Strategi Peningkatan Daya Saing Organisasi Logistik Pangan Nasional Yang Berkelanjutan: Studi Kasus Bulog
View/ Open
Date
2010Author
Suswono
Daryanto, Arief
Arifin, Bustanul
Sawit, M.Husein
Metadata
Show full item recordAbstract
Ketersediaan produksi bahan pangan pokok dunia yang terbatas telah mengakibatkan persaingan ketat pada penggunaan bahan pangan pokok untuk pangan (food), pakan (feed) dan bahan bakar (fuel). Perusahaan Umum (Perum) BULOG untuk selanjutnya ditulis BULOG merupakan badan usaha yang ditugaskan Pemerintah untuk masalah pangan di Indonesia, khususnya beras, BULOG memiliki peran yang sangat strategis dalam mengamankan harga gabah dan menyiapkan stok beras nasional, Dengan perubahan status BULOG menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk Perusahaan Umum (Perum), BULOG tidak hanya dituntut mengelola stok ketahanan pangan nasional dengan handal, tetapi sekaligus harus mampu mengelola operasi bisnis komersial dengan baik. Penelitian ini mencoba untuk menganalisis bagaimana meningkatkan daya saing BULOG setelah terjadi perubahan status dari Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) menjadi Perum.
Tujuan penelitian ini dibagi menjadi tiga. Pertama, merumuskan fungsi dan strategi BULOG dalam upaya peningkatan daya saing organisasi yang berkelanjutan. Kedua, menentukan key performance indicators/indikator kinerja kunci untuk kegiatan PSO (public services obligation) dan non PSO yang dapat dilakukan oleh BULOG sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dalam upaya penciptaan daya saing organisasi yang berkelanjutan, Ketiga, mengembangkan alat ukur dalam rangka pencapaian daya saing BULOG yang berkelanjutan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik penelitian deskriptif, dalam bentuk studi kasus yang ditunjang dengan studi pustaka (buku tahunan BULOG, textbook, majalah, jurnal ilmiah, dan informasi internet yang relevan), untuk memberikan alternatif pendekatan pemecahan permasalahan yang dihadapi organisasi. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam (depth interview) dan FGD (focus group discussion),
Untuk memperoleh hasil dan kesimpulan penelitian, digunakan beberapa alat analisis yang dapat menjawab tujuan penelitian tersebut. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua tahap, Tahap pertama dilakukan metode Analytic Network Process (ANP) yang bertujuan untuk menentukan alternatif dan prioritas strategi dalam penciptaan daya saing BULOG yang berkelanjutan. Untuk menterjemahkan strategi yang dihasilkan dari analisis ANP, selanjutnya dengan menggunakan analisis Balanced Scorecard. Output yang diperoleh dalam analisis Balanced Scorecard berupa Key Success Factors yang berguna bagi manajemen dalam mengukur pencapaian kinerja organisasi.
Hasil dari penelitian pada tahap pertama dengan menggunakan analisis
ANP, menunjukkan bahwa pada klaster fungsi (functions), fungsi bisnis PSO
merupakan fungsi yang dijadikan sebagai bisnis inti BULOG yang ditinjau dari
sisi kompetensi dan sumber daya yang dimiliki BULOG saat ini dengan nilai bobot 0.68. Alasannya adalah dengan pertimbangan jaringan kerja dan pengalaman yang dimiliki, saat ini sulit bagi perusahaan selain BULOG yang mampu mengemban berbagai penugasan PSO di bidang pangan.
Hasil pada klaster lingkungan (environment) memperlihatkan bahwa tren kebijakan Pemerintah merupakan faktor yang paling mempengaruhi fungsi BULOG dengan bobot prioritas 0.54. Hasil pada klaster internal menunjukkan bahwa aspek learning and growth (bobot prioritas 0,32) dan aspek internal process (bobot prioritas 0.32) adalah aspek yang harus diprioritaskan untuk dapat meningkatkan kinerja BULOG, Hasil pada klaster kebijakan (Policies) memperlihatkan bahwa aspek penguatan komitmen Pemerintah (bobot prioritas 0,52) merupakan aspek kebijakan yang paling berpengaruh dan harus lebih diprioritaskan untuk dicapai. Sedangkan hasil pada klaster strategi menunjukkan bahwa alternatif strategi yang prioritasnya paling tinggi untuk dilakukan oleh BULOG adalah strategi value creation (bobot prioritas 0.45).
Pada tahap kedua, analisis Balanced Scorecard diawali dengan penentuan dan penerjemahan komponen-komponen strategik (visi dan misi) perusahaan dalam perspektif Balanced Scorecard melalui FGD (focus group discussion) oleh responden ahli (expert respondent) yang berasal dari internal organisasi seperti Direksi BULOG dan responden eksternal yang berasal dari kalangan akademisi, pemerintah, pengamat masalah pertanian dan pakar ekonomi, Setelah visi, misi, tujuan dan strategi BULOG ditentukan, maka langkah berikutnya adalah menetapkan sasaran strategik dan KPI (key performance indicator) yang akan dicapai oleh BULOG. Setelah penetapan sasaran strategik dan KPI, tahapan selanjutnya adalah menentukan inisiatif strategik dari setiap sasaran strategik menurut kerangka BSC.
Salah satu kelebihan dari analisis BSC adalah adanya sifat koherensi dari sasaran-sasaran strategik yang ditetapkan. Hasil ini menyebabkan penelitian dihasilkan dua rancangan Balanced Scorecard yang akan dijadikan basis dalam pengukuran kinerja BULOG, yaitu BSC untuk BULOG dengan fungsi bisnis PSO dan fungsi bisnis non PSO (fungsi komersial).
Untuk memudahkan dalam menggabungkan hubungan atau keterkaitan antar sasaran strategis, maka dirumuskan strategy map yang menggambarkan proses pencapaian tujuan perusahaan melalui empat strategi BSC yang telah dikembangkan sebelumnya. Bentuk strategy map fungsi PSO memiliki kecenderungan yang sama dengan fungsi non PSO, karena perspektif bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran memiliki komponen sasaran strategis yang sama. Susunan komponen sasaran strategis yang berbeda untuk kedua fungsi bisnis tersebut hanya pada komponen strategis
perspektif pelanggan dan keuangan.
Tantangan terberat yang dihadapi BULOG adalah mengim- plementasikan/mengeksekusi strategi tersebut, karena banyak perusahaan yang memiliki strategi yang komprehensif tetapi gagal memperoleh manfaat karena kelemahan dalam mengimplementasikannya, Luis (2009) mengemukakan ada empat hambatan yang dapat mempersulit perusahaan dalam mengeksekusi strategi yang telah dirumuskan, termasuk yang mungkin terjadi di BULOG sehingga perlu diantisipasi, yaitu hambatan visi (vision barrier), hambatan pelaku (people barrier), hambatan pada manajemen (management barrier), hambatan
pada sumber daya (resource barrier), Langkah antisipasi yang dapat dilakukan BULOG untuk mengatasi
hambatan visi adalah dengan membuat strategi yang dipahami oleh semua elemen perusahaan, Untuk hambatan pelaku, perlu dilakukan pemberian insentif yang diterima oleh karyawan berdasarkan kontribusinya terhadap pencapaian strategi perusahaan, Sedangkan untuk mengatasi hambatan manajemen, BULOG dapat melakukan penggalangan dukungan dan komitmen manajemen untuk menjalankan strategi perusahaan, Pada hambatan sumber daya, dapat dilakukan dengan upaya menghubungkan antara strategi dengan anggaran yang disediakan oleh perusahaan.
Tantangan BULOG lainnya adalah menerjemahkan setiap Balanced Scorecard yang telah diterjemahkan pada tingkat perusahaan, diturunkan, dan disusun ulang (cascading) hingga menjadi ukuran kinerja di tingkat unit kerja terkecil atau bahkan ukuran kinerja individu. Proses cascading harus selaras (alignment) dengan strategi yang telah dirumuskan pada tingkat perusahaan sebelumnya. Hal ini menimbulkan implikasi manajerial lainnya berupa langkah- langkah yang harus dilakukan dalam proses cascading, antara lain menentukan tujuan divisi, mencari relevansi divisi, mengidentifikasi pelanggan divisi, aktivitas divisi, identifikasi harapan pelanggan, menurunkan sasaran strategi perusahaan ke divisi, memperhatikan isu-isu lokal, konsolidasi dan melakukan tes logika untuk menyusun peta strategi divisi, memilih KPI, menentukan target dan inisiatif strategis.
Collections
- DT - Business [327]