Kesejahteraan Keluarga, Minat Berkarir, dan Motivasi Memiliki Anak pada Dual Earner Family
Abstract
Dual earner family merupakan keluarga dengan pasangan suami dan istri yang bekerja, pasangan memutuskan bekerja dikarenakan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga atau untuk mencapai tujuan hidupnya dalam mengejar karir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kesejahteraan keluarga dan minat berkarir terhadap motivasi memiliki anak pada dual earner family. Penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dan metode voluntary sampling dengan melibatkan 60 responden yang merupakan seorang istri dari dual earner family berusia 20-30 tahun dan berdomisili di Bekasi. Pada penelitian ini kesejahteraan keluarga dan motivasi memiliki anak berada pada kategori sedang, sedangkan untuk minat berkarir berada pada kategori rendah. Hasil uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kesejahteraan subjektif keluarga maka akan semakin tinggi motivasi keluarga tersebut untuk memiliki anak. Sebaliknya jika pendapatan suami dan minat berkarir pada pasangan tinggi maka akan menurunkan motivasi memiliki anak. Dual earner families are families with a husband and wife who work, they decide to work because they want to improve family well-being or to achieve their life goals in pursuing a career. This study aims to analyze the effect of family well-being and career interest on the childbearing motivation in dual earner families. This study uses non probability sampling techniques and voluntary sampling methods involving 60
respondents who are wives of dual earner families aged 20-30 years and domiciled in Bekasi. In this study, family well-being and childbearing motivation were in the medium category, while career interest was in the low category. The results of the multiple linear regression test show that the higher the family's subjective well-being level, the higher the family's childbearing motivation. Conversely, if the husband's income and career interest in the couple are high, it will reduce the childbearing
motivation.