Pembesaran Ikan Lele (Clarias gariepinus) pada Padat Tebar Berbeda menggunakan Sistem Akuaponik.
Abstract
Intensifikasi budidaya ikan lele pada sistem akuaponik dilengkapi dengan recirculating aquaculture system (RAS) memungkinkan pertumbuhan ikan, tanaman, dan mikroba berkembang secara simbiotik sekaligus membersihkan air dan mencegah penumpukan senyawa nitrogen yang beracun bagi ikan. Akuaponik merupakan sistem yang menggabungkan teknik budidaya ikan dengan hidroponik. Akuaponik berpotensi untuk meminimalkan limbah budidaya ikan melalui konversi menjadi nutrien bagi tanaman sehingga kualitas air tetap layak bagi ikan. Penelitian bertujuan menganalisis kinerja produksi dan kinerja usaha pembesaran ikan lele (Clarias gariepinus) pada perbedaan padat tebar menggunakan sistem akuaponik. Penelitian dilakukan pada bulan September hingga November 2023 menggunakan rancangan acak lengkap. Perlakuan yang diterapkan adalah perbedaan padat tebar ikan lele, yaitu 100 ekor m-3, 200 ekor m-3, dan 300 ekor m-3 dengan masing-masing tiga ulangan. Benih ikan lele berukuran 11-12 cm dipelihara dalam bak fiber yang diisi air 400 L pada sistem akuaponik dengan tanaman pakcoy sebanyak 30 bibit. Hasil penelitian ini menunjukkan padat tebar 300 ekor m-3 menghasilkan nilai laju pertumbuhan dan produktivitas ikan lele tertinggi, serta rasio konversi pakan yang rendah, sedangkan produktivitas tanaman pakcoy tertinggi terjadi pada padat tebar 100 ekor m-3. Kualitas air selama penelitian masih dalam batas toleransi untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan lele. Kemudian untuk hasil analisis biaya menunjukkan keuntungan tertinggi pada padat tebar 300 ekor m-3 yaitu 39.121.684. Nilai payback periode menunjukkan hasil terendah pada padat tebar 100 ekor m-3 1,90 atau 1 tahun 7 bulan dan R/C tertinggi sebesar 1,66 diperoleh pada padat tebar 300 ekor m-3. Dengan demikian, sistem akuaponik dengan tanaman pakcoy dapat digunakan untuk intensifikasi pembesaran ikan lele dengan kinerja produksi terbaik diperoleh pada perlakuan padat tebar 100 ekor m-3. Intensification of catfish cultivation in an aquaponic system equipped with a recirculating aquaculture system (RAS) allows the growth of fish, plants, and microbes to develop symbiotically while cleaning the water and preventing the accumulation of nitrogen compounds that are toxic to fish. Aquaponics is a system that combines fish farming techniques with hydroponics. Aquaponics has the potential to minimize fish farming waste through conversion into nutrients for plants so that water quality remains suitable for fish. The study aims to analyze the production performance and business performance of catfish (Clarias gariepinus) cultivation at different stocking densities using an aquaponic system. The study was conducted from September to November 2023 using a completely randomized design.
The treatments applied were differences in catfish stocking densities, namely 100 fish m-3, 200 fish m-3, and 300 fish m-3 with three replications each. Catfish seeds measuring 11-12 cm were kept in a fiber tub filled with 400 L of water in an aquaponic system with 30 pak choy plants. The results of this study indicate that a stocking density of 300 fish m-3 produces the highest growth rate and productivity of catfish, as well as a low feed conversion ratio, while the highest productivity of pak choi plants occurs at a stocking density of 100 fish m-3. Water quality during the study was still within the tolerance limit for the survival and growth of catfish. Then the results of the cost analysis showed the highest profit at a stocking density of 300 fish m-3,
which was 39,121,684. The payback period value showed the lowest results at a stocking density of 100 fish m-3 1.90 or 1 year 7 months and the highest R/C of 1.66 was obtained at a stocking density of 300 fish m-3. Thus, the aquaponic system with pak choi plants can be used to intensify catfish rearing with the best production performance obtained at a stocking density treatment of 100 fish m-3.
Collections
- UT - Aquaculture [2046]