Induksi Mutasi dengan Iradiasi Sinar Gamma untuk Meningkatkan Keragaman Genetik Lavender (Lavandula angustifolia Mill.)
Date
2024Author
Tambunan, Ratna Sani
Sukma, Dewi
Purwoko, Bambang Sapta
Efendi, Darda
Metadata
Show full item recordAbstract
Lavandula angustifolia Mill, atau lavender merupakan tanaman herba yang berasal dari daerah Mediterania dengan iklim subtropis. Lavender memiliki essential oils dengan nilai ekonomi tinggi disertai manfaat yang luas terutama dalam industri farmasi, kosmetik, kuliner, dan tanaman hias. Terdapat 39 spesies lavender yang telah diidentifikasi, namun hanya tiga spesies lavender saja yang digunakan untuk budidaya komersil di berbagai negara, yaitu Lavandula angustifolia, Lavandula x intermedia dan Lavandula latifolia. Namun, di antara ketiga spesies lavender tersebut, spesies Lavandula angustifolia Mill. memiliki kualitas essential oils paling baik sehingga memiliki harga jual tinggi. Lavender yang ada di Indonesia merupakan varietas hasil introduksi, belum terdapat varietas nasional lavender yang adaptif pada iklim tropis. Perakitan varietas baru lavender tropis dapat dimulai dengan melakukan serangkaian kegiatan pemuliaan tanaman dengan menggabungkan teknik kultur jaringan dan pemuliaan mutasi secara in vitro. Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi metode multiplikasi lavender dan memperluas keragaman lavender melalui induksi mutasi dengan sinar gamma dan seleksi kandidat mutan putatif yang berpotensi memiliki kandungan metabolit sekunder tinggi.
Penelitian ini menggunakan planlet Lavandula angustifolia Mill. var. English lavender impor dari Taiwan, yang diperbanyak menggunakan teknik kultur in vitro di laboratorium PMB I IPB. Penelitian induksi mutasi dilakukan di PAIR BRIN Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Kegiatan multiplikasi, induksi akar, aklimatisasi, dan seleksi generasi MV1 hingga MV3 dilakukan di Laboratorium PMB I IPB. Evaluasi dilakukan dengan pengamatan karakter kuantitatif dan kualitatif tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lavender tetap dapat bermultiplikasi dengan baik meskipun tanpa pemberian zat pengatur tumbuh. Jenis eksplan dan posisi tanam mempengaruhi multiplikasi lavender. Jenis eksplan nodus dan posisi tanam tegak menghasilkan jumlah nodus dan tunas paling banyak. Aplikasi zat pengatur tumbuh NAA terbukti mampu menginduksi perakaran lavender, konsentrasi NAA 1,5 ppm menginduksi akar paling banyak. Berdasarkan hasil analisis LD50 lavender berada pada dosis 26,1 Gy. Dosis iradiasi sinar gamma yang diberikan sangat mempengaruhi pertumbuhan lavender bahkan mengakibatkan kematian. Semakin tinggi dosis iradiasi maka semakin sedikit tunas mutan yang dapat bertahan hidup. Terdapat keragaman karakter kuantitatif maupun karakter kualitatif pada mutan putatif generasi MV2 dan MV3. Keragaman karakter kuantitatif jumlah daun, nodus, tunas, dan tinggi tanaman paling banyak dihasilkan oleh dosis 20 Gy. Keragaman karakter kuantitatif menghasilkan nilai heritabilitas yang tinggi pada seluruh variabel pengamatan. Terdapat perubahan warna daun variegata putih dan variegata kuning pada generasi mutan MV2 dan MV3.
Collections
- MT - Agriculture [3840]