Kajian Nematoda daun Aphelenchoides spp. di Pulau Jawa: Distribusi dan Identifikasi, Teknik Perbanyakan, dan Pengendalian
Date
2024Author
Kurniawati, Fitrianingrum
Supramana
Hendrastuti, Elisabeth Sri
Tondok, Efi Toding
Syafutra, Heriyanto
Metadata
Show full item recordAbstract
Aphelenchoides merupakan nematoda daun yang menyebabkan kerugian secara ekonomi yang cukup besar dalam sepuluh tahun terakhir. Tiga spesies Aphelenchoides yang merupakan parasit tumbuhan utama adalah Aphelenchoides besseyi, Aphelenchoides fragariae, dan Aphelenchoides ritzemabosi. Status nematoda A. fragariae dan A. ritzemabosi di Indonesia adalah sebagai organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK). A. fragariae sebagai OPTK A2 dan A. ritzemabosi sebagai OPTK A1, sedangkan A. besseyi merupakan organisme pengganggu tanaman penting karena penyebarannya sudah meluas di hampir seluruh wilayah Indonesia. Nematoda A. besseyi terdeteksi sebagai penyebab penyakit pucuk padi. Informasi mengenai dua spesies lainnya, A. fragariae dan A. ritzemabosi masih terbatas. Spesies A. ritzemabosi belum dilaporkan di Indonesia, sedangkan A. fragariae telah terintroduksi sehingga penyebaran nematoda ini terutama melalui benih dan bahan perbanyakan tanaman harus dicegah. Nematoda Aphelenchoides spp. mempunyai inang yang sangat luas.
Identitas Aphelenchoides spp. yang telah dilaporkan terutama di Pulau Jawa masih terbatas. Aphelenchoides dapat terbawa melalui bibit atau bahan perbanyakan tanaman sehingga upaya membebaskan nematoda ini pada bibit atau bahan perbanyakan perlu dilakukan. Salah satu metode terkini yang menjanjikan dan ramah lingkungan adalah perlakuan directed energy system (DES) dan ultrasonik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan distribusi nematoda Aphelenchoides spp di Pulau Jawa, mengembangkan teknik perbanyakan in vitro (axenic culture) A. fragariae pada cendawan, dan mengembangkan teknik pengendalian menggunakan ultrasonik pada bahan perbanyakan tanaman (umbi bawang merah), dan DES (untuk membebaskan nematoda pada media tanam).
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi lima tahap, yaitu: Survei Aphelenchoides spp. pada beberapa tanaman inang di Pulau Jawa, perbanyakan nematoda A. fragariae pada kultur cendawan, pengujian patogenesitas A. fragariae hasil perbanyakan dari biakan cendawan pada beberapa tanaman inang di rumah plastik, pengembangan teknik pengendalian A. fragariae dengan teknik ultrasonik in vitro dan in vivo, serta DES in vitro dan in vivo.
Hasil survei menunjukkan bahwa Aphelenchoides spp. tersebar di empat provinsi di Pulau Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur) pada ketinggian 2 sampai 1872 mdpl, dengan suhu rata-rata 15 °C sampai 32 °C. Dalam penelitian ini nematoda Aphelenchoides yang ditemukan ada lima spesies, yaitu Aphelenchoides sp., A. besseyi, A. bicaudatus, A. fragariae, dan A. fujianensis. Nematoda Aphelenchoides spp. ditemukan pada tanaman bawang merah (Brebes, Karanganyar, dan Demak (Jawa Tengah), Bantul (DIY), dan Majalengka (Jawa Barat)), jagung (Karawang Jawa Barat). Nematoda A. fragariae telah ditemukan pada tanaman stroberi (Lembang dan Rancabali Jawa Barat, serta Probolinggo Jawa Timur), sambiloto (Bogor (Jawa Barat)), gulma sintrong (Crassocephalum crepidioides) di Cianjur (Jawa Barat) dan babadotan (Rancabali-
Bandung (Jawa Barat)). Nematoda A. besseyi selain pada tanaman padi juga ditemukan pada tanaman stroberi (Lembang, Rancabali, Cipanas (Jawa Barat), Karanganyar (Jawa Tengah), dan Probolinggo (Jawa Timur)).
Aphelenchoides spp. berhasil diidentifikasi berdasarkan karakter morfologi, morfometri dan molekuler dengan polymerase chain reaction (PCR) menggunakan primer universal 28S rRNA (D2A-D3B) untuk Aphelenchoides sp., A. fujianensis, dan A. bicaudatus, sedangkan untuk A. besseyi dan A. fragariae menggunakan primer spesifik COI. Gejala Aphelenchoides pada berbagai tanaman bervariasi, antara lain hawar daun, daun memerah, daun melintir, klorosis dan nekrotik pada ujung daun. Nematoda Aphelenchoides spp ditemukan pada delapan tanaman inang (babadotan, bawang merah, jagung, kadaka, padi, sambiloto, sintrong, dan stroberi). Nematoda A. fujianensis pada tanaman kadaka di Bogor (Jawa Barat).
Nematoda A. fragariae berhasil dibiakkan pada biakan cendawan. Alternaria porri pada suhu 28 ? merupakan cendawan terbaik yang dapat digunakan sebagai media pemeliharaan nematoda A. fragariae dengan jumlah nematoda akhir rata-rata hingga 407,8 per cawan petri diameter 9 cm. Pada suhu 37 ? A. fragariae gagal bereproduksi di semua biakan cendawan yang diuji. Nematoda A. fragariae hasil perbanyakan pada biakan cendawan mampu mempertahankan sifat patogeniknya. Penerapan gelombang ultrasonik pada frekuensi 40KHz berpotensi menyebabkan kematian yang tinggi pada nematoda A. fragariae. Durasi paparan yang lebih lama dapat meningkatkan tingkat kematian seiring dengan peningkatan suhu air. Dalam uji in vitro, sonikasi selama 60 menit berhasil menghilangkan A. fragariae pada tanaman bawang merah hingga mencapai 100%. Tidak ada dampak negatif yang terlihat pada pertumbuhan tanaman akibat perlakuan gelombang ultrasonik.
Perlakuan DES dengan arus DC berhasil mengurangi populasi nematoda A. fragariae pada tegangan antara 500 V hingga 2500 V dengan durasi paparan 5 hingga 15 menit. Mortalitas A. fragariae meningkat seiring dengan peningkatan waktu paparan dan tegangan listrik. Perlakuan DES tidak memengaruhi pertumbuhan tanaman maupun mikroba lainnya.
Kata kunci: cendawan, DES, identitas, sebaran, ultrasonik
Collections
- DT - Agriculture [752]