Show simple item record

dc.contributor.advisorSiregar, Hermanto
dc.contributor.advisorSantosa, Perdana Wahyu
dc.contributor.advisorMaulana, Tubagus Na
dc.contributor.authorJohan, Suwinto
dc.date.accessioned2024-11-07T06:19:26Z
dc.date.available2024-11-07T06:19:26Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/159267
dc.description.abstractIndustri pembiayaan merupakan industri yang bertumbuh pesat selama 10 tahun terakhir. Industri pembiayaan merupakan industri yang memiliki permintaan yang bersifat turunan. Industri pembiayaan membiayai produk yang dibeli konsumen untuk keperluan konsumsi dan barang modal produksi. Perusahaan pembiayaan membiayai peralatan pertanian, perkebunan dan pertambangan. Pembiayaan perkebunan sawit meliputi alat berat untuk pembukaan lahan sawit, pengangkutan sawit di darat maupun di laut dan peralatan pengelolahaan sawit. Sumber pendanaan untuk perusahaan pembiayaan berasal dari industri perbankan dan surat utang yang diterbitkan kepada publik seperti obligasi. Perbankan memberikan kontribusi sekitar 90% dari total sumber dana yang diperlukan oleh industri pembiayaan. Aliansi antara industri perbankan dan industri manufaktur dengan industri pembiayaan menjadi sebuah pertimbangan penting untuk masa depan industri pembiayaan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan pembiayaan yang melakukan aliansi dengan yang independen. Penelitian ini juga bertujuan untuk meneliti perbedaan kinerja keuangan antara integrasi backward dan integrasi forward atau market driven dan resources driven. Penelitian ini mempelajari value creation melalui analisis kinerja keuangan perusahaan pembiayaan pra dan pasca akuisisi oleh perbankan dan otomotif. Penelitian ini juga meneliti perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan pembiayaan yang dimiliki oleh asing dengan yang dimiliki oleh pengusaha nasional. Penelitian ini juga akan meneliti determinan akuisisi terhadap perusahaan pembiayaan. Hasil penelitian menunjukkan industri pembiayaan memiliki tingkat konsentrasi menengah selama tahun 2001 hingga 2011. Konsentrasi semakin meningkat dari tahun ke tahun sejak tahun 2001. Aliansi memberikan nilai tambah kepada perusahaan pembiayaan. Nilai tambah terjadi pada efisiensi, ukuran, profitabilitas dan pertumbuhan. Integrasi secara backward memberikan kinerja lebih baik pada profitabilitas, efisiensi dan kebijakan pencadangan rasio yang lebih baik Integrasi secara forward memberikan kinerja lebih baik pada rasio solvabilitas dan rasio likuiditas. Akuisisi memberikan kinerja lebih baik pada perusahaan yang terlibat dalam transaksi akuisisi dibandingkan yang tidak akuisisi. Cross border memberikan nilai tambah pada rasio profitabilitas, rasio efisiensi, pertumbuhan dan ukuran perusahaan yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan pembiayaan yang dimiliki oleh pemegang saham nasional. Determinan akuisisi perusahaan pembiayaan adalah ukuran perusahaan yang lebih besar dan profitabilitas yang lebih rendah
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Keuanganid
dc.titleAnalisis Aliansi, Akuisisi Dan Determinannya Pada Industri Pembiayaan Indonesiaid
dc.subject.keywordManajemen Keuanganid
dc.subject.keywordAkuisisiid
dc.subject.keywordBackward Integrationid
dc.subject.keywordDeterminanid
dc.subject.keywordForward Integrationid
dc.subject.keywordPerusahaan Pembiayaanid
dc.subject.keywordAnalisis Deskriptifid
dc.subject.keywordAnalisis Aliansiid
dc.subject.keywordacquisitionid
dc.subject.keywordbackward integrationid
dc.subject.keyworddeterminantid
dc.subject.keywordfinance companyid
dc.subject.keywordforward integrationid
dc.subject.keywordakuisisiid
dc.subject.keywordbackward integrationid
dc.subject.keyworddeterminanid
dc.subject.keywordforward integrationid
dc.subject.keywordperusahaan pembiayaanid


Files in this item

No Thumbnail [100%x80]

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record