Nilai Ekonomi Pohon Buah pada Hutan di Areal Penggunaan Lain Desa Sungai Buluh, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat
Abstract
Desa Sungai Buluh memiliki tutupan hutan sebesar 26% di Areal Penggunaan Lain, namun terancam oleh konversi lahan. Ancaman ini memerlukan upaya melindungi tutupan hutan yang tersisa. Salah satu sumber daya hutan yang berpotensi sebagai sumber pangan dan komoditas ekonomi adalah Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) jenis buah-buahan. Sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan potensi HHBK buah, penelitian ini menganalisis potensi fisik dan nilai ekonomi (resource rent) melalui pengamatan lapang, wawancara mendalam kepada enam orang informan dan dua kali Focus Group Discussion (FGD) pada Desember 2021 – April 2022. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat 15 spesies buah, tetapi hanya 4 spesies yang memiliki nilai komersial, yaitu durian (Durio sp.), jengkol (Pithecellobium jiringa), keranji (Dialium indum), dan kelengkeng (Dimocarpus longan L.). Keranji memiliki potensi produksi tertinggi dengan 280.746 kg/tahun, diikuti durian dengan 256.220 buah/tahun, jengkol dengan 58.610 kg/tahun, dan kelengkeng dengan 2.812 kg/tahun. Durian dan jengkol memiliki nilai resource rent yang tinggi, yaitu masing-masing sebesar Rp 3.751.280/ha/tahun dan Rp 3.351.280/ha/tahun. Tingkat pemanfaatan tertinggi adalah untuk durian (29%) dan jengkol (46%). Pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan dan pemanfaatan ekonomi HHBK merupakan strategi yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melindungi lingkungan di desa Sungai Buluh.
Kata kunci: Areal Penggunaan Lain, resource rent, nilai ekonomi Sungai Buluh village has 26% forest cover in Other Use Areas, threatened by land conversion. Protecting the remaining forest requires urgent efforts. Non-Timber Forest Products (NTFPs), particularly fruits, are valuable resources for food and economic commodities. This study analyzes the physical potential and economic value (resource rent) of fruit NTFPs through field observations, in-depth interviews with six informants, and two Focus Group Discussions (FGDs) from December 2021 to April 2022. The results indicate that there are 15 species of fruits, but only 4 species have commercial value, durian (Durio sp.), jengkol (Pithecellobium jiringa), keranji (Dialium indum), and longan (Dimocarpus longan L.). Keranji has the highest production potential at 280.746 kg/year, followed by durian with 256.220 fruits/year, jengkol with 58.610 kg/year, and longan with 2.812 kg/year. Durian and jengkol have high resource rent values of Rp 3.751.280/ha/year and Rp 3.351.280/ha/year, respectively. The highest utilization rates are for durian (29%) and jengkol (46%). Sustainable forest resource management and the economic utilization of NTFPs are necessary strategies to enhance community welfare and protect the environment in Sungai Buluh Village.
Kata kunci: Other Use Area, resource rent, economic value
Collections
- UT - Forest Management [3096]