Pemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Sentinel-2A di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah
Date
2024Author
Ramadhan, Haikal Syauqi
Panjaitan, James Parlindungan
Susilo, Setyo Budi
Metadata
Show full item recordAbstract
Wilayah pesisir merupakan wilayah antara daratan dan perairan laut yang
sangat potensial untuk dimanfaatkan khususnya di sektor pembangunan dan
pariwisata. Proses alami seperti gelombang, arus, angin, dan pasang, serta aktivitas
manusia yaitu penggunaan lahan, budidaya, dan eksplorasi sumberdaya, sangat
mempengaruhi pada perubahan garis pantai. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perubahan garis pantai di pesisir Kabupaten Brebes, Jawa Tengah
dengan metode Digital Shoreline Analysis System (DSAS menggunakan NDWI.
Metode DSAS digunakan untuk perhitungan jarak dan laju perubahan garis pantai
secara statistik maupun geospasial, melalui Net Shoreline Movement (NSM) dan
End Point Rate (EPR). Lokasi penelitian terbagi menjadi 7 zona dengan 19 subzona di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Abrasi tertinggi berada di sub zona E1
(Desa Kaliwlingi) dengan jarak kemunduran garis pantai sejauh 573,17 meter dan
laju kemundurannya 79,07 m/tahun. Akresi tertinggi berada di sub zona F2 (Desa
Kaliwlingi) dengan jarak kemajuan garis pantai sejauh 1832,46 meter dan laju
kemajuannya 247.08 m/tahun. Aktivitas manusia yang ditandai oleh banyaknya alih
fungsi lahan pesisir yang dijadikan budiddaya tambak menjadi faktor yang
memberikan pengaruh kuat terhadap perubahan garis pantai di wilayah Kabupaten
Brebes, Jawa Tengah Coastal areas are areas between land and sea waters that have great
potential to be utilized, especially in the development and tourism sectors. Natural
processes such as waves, currents, wind, and tides, as well as human activities such
as land use, cultivation, and resource exploration, greatly affect shoreline changes.
This study aims to determine shoreline changes on the coast of Brebes Regency,
Central Java using the Digital Shoreline Analysis System (DSAS) method using
NDWI. The DSAS method is used to calculate the distance and rate of shoreline
change statistically and geospatially, through Net Shoreline Movement (NSM) and
End Point Rate (EPR). The research location is divided into 7 zones with 19 subzones in Brebes Regency, Central Java. The highest abrasion was in subzone E1
(Kaliwlingi Village) with a shoreline retreat distance of 573.17 meters and a retreat
rate of 79.07 m/year. The highest accretion is in subzone F2 (Kaliwlingi Village)
with a shoreline advancement distance of 1832.46 meters and an advancement rate
of 247.08 m/year. Human activities characterized by the many changes in the
function of coastal land used as pond culture is a factor that gives a strong influence
on shoreline change in Brebes Regency, Central Java.