Analisis Industri Dan Struktural Modal Perusahaan Modal Ventura Di Indonesia
View/Open
Date
2016Author
Buchari, Andi
Achsani, Noer Azam
Tambunan, Mangara
Maulana, Tb Nur Ahmad
Metadata
Show full item recordAbstract
Dalam mengakses sumber pendanaan, sebagian besar Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah (UMKM) serta usaha pemula dinilai belum bankable dan masih
memiliki banyak kelemahan, seperti manajemen yang buruk dan kekurangan
jaminan. Sebagai lembaga keuangan non-bank, Modal Ventura (MV) di Indonesia
diharapkan dapat menjadi alternatif solusi atas hal tersebut, sehingga struktur
modal merupakan hal yang sangat penting bagi Perusahaan Modal Ventura (PMV).
Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir diketahui banyak PMV asing dengan
dukungan modal yang kuat masuk ke pasar Indonesia membiayai UMKM dan start
up, terutama e-commerce dan digital business. Hal tersebut memicu diskusi dan
pertanyaan banyak pihak mengenai peran PMV lokal yang telah ada lebih dulu
maupun profil industri modal ventura (IMV) di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur modal PMV di Indonesia
dengan menggunakan model ekonometrik, yakni ANOVA, uji beda, analisis bivariat, dan
regresi data panel. Penelitian struktur modal menggunakan data sekunder berupa
laporan keuangan bulanan PMV selama kurun waktu 6 (enam) tahun atau 72
(tujuh puluh dua) bulan berturut-turut (Januari 2009 sampai dengan Desember
2014) dari 27 PMV yang dijadikan sampel dari total populasi sebanyak 58 PMV
yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per posisi Triwulan II tahun 2015,
sehingga membentuk 1944 observasi. Debt to equity ratio (DER) merupakan
proxy dari struktur modal dan dalam regresi data panel sebagai peubah respon
(dependent variable). Adapun sebagai peubah penjelas (independent variables)
adalah total asset (SIZE), return on equity (PROF), current ratio (LIQ), nonperforming
investment (ASQUL), dan earning asset ratio (EAR).
Mengingat struktur modal perusahaan di suatu industri berkaitan dengan
profil industri yang bersangkutan, maka penelitian kuantitatif tentang struktur
modal PMV dilanjutkan dengan penelitian kualitatif tentang analisis IMV di
Indonesia. Dalam penelitian ini, pengumpulan data primer dilakukan melalui
Focus Group Discussion (FGD). Narasumber/peserta FGD terdiri dari para
individu yang dinilai memiliki keahlian (expertise), pengalaman dan pengetahuan
tentang MV serta unsur-unsur yang mewakili stakeholders IMV di Indonesia,
seperti regulator/pengawas, pemerintah, pengguna jasa, asosiasi, dan pelaku
industri. Hasil FGD dirangkum dan diuraikan dalam pembahasan digabungkan
dengan data sekunder dari sumber lainnya yang diharapkan dapat saling
melengkapi. Analisis dan pembahasan dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Porter’s Five Forces Model (PFFM).
Hasil penelitian tentang struktur modal PMV menunjukkan bahwa terdapat
keragaman struktur modal PMV di Indonesia, dimana secara umum struktur modal
PMV didominasi oleh hutang/pinjaman dibandingkan modal, dengan rata-rata
DER = 136.95%. Selain itu, terdapat perbedaan signifikan antara struktur modal
PMV pemerintah dan PMV swasta, dimana PMV pemerintah memiliki struktur
modal yang lebih kuat (DER = 122.16%) dibandingkan PMV swasta (DER =
260.70%). Dapat diungkapkan pula bahwa estimasi regresi data panel dengan, menggunakan Fixed Effect Model (FEM) menghasilkan persamaan yang
menunjukkan bahwa struktur modal PMV dipengaruhi secara simultan oleh
ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, kualitas aset, dan struktur aktiva
produktif PMV, dengan koefisien determinasi 0.8910 atau variabel-variabel yang
diteliti dapat menjelaskan 89.10% dari pengaruh keseluruhan, sedangkan sisanya
sebesar 10.90% oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Hasil analisis IMV di Indonesia menunjukkan bahwa “tingkat persaingan di
IMV” dan “ancaman dari pendatang baru” berada pada tingkat yang tinggi,
sementara “ancaman dari produk substitusi” berada pada tingkat sedang/medium
sampai dengan tinggi. Dari sisi “daya tawar suppliers” untuk pendanaan dan SDM
digolongkan tinggi, TI digolongkan sedang, dan profesional/lembaga penunjang
dikategorikan rendah. Untuk “daya tawar buyers (pengguna jasa)” dapat
dibedakan dimana untuk PPU feasible-nonbankable memiliki daya tawar yang
rendah, sedangkan untuk PPU feasible-bankable memiliki daya tawar yang
sedang/medium sampai dengan tinggi. Dengan demikian, IMV di Indonesia dalam
kondisi “tidak menarik” bagi PMV lokal/terdaftar di OJK, dimana kombinasi dari
PFFM dapat menurunkan profitabilitas dan pertumbuhan, bahkan kemungkinan
kegagalan PMV lokal tertentu untuk survive apabila tidak dilakukan berbagai
inisiatif strategis dan langkah segera untuk merevitalisasi PMV/IMV di Indonesia.
Kondisi ini sesuai dengan data statistik OJK, dimana terjadi penurunan jumlah
PMV lokal dalam beberapa tahun terakhir serta lambatnya pertumbuhan aset dan
portofolio PMV. Hasil analisis IMV ini juga sejalan dengan hasil penelitian
struktur modal PMV yang menunjukkan diperlukannya peningkatan permodalan
(perbaikan struktur modal) maupun perbaikan kinerja keuangan. Dengan demikian,
hasil-hasil penelitian tersebut memperkuat pendapat/penelitian terdahulu yang
menyatakan bahwa tingkat leverage perusahaan (struktur modal PMV) dapat
mempengaruhi competitiveness di industri (profil di IMV Indonesia).
Sebagai implikasi, perbaikan struktur modal serta ketersediaan sumber dana
yang sesuai (dana ventura) perlu menjadi prioritas seiring dengan peningkatan
kinerja keuangan PMV (faktor di tataran perusahaan). Selain itu, para pemangku
kepentingan di IMV perlu secara sinergis mengambil langkah-langkah strategis
dan inisiatif yang diperlukan untuk meningkatkan daya tarik industri sebagai
bagian dari revitalisasi IMV di Indonesia (faktor di tataran industri).
Collections
- DT - Business [332]