Analisis Aliansi, Akuisisi Dan Determinannya Pada Industri Pembiayaan Indonesia
View/Open
Date
2013Author
Johan, Suwinto
Siregar, Hermanto
Santosa, Perdana Wahyu
Maulana, Tubagus Na
Metadata
Show full item recordAbstract
Industri pembiayaan merupakan industri yang bertumbuh pesat selama 10
tahun terakhir. Industri pembiayaan merupakan industri yang memiliki permintaan
yang bersifat turunan. Industri pembiayaan membiayai produk yang dibeli
konsumen untuk keperluan konsumsi dan barang modal produksi. Perusahaan
pembiayaan membiayai peralatan pertanian, perkebunan dan pertambangan.
Pembiayaan perkebunan sawit meliputi alat berat untuk pembukaan lahan sawit,
pengangkutan sawit di darat maupun di laut dan peralatan pengelolahaan sawit.
Sumber pendanaan untuk perusahaan pembiayaan berasal dari industri perbankan
dan surat utang yang diterbitkan kepada publik seperti obligasi. Perbankan
memberikan kontribusi sekitar 90% dari total sumber dana yang diperlukan oleh
industri pembiayaan. Aliansi antara industri perbankan dan industri manufaktur
dengan industri pembiayaan menjadi sebuah pertimbangan penting untuk masa
depan industri pembiayaan.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perbedaan kinerja keuangan antara
perusahaan pembiayaan yang melakukan aliansi dengan yang independen.
Penelitian ini juga bertujuan untuk meneliti perbedaan kinerja keuangan antara
integrasi backward dan integrasi forward atau market driven dan resources driven.
Penelitian ini mempelajari value creation melalui analisis kinerja keuangan
perusahaan pembiayaan pra dan pasca akuisisi oleh perbankan dan otomotif.
Penelitian ini juga meneliti perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan
pembiayaan yang dimiliki oleh asing dengan yang dimiliki oleh pengusaha
nasional. Penelitian ini juga akan meneliti determinan akuisisi terhadap
perusahaan pembiayaan.
Hasil penelitian menunjukkan industri pembiayaan memiliki tingkat
konsentrasi menengah selama tahun 2001 hingga 2011. Konsentrasi semakin
meningkat dari tahun ke tahun sejak tahun 2001. Aliansi memberikan nilai tambah
kepada perusahaan pembiayaan. Nilai tambah terjadi pada efisiensi, ukuran,
profitabilitas dan pertumbuhan. Integrasi secara backward memberikan kinerja
lebih baik pada profitabilitas, efisiensi dan kebijakan pencadangan rasio yang
lebih baik Integrasi secara forward memberikan kinerja lebih baik pada rasio
solvabilitas dan rasio likuiditas. Akuisisi memberikan kinerja lebih baik pada
perusahaan yang terlibat dalam transaksi akuisisi dibandingkan yang tidak akuisisi.
Cross border memberikan nilai tambah pada rasio profitabilitas, rasio efisiensi,
pertumbuhan dan ukuran perusahaan yang lebih besar dibandingkan dengan
perusahaan pembiayaan yang dimiliki oleh pemegang saham nasional.
Determinan akuisisi perusahaan pembiayaan adalah ukuran perusahaan yang lebih
besar dan profitabilitas yang lebih rendah
Collections
- DT - Business [332]