Model Suksesi Intra-Family Perusahaan Keluarga: Sebuah Pemaknaan Multi Perspektif
View/ Open
Date
2019Author
Hidayati, Aprihatiningrum
Hermawan, Aji
Soehadi, Agus W
Hartoyo
Metadata
Show full item recordAbstract
Suksesi intra-family merupakan tantangan terbesar perusahaan keluarga.
Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi tema-tema superordinat yang mendukung
keberhasilan suksesi intra-family dengan mempertimbangkan kemunculan suksesor
kohor millennial. Suksesor kohor millennial dinilai enggan meneruskan perusahaan
keluarga karena lebih tertarik untuk membuka usaha bidang start-up di luar
perusahaan keluarga. Studi ini menggunakan sudut pandang kedua aktor suksesi
yaitu predesesor dan suksesor (multi perspektif).
Subjek penelitian adalah 16 individu yang terdiri dari 6 predesesor, 4 suksesor
kohor X, dan 6 suksesor kohor millennial. Pendekatan yang digunakan adalah
kualitatif dengan desain analisis fenomenologis interpretatif (IPA). Berdasarkan
pernyataan dan pengalaman pribadi subjek, dihasilkan 18 (delapan belas) tema
superordinat. Tema tersebut dikelompokkan dalam 5 (lima) aspek, yaitu
karakteristik predesesor dan suksesor, proses suksesi, keluarga, perusahaan, dan
hasil suksesi. Aspek tersebut membentuk model empiris suksesi intra-family multi
perspektif.
Karakteristik predesesor terlihat dari motivasi untuk menyerahkan kekuasaan
(intrinsik dan ekstrinsik); hubungan predesesor-suksesor yang dekat, hangat, dan
terbuka; sifat kepribadian predesesor yang visioner; gaya pengasuhan (direktif,
moral, permisif); dan gaya kepemimpinan kolektif. Karakteristik suksesor
ditentukan oleh motivasi untuk bergabung ke dalam perusahaan (ekstrinsik dan
intrinsik); visi bersama (terkait materi dan non materi); hubungan suksesorpredesesor
yang dekat, hangat dan terbuka; dan sifat kepribadian suksesor (tipe
personal dan interpersonal).
Proses suksesi meliputi tiga tahapan yaitu penetapan kriteria seleksi
berdasarkan komitmen, kompetensi, dan timing; pembinaan dan pengembangan
suksesor melalui pendidikan formal, magang internal dan eksternal, mentoring,
social modelling dan experiential learning; dan transfer kepemimpinan dan
kepemilikan yang paralel dan berkesinambungan. Perusahaan berperan dalam
pembentukan iklim profesionalisme dan pemilihan strategi bisnis (keunggulan
bersaing, orientasi pasar, inovatif). Keluarga berperan dalam pembentukan tata
kelola keluarga; dewan keluarga; dan kohesi keluarga. Sedangkan hasil suksesi
yang diharapkan adalah pertumbuhan dan keberlanjutan usaha (tujuan finansial);
kebermanfaatan usaha dan rekognisi diri (tujuan non-finansial).
Temuan studi ini berkontribusi pada pengembangan keilmuan dan dunia
bisnis. Secara keilmuan, studi ini memperdalam teori perusahaan keluarga
khususnya konsep suksesi intra-family yaitu dengan mempertimbangkan
perbedaan kohor generasi. Suksesor kohor millennial lebih tertarik untuk terjun
langsung ke bisnis (experiential learning) dan magang di luar perusahaan keluarga.
Mereka memutuskan bergabung ke perusahaan keluarga karena motif non material
(penyaluran minat atau passion-driven). Sementara suksesor kohor X lebih tertarik
untuk dipandu oleh predesesor (lead by example) dan memutuskan untuk
bergabung ke perusahaan keluarga karena kombinasi motif material dan non material seperti keuntungan bisnis secara ekonomis dan kebermanfaatan bisnis bagi
masyarakat.
Studi ini juga memperkaya pengetahuan teori perusahaan keluarga dengan
mengintegrasikan empat perspektif teoretis yaitu teori perusahaan keluarga, teori
kewirausahaan, teori psikologi, dan teori kohor generasi. Temuan menarik lainnya,
studi ini berhasil memunculkan konstruk baru dalam teori perusahaan keluarga
yaitu gaya pengasuhan anak yang diyakini sebagai faktor kunci keberhasilan
suksesi intra-family. Gaya pengasuhan anak yang mengakomodasi perbedaan
karakteristik antar suksesor mampu mendukung keberhasilan suksesi.
Bagi dunia bisnis, dengan adanya pemahaman terkait perbedaan motivasi,
sifat kepribadian, dan visi bersama yang disebabkan oleh perbedaan kohor generasi
akan mempermudah predesesor dalam mempersiapkan suksesor melalui pemilihan
metode pembinaan dan pengembangan yang tepat. Experiential learning dan
magang eskternal adalah metode yang disarankan untuk suksesor kohor millennial.
Lebih dari itu, pemberian reward yang mampu meningkatkan aspirasi dan
rekognisi diri seperti label karyawan berprestasi dinilai tepat untuk suksesor kohor
millennial.
Di era disrupsi digital, predesesor diharapkan mampu mengadaptasi aspirasi
suksesor millennial yang lebih berorientasi pada inovasi yang seringkali bersumber
dari pemanfaatan teknologi dan informasi. Selain itu, penggunaan konsultan
eksternal atau coach disarankan dalam memandu proses suksesi intra-family.
Terkait gaya pengasuhan anak, tipe direktif dengan arahan yang jelas dan
komunikatif dinilai sesuai untuk kedua karakteristik suksesor.
Meski demikian, studi ini memiliki beberapa keterbatasan sehingga berpotensi
untuk dilakukan studi lanjutan. Pertama, studi ini mempertimbangkan perspektif
dari dua aktor suksesi yaitu predesesor dan suksesor. Studi mendatang diharapkan
dapat mengeksplorasi perspektif aktor lain yaitu konsultan eksternal atau coach
yang terbukti berkontribusi dalam keberhasilan suksesi. Kedua, studi ini membahas
gaya pengasuhan anak secara umum tanpa mempertimbangkan perbedaan gaya
pengasuhan anak oleh ayah (patrilineal) dan ibu (matrilineal). Studi berikutnya
diharapkan dapat mengeksplorasi perbedaan dan persamaan keduanya. Ketiga,
studi ini merupakan studi pendahuluan yang mengeksplorasi faktor-faktor
pendukung keberhasilan suksesi pada level individual dan interpersonal. Studi
mendatang diharapkan dapat mengeksplorasi kaitan antar faktor antar level analisis
serta meluas hingga eksplorasi pada level konteks makro seperti peran konteks
ekonomi, politik, sosial, budaya. Dan etika dalam mendukung keberhasilan suksesi
intra-family.
Collections
- DT - Business [312]