Show simple item record

dc.contributor.authorTrison, Soni
dc.date.accessioned2010-05-07T12:38:57Z
dc.date.available2010-05-07T12:38:57Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/15834
dc.description.abstractTanaman damar (Shorea javanica K et V) merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi penduduk Pesisir, Krui Lampung. Tanaman ini sudah sejak lama dibudidayakan oleh nenek l110yangnya secara tumn menunl11. Tanaman damar yang lebih dikenal dengan dengan Damar Mata Kucing ini dimanfaatkan penduduk terutama getahnya. Sistem penanaIummya pun memiliki pola yang merupakan penanaman kombinasi dengan tanaman buah-buahan, sehingga pola pengaturan semacam itu dapat dikategorikan sebagai agroforestry. Kombinasi penanaman damar dan tanaman buah-buahan dinamakan Repong Damar. Tradisi masyarakat Krui dalam mengelola repong damar telah memberikan kontribusi yang besar bagi ekonomi rumah tangga. Pendapatan rumah tangga diperoleh dari getah damar, buah-buahan seperti dukn, durian, jengkol, petai dan kebutuhan kayu, baik itu kayu bangunan maupun kayu bakar. Penelitian terhadap pengelolaan repong danlar ini SUdall banyak dilaknkan mulai dari aspek ekologi, ekonomi dan sosia!. Penelitian tersebut diJaknkan oleh lembaga baik asing maupun lokal dan hasilnya memberikan penilaian yang positif terhadap pola pengelolaan repong damar. Keberhasilan masyarakat Krui dalam mengelola krui ini menuntut adanya penelitian yang mengkaji aspek kelayakan usalm dengan menghitung pendapatan dan pengeluaran yang dikeluarkan petani selama setalmn dalam lnasan satu hektar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usalm terhadap usalla sistem pengelolaan repong Damar Mata Kucing. Aspek yang dilihat dari kelayakan usaha yaitu aspek teknis dan aspek finansial. Aspek teknis dimulai dengan tahapan-tahapan dalam pembuatan repong damar dimulai dari pembukaan lahan,penanaman, pel1leliharaan dan pemanenan. Kemudian dilakukan perhitungan pengeluaran , berupa peralatan dan HOK serta sarana produksi. Sementara itu pendapatan dihitung mulai dari tahun pertama sejak dilaknkan penanaman padi , palawija dan tanaman lainnya seperti kopi, lada, jengkol, durian, dukn, dan petai. Dalam menghitung kelayakan usaha, ada beberapa kriteria yang diuji yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (lRR), Benefit Cost Ratio (BCR) , Payback Period dan Break Even Point (BEP). Suatu proyek layak untuk dilaksanakan bila mel1lenuhi indikator NPV > 0, BCR > I, IRR > sukn bunga yang berlaku. Sedangkan Payback Period dan Break Even Point ingin melihat Jal1lanya pengembalian modal dan waktu impasnya antara total pengeluaran selama jangka analisis dengan hasil knmulatif pendapatan talmnan. Berdasarkan perlJtungan , dengan menggunakan suku bunga 12 % dan jangka waktu analisis 50 talmn sesuai dengan umur rata-rata pohon damar dilapangan menunjukkan ballwa NPV yang diperoleh sebesar Rp.109.580.053,6, IRR sebesar 188,42 %, BCR sebesar 7,9581 dan Payback Period selama 3,11 tabun serta Break Even Point selama 4 tahun. Arti dari indikator-indikator tersebut yaitu NPV sebesar Rp. 109.580.053,6 artinya penerimaan bersih selama umur proyek sekitar Rp. 109.580.053,6. BCR menunjukkan perbandingan antara manfaat dan biaya yang telah didiskonto. BCR 7,9581 berarti maniaat yang diperoleh selama usaha ini berfungsi 7,9581 lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. IRR sebesar 188,42 % menunjukkan kemampuan pengembalian modal dari usaha ini lebih besar dari tingkat suku bunga yang ditetapkan yaitu 12 %. Sedangkan Payback Period 3, I I tahun artinya waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi selama 3,11 tahull, sarna halnya dengan Break Even Point atau titik impas yang memerlukan waktu 4 tahun untuk menutupi semua pengeluaran selama jangka analisis. Dari semua indikator menunjukkkan bahwa usaha tani repong Damar Mata Kucing ini sangat Iayak diusahakan. Nilai- nilai yang diperoleh diatas angkanya sangat besar untuk indikator NPV, BCR dan IRR, hal itu disebabkan harga yang berlaku untuk setiap komoditas sangat tinggi terutama yang berhubungan dengan komoditas ekspor, yang peda saat itu krisis ekonomi masih melanda Indonesia sehingga niIai tukar dolar terhadap rupiah mencapei Rp. 10.000,00 per dolar. Sedangkan nilai dua indikator laiIll>ya yang sangat kecil disebabkan oleh tahapan daiam pembuatan repong yang pada tahap-tahap awal menghasilkan dua komoditas yang cukup menggiurkan harganya yaitu Iada dan kopi sehingga investasi awal dan total pengeluaran dapat segera tertutupi peda tahun-tabun awal pembuatan repong disamping sangat kecilnya nilai investasi itu sendiri. Kalau kita lakukan pengkajian maka pengelolaan repong damar ini tidak memerlukan perawatan yang intensif. Dengan usaha Iewat tenaga kerja anggota keluarga maka usaba ini akan layak dan bisa diusahakan. Pengembangan usaha ini patut diperhatikan dengan melihat substansi dampak positifnya bagi perekonomian pendudukuya maupun bagi perekonomian regional. Usaha dan penelitian untuk meningkatkan nilai jual melalui usaba meningkatkan hasil produksi pasca panen dan menggali potensi kekayaan Iaumya serta teknik peningkatan produksi diperlukan untuk membuat kelangsungan usalla ini Iebih lama dan menjadikan sumberdaya alam Iestari.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleKajian Kelayakan Usaha Sistem Pengelolaan Repong Damar Mata Kucing (Shorea javanica K et V) di Krui Lampungid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record