dc.description.abstract | Perubahan iklim menyebabkan peningkatan kasus bencana alam kekeringan dan kebanjiran di Indonesia yang dapat menurunkan produksi tanaman padi nasional. Selama satu dekade terakhir, produksi padi di Indonesia cenderung menurun 1–2% setiap tahunnya (BPS 2023). Pada selang tahun yang sama, kejadian bencana kekeringan dan kebanjiran meningkat drastis sehingga menunjukkan pengaruhnya terhadap penurunan produksi padi. Perkembangan teknologi penginderaan jauh (remote sensing) seperti citra multispektral drone dapat membantu untuk antisipasi kerusakan tanaman padi akibat cuaca ekstrem dengan pendekatan indeks vegetasi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik indeks vegetasi Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Normalized Difference Red-Edge Index (NDRE), dan Normalized Difference Water Index (NDWI) terhadap tiga fase pertumbuhan padi dan signifikansi pengurasan air terhadap nilai indeks padi varietas Ciherang dan IR64. Tanaman padi diberi beberapa perlakuan pengairan yang berbeda, yaitu pengeringan, penggenangan, dan intermittent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks NDRE memiliki kemampuan mendeteksi stres tanaman lebih baik. Sementara itu, pertumbuhan gulma di antara tanaman padi menunjukkan pengaruh terhadap nilai NDVI dan NDWI, terutama di petak perlakuan kering, sehingga kemampuan indeks untuk menjelaskan stres tanaman kurang baik. Uji statistik paired t-test menunjukkan bahwa nilai NDVI, NDRE, dan NDWI pada sebelum dan sesudah pengurasan petak kering berbeda secara signifikan pada p-value <0.05. Hasil uji juga menunjukkan perubahan nilai indeks yang lebih signifikan pada indeks NDVI dan NDWI dibandingkan perubahan pada indeks NDRE. | |