Estimasi Potensi Ghost Gear pada Perikanan Jaring Insang dan Upaya Penanggulangannya: Studi Kasus di Perairan Teluk Banten
Abstract
Ghost gear merupakan istilah untuk alat tangkap yang terbengkalai, dibuang, atau hilang. Jaring insang penyumbang ghost gear tertinggi di dunia. Sebanyak 40% jaring insang dioperasikan di PPN Karangantu sehingga dapat berpotensi menyebabkan terjadinya ghost gear. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perikanan jaring insang, mengestimasi jumlah ghost gear, mengetahui faktor penyebab ghost gear, serta merekomendasikan upaya penanggulangan dan penanganan limbah jaring insang. Metode survei digunakan dalam pengumpulan data. Analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas kapal yang digunakan di PPN Karangantu berukuran <5 GT. Jumlah ghost gear yang terjadi dalam satu tahun terakhir sebanyak 22.516 m jaring rajungan dengan kerugian mencapai Rp84.433.264,00 dan sebanyak 1.774 m jaring rampus dengan kerugian mencapai Rp31.940.631,00. Faktor utama penyebab ghost gear adalah adanya konflik antar nelayan, arus yang kuat, dan pelampung tanda hilang. Upaya penanggulangan yang dapat dilakukan adalah sosialisasi terkait ghost gear, membentuk forum komunikasi nelayan, standarisasi penandaan alat tangkap (gear marking), mewajibkan nelayan melapor, dan penggunaan teknologi modern. Limbah jaring insang didaur ulang menjadi filter kolam ikan, sedangkan limbah pelampung, pemberat, dan tali ris akan digunakan kembali. Ghost gear refers to abandoned, lost or discarded fishing gear. Gillnets are the leading contributor to ghost gear worldwide. In PPN Karangantu, up to 40% of gillnets are in operation, posing a significant risk of becoming ghost gear. This study aims to describe gillnet fisheries, estimate its volume, identify the factors causing ghost gear, and recommend strategies to manage and mitigate gillnet waste. Data collection was conducted through surveys, and the analysis was both quantitative and descriptive. The findings indicate that most vessels in PPN Karangantu were under 5 GT. The primary causes of ghost gear include conflicts between fishers, strong currents, and lost buoys. In the past year, there were 22,516 m abandoned crab nets, resulting in losses of Rp84,433,264.00 and 1,774 m lenght of drift gillnets, with losses of Rp31,940,631.00. Mitigation efforts include raising awareness about ghost gear, establishing a fishers communication forum, standardizing gear marking, requiring fishers to report lost gear, and using modern technology. Gillnet waste is repurposed into fishpond filters, while buoy waste, weights, and fishing lines are reused.