View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Dissertations
      • DT - Business
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Dissertations
      • DT - Business
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Rancang Bangun Model Pembiayaan Dan Strategi Pengembangan Rumput Laut Berbasis Sistem Resi Gudang (Srg)

      No Thumbnail [100%x80]
      View/Open
      full text (64.29Mb)
      Date
      2020
      Author
      Edi, Sutriono
      Siregar, Hermanto
      Baga, Lukman M.
      Suroso, Arif Imam
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Pengembangan sektor pertanian selalu dihadapkan pada permasalahan klasik yaitu sulitnya petani ataupun pelaku usaha khususnya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mendapatkan akses permodalan/pembiayaan. Bagi petani, akses terhadap sumber pembiayaan tunai yang likuid sangat penting guna kesinambungan kegiatan produksinya. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 Tahun 2018 perubahan ketiga Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 37 tahun 2011 tentang Barang yang dapat disimpan di gudang dalam penyelenggaraan SRG, telah ada tujuh belas komoditi yang bisa diresi gudangkan termasuk rumput laut. Pengembangan SRG secara nasional sudah menjadi komitmen pemerintah, salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong bertambahnya jumlah gudang (Pemerintah dan swasta) yang memanfaatkan SRG. Tujuan utama dari penelitian ini adalah merancang bangun model bisnis dan sistem pembiayaan komoditas rumput laut yang berbasis sistem resi gudang untuk memberikan peluang bagi petani dalam mendapatkan harga komoditas yang lebih baik, efisiensi perdagangan komoditas, serta menaikkan posisi tawar bagi petani/kelompok tani dan UMKM. Penelitian ini dibagi menjadi empat tahap. Tahap pertama adalah menyajikan kondisi saat ini bisnis sistem resi gudang dan pasar lelang komoditi. Tahap kedua adalah identifikasi pemangku kepentingan baik dari lingkungan internal maupun eksternal yang diikuti dengan pemetaan masing- masing pemangku kepentingan terhadap tingkat kepentingan yang dinilai berdasarkan tingkat power dan interest dari masing-masing pemangku kepentingan terhadap bisnis yang diteliti. Tahapan ketiga adalah penyusunan model SRG. Dalam menyusun model SRG dijaring informasi melalui kuesioner dan wawancara mendalam dengan para pemangku kepentingan, selanjutnya untuk penunjang keputusan penentuan model bisnis yang optimal dilakukan dengan Muli Expert - Multi Criteria Decision Making (ME-MCDM), dan tahap keempat adalah strategi kebijakan disusun dengan wawancara mendalam dan juga penyebaran kuesioner kepada para ahli. Selanjutnya dianalisis dengan metode SWOT-Bayes. Berdasarkan hasil analisis situasional melalui survey ke petani, didapatkan fakta bahwa SRG masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh petani sebagai alternatif pembiayaan operasional budidaya rumput laut. Beberapa kendala yang dihadapi adalah mengenai sosialisasi tentang SRG masih ditingkat elit dinas dan pemerintah daerah, belum sampai ke petani, pedagang pengumpul atau bahkan penyedia dana baik bank, maupun non bank. Kendala lainnya adalah waktu penerbitan dan pencairan resi gudang yang masih lebih lama dibandingkan dengan pinjaman dari tengkulak. Waktu yang ideal adalah kurang dari 1 minggu, yaitu sekitar 3 hari, namun kenyataannya masih direntang 8-10 hari. Pemangku kepentingan yang terlibat dalam rantai pasok bisnis rumput laut berbasis SRG di Indonesia adalah sebanyak 15 pemangku kepentingan. Dari hasil analisis matriks pemetaan pemangku kepentingan diketahui bahwa terdapat enam pemangku kepentingan pada kuadran promotors yang mempunyai pengaruh (power) nya tinggi dan kepentingan (interest) nya juga tinggi, yaitu pemerintah pusat, petani rumput laut, pengelola SRG, trader/eksportir, industri pengolah rumput laut, Kliring Berjangka Indonesia/pusat regristrasi dan penyelenggara pasar lelang yang perlu selalu dipengaruhi secara aktif untuk selalu dijaga kepuasannya. Pemangku kepentingan pada kuadran Manage Closely/Promoter ini perlu dikelola secara intensif dan terus menerus dilibatkan dalam pembinaan dan implementasi SRG yang terkoneksi integratif dalam rantai pasok dari hulu hingga hilir serta Berdasarkan hasil SWOT-Bayes diperoleh bobot dan prioritas pada alternatif strategi secara berurutan pertama adalah strategi W-O dengan nilai 3,76, selanjutnya kedua adalah strategi S-T dengan nilai 2,78, lalu ketiga strategi S-O dengan nilai 2,73, dan keempat strategi W-T dengan nilai 2,69 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Strategi W-O yaitu mengintegrasikan secara online maupun offline antara SRG rumput laut dengan pasamya merupakan prioritas strategi dengan nilai total skor Bayes sebesar 3,76. Peluang pengembangan rumput laut Indonesia baik di sektor budidaya maupun industri hilir sangat penting dikembangkan dan mendapat dukungan dan peran pemerintah dalam membuat kebijakan terkait implementasi Sistem Resi Gudang rumput laut, Integrasi hulu ke hilir menjadi bagian terpenting dalam strategi pengembangan rumput laut Indonesia didukung dengan teknologi informasi. Model pengembangan SRG hasil penelitian ini diilustrasikan bahwa resi gudang dapat diterbitkan oleh Pengelola Gudang yang sudah mendapatkan lisensi dari Badan Pengawas SRG berada di tiga posisi. Pertama di gudang hulu, SRG ini menyiapkan komoditas pertanian milik petani atau kelompok tani dimana SRG ini sudah diterapkan. Komoditas pertanian berupa bahan baku mentah, dalam hal ini adalah rumput laut kering yang sudah diuji oleh lembaga penilai kesesuaian. Kedua di gudang hilir, SRG ini menyimpan komoditas bahan setengah jadi olahan milik industri yang disimpan di gudang SRG. Ketiga di Pusat Logistik Berikat (PLB), barang dapat berupa rumput laut kering maupun barang jadi pengolahan berbasis rumput laut yang dimiliki oleh eksportir yang disimpan dalam kurun waktu tertentu. Untuk integrasi SRG dari hulu sampai dengan hilir termasuk pasarnya maka perlu pemanfaatan peran pasar lelang komoditi online maupun offline (spot) serta bursa berjangka komoditi sebagai sarana lindung nilai guna terciptanya rantai pasok yang efesien dan efektif. Gudang SRG pada hulu, hilir dan PLB tersebut dapat memperoleh pembiayaan dari bank ataupun non bank. Pada SRG hulu bisa mendapatkan subsisdi dari pemerintah, namun untuk SRG hilir dan SRG PLB bisa mendapatkan pembiayaan dengan skema komersial. Kedepannya pembiayaan juga dapat dilakukan dengan skema repo dan fintech yang berbasis resi gudang tanpa warkat (scripless).
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159403
      Collections
      • DT - Business [351]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      NoThumbnail