas di Selat Malaka. Mengingat banyaknya
kapal yang menggunakan rute pelayaran di Selat Malaka, sering terjadi
kecelakaan kapal baik berupa tabrakan, kandas dan kecelakaan pelayaran lainnya.
Di samping itu terjadi kerawanan terhadap keamanan seperti penyelundupan,
imigran gelap dan kejahatan lintas negara yang dapat merugikan pelaku ekonomi.
Oleh karena itu, diperlukan rangkaian strategi dengan menerapkan Pemanduan
Terpadu yang merupakan penyetimbang antara kepentingan efisiensi ekonomi dan
efektivitas dalam penyelenggaraan patroli keamanan di laut.
Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis situasi keamanan di Selat
Malaka dan akar permasalahan yang sebenarnya terjadi, (2) merancang model
konseptual yang dapat diimplementasikan untuk mengatasi permasalahan di Selat
Malaka, (3) memformulasikan strategi yang paling tepat untuk mengatasi
permasalahan di Selat Malaka yang merupakan kesetimbangan antara efisiensi
ekonomi dan efektivitas keamanan, dan (4) merumuskan sistem kerja dalam
penanganan permasalahan keamanan dan keselamatan di Selat Malaka. Penelitian
ini menggunakan pendekatan sistem. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu Analisis Deskriptif, Soft System Methodology (SSM), Military Decision
Making Methodology (MDMM), Analytical Hierarchy Process (AHP) dan
Tactical Floor Game (TFG).
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara geografis, kondisi Selat Malaka
memiliki alur pelayaran yang sempit dan dangkal sehingga menimbulkan
ancaman bagi keselamatan kapal yang melakukan pelayaran di selat yang
digunakan untuk pelayaran internasional tersebut. Mengingat padatnya alur
pelayaran di Selat Malaka dengan segala kendalanya, maka diperlukan
Pemanduan Terpadu yaitu kehadiran petugas Pandu yang bertugas untuk
menjamin keselamatan bernavigasi beserta petugas keamanan resmi pemerintah
yang bertugas untuk menjamin keamanan kapal dari segala ancaman keamanan.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa dari 298 responden, 60 persen
responden sangat setuju dan sebanyak 30 persen responden setuju untuk
diberlakukannya Pemanduan Terpadu di Selat Malaka. Hanya 10 persen
responden menyatakan tidak setuju yang disebabkan oleh ketidakyakinan para
responden tentang sistem yang akan dilaksanakan dalam Pemanduan Terpadu
tersebut.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan Soft System Methodology diperoleh
rancang bangun model konseptual Pemanduan Terpadu untuk kesetimbangan
ekonomi dan keamanan di Selat Malaka, meliputi peningkatan kerjasama
keamanan dan keselamatan laut antar negara pantai; Indonesia, Malaysia, dan Singapura, konsistensi terkait regulasi dan penegakan hukum, mengefektifkan
kegiatan patroli penegakan hukum di laut, dan pengalihan kepadatan Selat Malaka
dengan menetapkan jalur alternatif. Hal ini penting sebagai langkah-langkah awal
dalam mengatasi permasalahan di Selat Malaka untuk mencapai tujuan
kesetimbangan ekonomi dan keamanan.
Strategi Pemanduan Terpadu ini kemudian dianalisis dengan menggunakan
Military Decision Making Methodology (MDMM) untuk menguji tingkat
Suitability (kesesuaian), Feasibility (kelayakan), Acceptability (penerimaan).
Distinguishability (pembedaan) serta Completeness (kelengkapan). Hasil analisis
MDMM menunjukkan strategi Pemanduan Terpadu memenuhi seluruh kriteria
tersebut.
Sebagai langkah selanjutnya kemudian dilakukan analisis dengan
menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan prioritas
yang harus diutamakan dalam menerapkan strategi Pemanduan Terpadu.
Alternatif strategi yang dapat diterapkan terhadap Pemanduan Terpadu
untuk mencapai kesetimbangan ekonomi dan keamanan di Selat Malaka,
berdasarkan hasil AHP, yaitu, Pelaksanaan Patroli Terkoordinasi (Patkor) dapat
menurunkan tingkat ancaman di perairan Selat Malaka, karena dapat menekan
tindakan pelanggaran dan mengambil langkah antisipasi sedini mungkin dengan
menghadirkan unsur-unsur kapal patroli dari masing-masing negara pantai secara
terkoordinasi. Faktor utama yang mempengaruhi strategi operasi adalah
Keselamatan Personel disusul oleh Keselamatan Kapal. Aktor yang paling
berperan dalam hal ini Pelaut disusul oleh Petugas Keamanan. Adapun manfaat
yang paling utama dapat dirasakan atau diperoleh adalah Keselamatan Kapal
disusul oleh Patroli yang Efektif. Adapun hal terpenting dari Situasi Keselamatan
dan Keamanan yang dapat menjadi pertimbangan strategi adalah Kandas disusul
oleh Tabrakan.
Meskipun penelitian ini berada pada level policy action, akan tetapi untuk
mengetahui sejauh mana strategi ini dapat diterapkan (sebagai jawaban dari 10
persen responden), maka peneliti melaksanakan analisis Tactical Floor Game
(TFG) untuk mengetahui peran masing-masing aktor penyelenggara strategi ini
dalam melaksanakan “apa, di mana, bilamana dan bagaimana”, yang akan
dituangkan dalam suatu Standard Operation Procedure (SOP).
Perbedaan penelitian ini dibandingkan penelitian-penelitian sebelumnya
adalah, mengangkat ide Pemanduan Terpadu sebagai solusi keamanan dan
keselamatan di Selat Malaka dan menyelaraskan metode penelitian ilmiah dengan
metode pengambilan keputusan yang dilakukan oleh militer serta menyelaraskan
SSM, MDMM, AHP dengan TFG. Adapun waktu penelitian dilaksanakan bulan
Januari 2018 hingga September 2020.
Collections
- DT - Business [332]