Mitigasi Perubahan Cuaca Pada Aktivitas Budidaya Ikan Kerapu Cantang di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta
Date
2024Author
Wibowo, Nadya Resty
Ramadhani, Dian Eka
Hilmawan, Arif
Metadata
Show full item recordAbstract
Perubahan iklim menjadi top isu nomor satu di dunia yang dapat mengancam ketahanan pangan salah satunya pada sektor akuakultur. Ikan kerapu (Epinephelus sp.) merupakan salah satu komoditas laut unggulan Indonesia yang dibudidayakan dengan metode keramba jaring apung (KJA), namun perubahan cuaca ini menjadi ancaman dalam kegiatan budidaya. Salah satu strategi untuk menghadapi hal tersebut yaitu melakukan mitigasi perubahan cuaca terhadap budidaya ikan kerapu. Tujuan tugas akhir ini untuk mendapatkan strategi mitigasi terbaik dalam menghadapi perubahan cuaca pada budidaya ikan kerapu. Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Data diambil langsung dari tempat observasi kemudian diolah menggunakan metode analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT), Internal-External Matrix, dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Strategi yang didapatkan yaitu, pemerintah perlu membuat kebijakan dan melakukan sosialisasi seberapa penting monitoring kesehatan dan kualitas air yang sangat mempengaruhi hasil panen daripada kegiatan budidaya, pelaku budidaya perlu mengikuti perkembangan teknologi dalam mendeteksi bencana lebih awal, menjaga kualitas produk saat musim tertentu agar stok terjaga dan dapat mempertahankan pasar, diversifikasi produk menjadi produk olahan, dan mempertahankan kualitas produk, terutama menjaga tingkat kelangsungan hidup dari ikan yang dijual. Climate change is now recognized as the most pressing global issue, posing
a threat to food security, particularly in the aquaculture industry. Grouper
(Epinephelussp.) is extensively farmed in Indonesia using floating net cages (KJA).
However, climate change presents a significant risk to grouper farming. One
proposed approach to tackle this challenge is to mitigate the effects of climate
change on grouper aquaculture. This final assignment aims to obtain the best
mitigation strategy for weather changes in grouper fish farming. This study was
carried out in Pulau Panggang, Thousand Islands, Jakarta. Data was gathered
directly from the field and analyzed using SWOT analysis, Internal-External Matrix,
and Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). The strategies identified
include the necessity for the government to establish policies and raise awareness
about the importance of monitoring water health and quality, which significantly
impacts the outcome of aquaculture activities. Farmers need to keep pace with
technological advancements to early detect disasters, uphold product quality
throughout specific seasons to ensure steady stock levels and market presence,
diversify products into processed goods, and maintain product quality, particularly
by ensuring the survival rate of the fish sold.