Sifat Antirayap Zat Ekstraktif Kulit Kayu Matoa (Pometia pinnata J. R. Forst. & G. Forst) Terhadap Serangan Rayap Tanah (Coptotermes curvinathus Holmgren)
Abstract
Jenis kayu di Indonesia sebagian besar 80%-85% berkelas awet rendah dan hanya sedikit 15%-20% yang berkelas awet tinggi. Kayu kelas awet rendah sering terserang oleh organisme perusak kayu sehingga menyebabkan umur pakai kayu menjadi menurun. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mencari alternatif bahan pengawet yang aman bagi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar zat ekstraktif yang terkandung dalam kulit kayu matoa, menguji sifat antirayap dan mengidentifikasi komponen senyawa zat ekstraktif kulit kayu matoa. Ekstrak aseton yang diperoleh melalui metode maserasi, difraksinasi dengan pelarut n-heksan, etil eter, dan etil asetat. Fraksi-fraksi tersebut kemudian diuji anti rayap dengan menggunakan rayap tanah. Analis kimia dilakukan terhadap fraksi yang paling aktif dengan GC-MS. Fraksi n-heksan memiliki persentase tertinggi terhadap mortalitas rayap rata-rata yaitu sebesar 96,60% serta persentase terendah terhadap kehilangan berat uji rata-rata sebesar 3,78%. Senyawa yang diduga bersifat bioaktivitas antirayap adalah Propanoic acid, 3-ethoxy-, ethyl ester, dan Benzenepropanoic acid, 3,5- bis(1,1-dimethylethyl)-4-hydroxy-, octadecyl ester.
Collections
- UT - Forestry Products [2406]