Pelepasan Amonium, Nitrat, Fosfor, dan Kalium dari Pupuk Granul Plus pada Tanah Lahan Kering dan Tanah Disawahkan
Abstract
Nitrogen dapat hilang dari dalam tanah karena tercuci dalam bentuk NO3-, hilang dalam bentuk gas NH3 yang tervolatilisasi atau gas N2 karena denitrifikasi. Ketersediaan fosfor di dalam tanah rendah karena mudah terjerap oleh komponen tanah, serta kalium yang dapat hilang melalui pencucian. Diperlukan peningkatkan efisiensi pupuk formula NPK agar dapat melepaskan haranya secara perlahan sesuai kebutuhan tanaman, salah satunya dengan tambahan zeolit dan bahan humat. Formulasi khusus dari pupuk yang digunakan berdasarkan pada spesifik lokasi. Penelitian bertujuan menggambarkan pola pelepasan hara pada tanah lahan kering dan tanah disawahkan serta pengaruhnya terhadap pH dan EC tanah. Dua jenis pupuk granul plus yang digunakan dari hasil pembuatan sendiri dengan mencampurkan pupuk Urea, SP-36, KCl, zeolit (50%), dan bahan humat (1%), yaitu diantaranya pupuk NPK (6-6-12) yang diaplikasikan untuk tanah lahan kering dan pupuk NPK (11-3-6) yang diaplikasikan untuk tanah disawahkan, yang masing-masing perlakuan dibandingkan dengan pupuk konvensional NPK Mutiara (16-16-16) dan Phonska (15-15-15). Masing-masing pupuk NPK tersebut diaplikasikan ke dalam tanah percobaan inkubasi dengan dosis setara 1 ton/ha pada suhu ruangan selama 14 minggu. Pada minggu ke-1, 2, 3, 4, 6, 8, 10, dan 14 dari waktu inkubasi dilakukan pengukuran kandungan N-amonium, N-nitrat, P-tersedia (P Bray I), dan K dapat ditukar tanah. Hasil penelitian menunjukkan pola pelepasan amonium, nitrat, fosfor, dan kalium dari pupuk granul plus memiliki pola yang sama dengan pupuk NPK konvensional. Selama periode inkubasi seiring terjadi penurunan pH disertai peningkatan EC akibat peningkatan kadar nitrat di dalam tanah.