Pengaruh Kompetensi Jurnalis Pembangunan Terhadap Kualitas Berita dan Pesan Pembangunan di Era Media Digital.
Date
2024Author
Indrati, Iman
Hapsari, Dwi Retno
Sumardjo
Fatchiya, Anna
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan penelitian untuk menganalisis: (1) kebutuhan informasi menurut stakeholder (masyarakat, dunia usaha, politik, dan pemerintah), (2) kualitas pesan pembangunan dan kualitas berita, serta hubungannya dengan kebutuhan informasi stakeholder, (3) tingkat kompetensi dan pengaruh kompetensi jurnalis terhadap kualitas berita dan pesan pembangunan, (4) merumuskan strategi meningkatkan kompetensi jurnalis pembangunan ke depan.
Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan pendekatan sequential explanatory yang lebih condong pada proses kuantitatif diikuti analisis data kualititatif untuk membantu menjelaskan atau membangun hasil penelitian kuantitatif. Populasi penelitian adalah jurnalis televisi bersegmentasi berita. Penentuan jumlah sampel penelitian ditetapkan berdasarkan presisi 5 persen dari data jurnalis televisi sebagai responden penelitian. Penentuan jumlah mengacu pada pernyataan yang dilakukan dengan cluster random sampling dan menggunakan metode survei terhadap jumlah populasi yang besar dari keseluruhan jumlah jurnalis televisi nasional berita di Indonesia. Sampel penelitian sebanyak 240 jurnalis dari 5 stasiun televisi ditetapkan dengan rumus Slovin. Peneliti juga menyebar angket ke 110 audiens untuk mengetahui pendapat dan penilaian pemirsa terhadap penyajian berita dari kelima televisi, dan mewawancarai, tokoh masyarakat, pengamat dunia usaha, pihak pemerintah, pengamat politik, perwakilan pengelola organisasi media independen dan dependen. Pada penelitian terdapat enam peubah independen, yakni; karakteristik individu (X1), kebutuhaninformasi dari perspektif masyarakat (X2), kebutuhan informasi dari perspektif dunia usaha (X3) kebutuhan informasi dari perspektif dunia usaha (X4), kebutuhan informasi dari perspektif pemerintah (X5), kelembagaan media (X6). Tiga peubah dependen pada penelitian, yaitu; kompetensi jurnalis (Y1), kualitas pesan pembangunan (Y2) dan kualitas berita (Y3). Analisis data kuantitatif menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) PLS.
Kebutuhan informasi menurut stakeholder (masyarakat, dunia usaha, politik, dan pemerintah), diketahui masyarakat menganggap media televisi sangat penting untuk menayangkan informasi darurat seperti risiko bencana, penyakit berbahaya, dan pengumuman tanggap darurat. Selain itu, informasi tentang kebijakan subsidi keuangan, mitigasi bencana, ekonomi, investasi, masalah hukum, infrastruktur, dan hak keadilan menjadi informasi yang penting bagi masyarakat. Di sisi lain, masyarakat merasa jenuh dengan berita politik dan seremonial yang kurang interaktif. Secara keseluruhan, kebutuhan informasi masyarakat mencakup informasi darurat, lingkungan, kesejahteraan, ekonomi, politik, hak kewarganegaraan, pendidikan, dan kesehatan. Dunia usaha memerlukan informasi tentang indeks pengangguran, pesta demokrasi, infrastruktur fasilitas umum, dan transparansi birokrasi pemerintahan. Mereka menginginkan media menyajikan informasi yang akurat dan mendalam mengenai data ekonomi, politik, kebijakan pemerintah, dan infrastruktur untuk membantu pengambilan keputusan bisnis. Informasi sosial, politik, infrastruktur, kebijakan birokrasi, dan korupsi sangat penting bagi dunia usaha. Dunia politik, media televisi berperan penting dalam membentuk opini publik dan advokasi kebijakan. Audiens sepakat televisi harus digunakan mengedukasi masyarakat, menginformasikan kebijakan pemerintah, mendukung penyiaran berita yang memengaruhi pengambilan keputusan pembuat peraturan. Televisi berperan memantau masyarakat, publikasi pemerintah, dan advokasi kebijakan. Pemerintah memerlukan informasi untuk mendukung hak warga negara mengetahui rencana kebijakan, mendorong partisipasi masyarakat, pengelolaan badan publik, dan mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan transparan serta akuntabel melalui pemberitaan di media televisi.
Kualitas pesan pembangunan dan kualitas berita yang dihasilkan, jurnalis rutin mengemas informasi pembangunan dengan baik dalam penulisan yang sistematis, sehingga mudah dipahami audiens. Audiens memastikan bahwa informasi disampaikan dihasilkan dari: (1) manajemen pesan yang terampil, (2) diversifikasi pesan yang mendukung kesejahteraan masyarakat dan tujuan pemerintah secara transparan, (3) penyajian informasi tentang kebijakan pemerintah, (4) penggunaan teknologi aplikasi yang mudahkan mengakses informasi. Analisa deskriptif mengenai kualitas berita yang dilakukan jurnalis televisi menunjukkan bahwa faktor kualitas presentasi, kepercayaan, keragaman, keleluasaan informasi, kelengkapan, kepentingan publik, dan relevansi dinilai sangat tinggi. Jurnalis menekankan penyajian berita mudah dimengerti audiens, berimbang, tidak tendensius, dan mengikuti kaidah jurnalistik untuk menjaga kredibilitas, akurat, lengkap, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, serta memberikan kronologis dengan memperhatikan kebenaran informasi.
Kualitas pesan pembangunan dan kualitas berita berhubungan dengan kebutuhan informasi stakeholder, audiens menilai pesan pembangunan positif dan memiliki ekspektasi tinggi terhadap kualitas pesan disampaikan dengan kalimat yang jelas untuk menghindari kesalahpahaman. Transparansi pelaporan untuk
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan stakeholder lain. Audiens mencatat informasi tentang manfaat pembangunan infrastruktur bagi masyarakat dinilai rendah, sehingga perlu ditingkatkan. Kualitas berita dinilai tinggi oleh audiens ketika jurnalis televisi tampil rapi saat membacakan berita dan menilai penting penyebarluasan berita tentang kebijakan publik di bidang perdagangan. Di sisi lain, audiens menilai rendah mengenai intonasi suara jurnalis ketika melaporkan berita
Tingkat kompetensi dan pengaruh kompetensi jurnalis terhadap kualitas berita dan pesan pembangunan, diketahui; Mayoritas jurnalis memiliki kompetensi yang baik dalam aspek profesionalisme, kemampuan komunikasi, keterampilan khusus, dan orientasi sosial. Jurnalis juga memiliki kompetensi tinggi dalam menggunakan teknologi siaran, riset, penulisan berita, dan penyuntingan, sambil menjunjung tinggi kode etik jurnalistik. Jurnalis menghadapi beradaptasi dengan teknologi baru bagi generasi X, jurnalis televisi tetap mampu menyajikan berita yang akurat, terstruktur, sesuai dengan nilai-nilai sosial serta kebutuhan masyarakat. Era digital menuntut jurnalis memiliki keterampilan multiskill untuk memenuhi standar kebenaran, keobjektifan, dan kepercayaan dalam konten berita beragam, kepercayaan, kedalaman, dan relevansi. Kompetensi jurnalis dalam konteks media televisi, sangat mempengaruhi kualitas berita dan pesan pembangunan. Tingkat kompetensi jurnalis secara signifikan mempengaruhi kualitas pesan pembangunan yang disampaikan dengan kompetensi yang lebih tinggi berdampak positif bagi audiens. Media televisi tetap dianggap sebagai sumber informasi terpercaya, dengan perlunya pengawasan ketat terhadap kode etik jurnalistik untuk mempertahankan integritas informasi dan kredibilitas di tengah persaingan media sosial.
Strategi meningkatkan kompetensi jurnalis pembangunan diperlukan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang memadai, serta dukungan dari stasiun televisi dan infrastruktur. Pelatihan harus mencakup teknik pengumpulan data dan penyampaian informasi kebijakan, dengan dukungan organisasi media dengan memberikan penghargaan dan independensi bagi jurnalis dalam melaksanakan profesi. Peningkatan kompetensi jurnalis dapat menghasilkan berita berkualitas dengan pengemasan menarik, terpercaya, dan disampaikan secara transparan. Peningkatan kualitas berita, efektivitas jurnalistik, integritas, dan kredibilitas dapat mempengaruhi kebijakan publik secara positif dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program pembangunan.
Kesimpulan, Kebutuhan informasi dari berbagai pemangku kepentingan, seperti masyarakat, dunia usaha, dunia politik, dan pemerintah, sangat beragam dan mempengaruhi ekspektasi mereka terhadap kualitas penyajian berita. Masyarakat menilai media televisi penting untuk menyampaikan informasi darurat dan kebijakan yang berhubungan dengan kesejahteraan publik, meskipun terdapat kejenuhan terhadap berita politik. Dunia usaha menekankan kebutuhan informasi yang akurat mengenai ekonomi dan kebijakan pemerintah untuk mendukung pengambilan keputusan bisnis. Dunia politik melihat televisi sebagai alat penting untuk membentuk opini publik dan mengadvokasi kebijakan. Pemerintah mengandalkan media untuk mendukung transparansi dan partisipasi publik. Hasil penelitian juga menunjukkan jurnalis televisi memiliki kompetensi yang baik, terutama dalam aspek profesionalisme, kemampuan komunikasi, keterampilan khusus, dan penggunaan teknologi siaran terbukti berkontribusi signifikan terhadap
kualitas pesan pembangunan dan berita yang disampaikan. Audiens menilai kualitas berita yang tinggi ketika penyajian berita rapi, akurat, dan relevan. Penelitian ini juga mengungkapkan penyajian informasi tentang manfaat pembangunan infrastruktur dan penggunaan intonasi suara dalam penyampaian berita perlu ditingkatkan. Secara keseluruhan, kompetensi jurnalis sangat mempengaruhi kualitas berita dan pesan pembangunan dengan dampak positif yang signifikan terhadap persepsi audiens, menjadikan media televisi tetap sebagai sumber informasi terpercaya di tengah persaingan dengan media sosial.
Peningkatan kompetensi jurnalis pembangunan melalui pendidikan, pelatihan, dan dukungan infrastruktur yang memadai, serta penghargaan dan independensi dari organisasi media, menghasilkan berita berkualitas yang mempengaruhi kebijakan publik secara positif dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program pembangunan.
Collections
- DT - Human Ecology [567]