Penerapan Good Farming Practice pada Usaha Penggemukan Sapi Lokal dI Kecamatan Punggur, Lampung Tengah
Abstract
Kebutuhan daging sapi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam memenuhi pasokan daging sapi adalah memaksimalkan produktivitas sapi potong melalui penerapan Good Farming Practice (GFP) pada penggemukan sapi lokal. Kecamatan Punggur adalah salah satu daerah yang memiliki jumlah sapi potong terbanyak di Lampung Tengah. Tujuan penelitian ini mengevaluasi penerapan GFP pada Kelompok Ternak Limousin Livestock yang melakukan kemitraan dengan PT Great Giant Livestock, yang terdiri dari peternak campuran dan peternak mandiri. Metode penelitian ini memakai analisis deskriptif. Variabel yang diamati meliputi aspek pembiakan dan reproduksi, aspek pakan, aspek pengelolaan kandang, aspek kandang dan peralatan, dan aspek kesejahteraan hewan. Hasil nilai penerapan GFP untuk peternakan peternak campuran dan peternakan peternak mandiri masing-masing yaitu 2.44 (cukup) dan 2.47 (cukup). Aspek manajemen budidaya perlu diperbaiki terutama dalam meningkatkan frekuensi membersihkan sapi. The need for beef in Indonesia continues to increase every year. One effort that can be made to meet the supply of beef is to maximize the productivity of beef cattle through implementation Good Farming Practice (GFP) in local cattle feedlots. Punggur District is one of the areas that has the largest number of beef cattle in Central Lampung. The aim of this research is to evaluate the application of GFP to the Limousin Livestock Livestock Group which is in partnership with PT Great Giant Livestock, which consists of mixed breeders and independent breeders. This research method uses descriptive analysis. The variables observed include aspects of breeding and reproduction, aspects of feed, aspects of cage management, aspects of cages and equipment, and aspects of animal welfare. The results of the GFP implementation value for mixed breeder farms and independent breeder farms are 2.44 (sufficient) and 2.47 (sufficient) respectively. Aspects of cultivation management need to be improved, especially in increasing the frequency of cleaning cows.