Strategi Keberlanjutan Bisnis Organik Hortikultura
View/Open
Date
2019Author
Prasetyaningtyas, Sekar Wulan
Ma'Arif, Syamsul
Sobir
Hermawan, Aji
Metadata
Show full item recordAbstract
Dengan adanya perhatian akan kesehatan lingkungan serta kenaikan jumlah
masyarakat kelas menengah, terdapat pergeseran kecenderungan ke arah konsumsi
makanan sehat, dalam hal ini produk-produk organik, dan secara khusus, produk
organik hortikultura. Pertanian organik dan industri makanan organik mungkin
menjadi potensi besar bagi pembangunan ekonomi Indonesia di era sekarang ini.
Namun, salah satu tantangan utama dalam pertanian organik Indonesia adalah
ketidakmampuan untuk mengembangkan strategi bisnis pertanian organik yang
berkelanjutan.
Penelitian ini memiliki empat tujuan, yaitu: (1) memetakan pemangku
kepentingan yang terkait dalam organik hortikultura di Indonesia; (2)
menganalisis strategi yang sudah diterapkan di bisnis organik hortikultura di
Indonesia; (3) merumuskan faktor kunci dalam pembuatan strategi keberlanjutan
organik hortikultura di Indonesia; dan (4) menyusun strategi organik hortikultura
yang berkelanjutan di Indonesia.
Dengan menggunakan kerangka soft system methodology, penelitian ini
menunjukkan bahwa banyak sekali pemangku kepentingan pada pertanian
organik di Indonesia namun belum ada hubungan kerjasama yang harmonis dan
berkelanjutan. Di antara pemangku kepentingan tersebut, terdapat empat aktor
utama yang berperan dalam pembuatan strategi keberlanjutan pertanian organik di
Indonesia, yaitu: (1) pemilik pertanian, (2) yayasan, (3) Aliansi Organis Indonesia,
(4) Kementerian Pertanian melalui Otoritas Kompeten Pertanian Organik. Di
antara keempat aktor tersebut, pemilik pertanian menjadi aktor kunci yang dapat
menghubungkan semua pemangku kepentingan sehingga terbentuklah jaringan
pemangku kepentingan pertanian organik di Indonesia.
Dalam membuat strategi keberlanjutan bisnis organik hortikultura di
Indonesia, terdapat beberapa faktor kunci yang harus dimiliki, yang didapat
melalui analisis interpretive structure modelling, yaitu: (1) sumber daya manusia
(SDM) yang kompeten, (2) modal, dan (3) pasar. Penelitian ini juga mengungkap
ukuran yang menjadi keberhasilan pelaksanaan strategi keberlanjutan pertanian
organik di Indonesia, yaitu: (1) adanya peningkatan pendapatan petani, (2) adanya
jaminan harga komoditas yang adil, (3) terciptanya perluasan pasar organik, dan
(4) terjaganya kualitas udara, air, dan tanah.
Strategi keberlanjutan yang ditawarkan dalam penelitian ini dibagi menjadi
empat area besar, yaitu strategi produksi, strategi pemasaran, strategi SDM, dan
strategi operasional. Hasil pembobotan melalui analytical hierarchy process
menunjukkan empat strategi utama yang dapat dijalankan oleh pemilik bisnis
pertanian organik untuk mencapai keberlanjutan, yaitu: (1) inovasi produk
bernilai tambah tinggi yang direspon pasar, (2) sertifikasi oleh Lembaga
Sertifikasi Organik Nasional atau Internasional dan Model Sertifikasi Penjaminan
Komunitas Organis Indonesia (PAMOR) sebagai penjamin alternatif, (3)
pelatihan dan pendampingan rutin bagi kelompok SDM yang tergabung sebagai petani organik, (4) membuka lini bisnis baru yang bersifat jasa untuk mendukung
peningkatan pasar produk pertanian organik, seperti agrowisata organik.
Collections
- DT - Business [349]