Pemberdayaan Petani Dalam Implementasi Good Agricultural Practice (GAP) Kakao Melalui Program Bertani Untuk Negeri di Desa Bulili
Date
2024Author
Maulidin, Roby Wanda
Nurulhaq, Muhammad Iqbal
Dharmawan, Leonard
Metadata
Show full item recordAbstract
ROBY WANDA MAULIDIN. Pemberdayaan Petani Dalam Implementasi Good Agricultural Practice (GAP) Kakao Melalui Program Bertani Untuk Negeri di Desa Bulili. Dibimbing oleh MUHAMMAD IQBAL NURULHAQ dan LEONARD DHARMAWAN.
Desa Bulili dengan mayoritas penduduk bergantung pada pertanian kakao sebagai sumber pendapatan. Namun, produktivitas kakao menurun akibat kurangnya perawatan dan usia kebun yang tua (25-30 tahun), yang seharusnya sudah diremajakan. Hanya sedikit petani yang melakukan peremajaan, sehingga banyak yang beralih ke komoditas lain, menunjukkan rendahnya implementasi GAP kakao. Untuk meningkatkan implementasi GAP, perlu ada pendampingan bagi petani, seperti melalui program Bertani Untuk Negeri (BUN). Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi permasalahan budidaya kakao, mengamati pelaksanaan program, dan mengevaluasi tingkat implementasi GAP oleh petani. Menggunakan pendekatan kualitatif dan data kuantitatif, penelitian ini menggunakan observasi lapangan, FGD, wawancara, kuesioner, dokumentasi, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pemberdayaan yang fokus pada masalah petani dapat meningkatkan implementasi GAP kakao di Desa Bulili. ROBY WANDA MAULIDIN. Farmer Empowerment in Cocoa Good Agricultural Practice (GAP) Implementation through the Bertani Untuk Negeri Program in Bulili Village. Supervised by MUHAMMAD IQBAL NURULHAQ and LEONARD DHARMAWAN.
Bulili Village with a majority of the population relies on cocoa farming as a source of income. However, cocoa productivity is declining due to lack of maintenance and old farms (25-30 years old), which should have been rejuvenated. Only a few farmers are replanting, so many have switched to other commodities, indicating low implementation of cocoa GAP. To improve GAP implementation, there needs to be assistance for farmers, such as through the Bertani Untuk Negeri (BUN) program. This study aims to identify cocoa cultivation problems, observe programme implementation, and evaluate the level of GAP implementation by farmers. Using a qualitative approach and quantitative data, the research employed field observations, FGDs, interviews, questionnaires, documentation, and literature studies. The results show that empowerment programmes that focus on farmers' problems can improve cocoa GAP implementation in Bulili Village.