Show simple item record

dc.contributor.authorHaryanto
dc.date.accessioned2024-09-06T02:59:46Z
dc.date.available2024-09-06T02:59:46Z
dc.date.issued2024-06
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/158579
dc.description.abstractAsam Jawa (Tamarindus indica) sangat dikenal masyarakat sebagai bagian bumbu dapur. Spesies ini asli Afrika Tropis, namun kini telah dibudidayakan di seluruh daerah tropis. Di Asia Tropis tanaman ini telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Nama asam di Indonesia diadopsi dari rasa buahnya, walaupun saat ini dapat ditemukan asam yang rasanya manis (sweet tamarind) yang diproduksi oleh Thailand dari satu kultivar yang dikenal dengan "Makham Waan". Buah tua, sangat masak dan dikeringkan biasa disebut asem kawak. Selain digunakan sebagai bumbu, dibuat permen asem, madu asam, penghilang bau amis, juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Daun diolah sebagai jamu digunakan untuk memperlancar ASI, dihaluskan untuk tapal untuk mengurangi radang dan sakit persendian, direbus untuk obat batuk dan demam. Pepagan ditumbuk untuk obat penyakit kulit dan bisul. Kayu bagus untuk kerajinan dan ukiran. Asam jawa tumbuh liar di daerah tropis dan tersebar luas di seluruh benua. Ini mungkin berasal dari Afrika dan juga India. Tanaman ini dibudidayakan untuk diambil buahnya dan sebagai pohon peneduh dan jalan raya. Ia diedarkan secara meluas dan dijumpai di Ghana, Nigeria, Chad, Ethiopia, Angola, Kenya, dan Tanzaniaid
dc.language.isoidid
dc.publisherDepartemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogorid
dc.titleKeanekaragaman Hayati Sekitar Kita: Asam Jawa (Tamarindus indica)id
dc.typeArticleid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record