Strategi Pengembangan Kapabilitas Organisasi, Sumber Daya Manusia Dan Teknologi Untuk Meningkatkan Kinerja Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
View/ Open
Date
2020Author
Iskandar, Indra
Maarif, M.Syamsul
Affandi, M.Joko
Sukmawati, Anggraini
Metadata
Show full item recordAbstract
Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (Setjen DPR RI) bertanggung jawab untuk mendukung terlaksananya tugas dan fungsi dari DPR RI sebagai proses checks and balances antara DPR RI dengan Pemerintah. Setjen DPR RI bertugas untuk memberikan pelayanan kepada anggota mulai dari administrasi, keahlian, dan hal-hal lain yang bersifat teknis. Meskipun secara kelembagaan Setjen DPR RI sudah dianggap baik berdasarkan survei-survei yang dilakukan, namun Setjen DPR RI tetap perlu meningkatkan kinerjanya agar dapat mendukung peningkatan kinerja DPR RI.
Salah satu resolusi 2019 DPR RI adalah meningkatkan upaya untuk mendekatkan diri kepada masyarakat dan perwujudan Open Parliament atau Parlemen Modern. Dalam upaya mendukung hal tersebut, Setjen DPR RI dituntut untuk mempercepat proses kerja serta modernisasi penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat dengan penggunaan teknologi informasi (TI) di mana hal tersebut memerlukan dukungan dari kapabilitas sumber daya manusia dan organisasi karena akan memengaruhi kinerja Setjen DPR RI maupun DPR RI yang perlu menjadi perhatian bagi pemerintah.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi dan memetakan kapabilitas organisasi, sumber daya manusia (SDM), dan teknologi di Setjen DPR RI, (2) Menganalisis kontribusi kapabilitas organisasi, SDM, dan teknologi di Setjen DPR RI dalam menunjang kinerja Setjen DPR RI. (3) Merancang bangun model konseptual peningkatan kinerja Setjen DPR RI berbasis kapabilitas organisasi, SDM, dan teknologi untuk mewujudkan organisasi yang efektif, dan (4) Merumuskan strategi untuk meningkatkan kinerja Setjen DPR RI. Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analisis deskriptif, Soft System Methodology (SSM), Analytical Hierarchy Process (AHP), dan Interpretative Structural Modelling (ISM). Data primer diperoleh dari wawancara mendalam dan diskusi dengan pakar dari internal maupun eksternal Setjen DPR RI serta akademisi, khususnya pejabat/praktisi atau pakar dalam kelembagaan pemerintah dan tata kelola organisasi, pengambil kebijakan terkait kapabilitas organisasi dan TI yang dapat meningkatkan kinerja organisasi. Selain itu, untuk memperoleh data terkait kondisi existing internal Setjen DPR RI dilakukan penyebaran kuesioner kepada seluruh pejabat struktural/fungsional eselon I, II dan III atau setara. Data sekunder diperoleh dari
Laporan-Laporan Setjen, data kinerja Setjen DPR RI, tulisan ilmiah, maupun laporan instansi terkait.
Hasil analisis menunjukkan kondisi existing pada Setjen DPR RI dari aspek kapabilitas organisasi, sumber daya manusia, dan teknologi dinilai sudah cukup baik, namun terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki. Dalam meningkatkan kapabilitas organisasi Setjen DPR RI memfokuskan peningkatan terhadap indikator visi dan misi, budaya, serta perubahan platform di mana kendala yang dihadapi berupa sulitnya pengelolaan/sinkronisasi berdasarkan peraturan baru yang ditetapkan. Meskipun memiliki tingkat kepuasan terhadap sumber daya manusia yang baik, saat ini masih diperlukan peningkatan baik dari segi kualitas dan kuantitas. Usaha peningkatan tersebut dihadapkan dengan ketersediaan anggaran yang kurang memadai. Dari sisi teknologi, Setjen DPR RI perlu melakukan perencanaan strategis dan terintegrasi dalam rancang bangun penggunaan teknologi informasi dan adanya manajemen yang fokus terhadap pengelolaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). khhususnya sumber daya manusia yang komprehensif atas pengelolaannya. Dalam pengembangan ketiga aspek tersebut dapat melakukan benchmarking dengan negara yang lebih baik dalam penerapan e-parliamentnya sehingga dapat menghemat biaya risiko kegagalan. Setjen DPR RI juga dapat belajar melihat dari lembaga pelayanan pemerintah lainnya yang memiliki kinerja yang baik dilihat dari ketiga aspek tersebut.
Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan kapabilitas organisasi, sumber daya manusia, dan teknologi untuk meningkatkan kinerja Setjen DPR RI sehingga dianggap paling andal dan menjadi prioritas utama adalah perumusan kebijakan dengan pendekatan sistem berbasis organisasi masa depan (0.247). Faktor utama yang dapat mendukung terlaksananya strategi tersebut adalah visi, misi, dan tujuan Organisasi (0.264). Berdasarkan model konseptual yang dihasilkan, Setjen DPR RI berperan sebagai sistem pendukung yang paripurna bagi DPR dan bertanggung jawab terhadap legislatif, nanaun Setjen DPR RI masih terkendala terkait aturan dan regulasi sebagai ASN dan lembaga pemerintah sehingga tidak mandiri dalam pengelolaan sumber daya manusia dan anggaran. Perumusan kebijakan dengan pendekatan 4.0 terkendala pada keterbatasan anggaran dan manajemen sumber daya manusia karena diatur oleh pemerintah, namun Setjen DPR RI dapat melakukan perubahan sistem organisasi sesuai konsep organisasi masa depan. Pada faktor kapabilitas SDM, keterbatasan kualitas dan kuantitas menjadi kendala yang memerlukan pengembangan secara kontinyu sesuai kebutuhan organisasi, antisipasi tindakan dari sejak proses rekrutmen dan penempatan pegawai yang sesuai dengan kompetensi. Sementara pada faktor TIK, upaya meningkatkan layanan dan tata kelola TIK dihadapkan pada kendala sarana dan prasarana yang terbatas serta belum terintegrasinya sistem maupun manajemennya sehingga diperlukan upaya perbaikan.
Sub elemen kunci yang menjadi faktor penentu dalam model Pengembangan Kapabilitas Organisasi, Sumber Daya Manusia, dan Teknologi 1) Sekretaris Jenderal DPR RI dan DPR RI sebagai driver power organisasi yang terlibat. 2) Regulasi (Pemerintah, Internal/Renstra/RITIK, dll) sebagai kebutuhan program. Kendala yang dihadapi dalam model ini adalah 3) Setjen DPR RI sebagai lembaga pemerintah yang bekerja untuk lembaga politik sehingga sering terjadi perbedaan pendapat. 4) Terbentuknya sistem organisasi yang modern, didukung SDM unggul dan berbasis TI (Organisasi masa depan) di mana sub elemen ini dinyatakan sebagai driver power atas perubahan yang diinginkan atau paling dimungkinkan dalam model pengembangan Kapabilitas Organisasi, Sumber Daya Manusia, dan Teknologi.
Collections
- DT - Business [312]