Analisis Daya Saing Daerah Berbasis Pertambangan Melalui Pemolisian yang Berkelanjutan
Date
2024Author
Suhendarwan, Bhakti
Fauzi, Akhmad
Mulatsih, Sri
Juanda, Bambang
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengelolaan pertambangan dan penggalian akan memberikan dampak positif
bagi perkembangan perekonomian regional dan nasional. Akan tetapi kompleksitas
pengelolaan pertambangan dan penggalian menimbulkan banyak celah yang dapat
merugikan bagi kawasan tersebut. Salah satu solusi adalah dengan meningkatkan
aspek pengawasan, kemitraan dengan penambang dan masyarakat terdampak, serta
penegakkan hukum, yang ketiganya merupakan kegiatan pemolisian. Namun dari
beberapa fenomena yang terjadi, kegiatan polisian ini tidak efektif, bahkan menjadi
permasalahan baru seperti adanya korupsi dan mafia pertambangan dan penggalian.
Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk: (1) Melakukan
pengukuran tata kelola khususnya terkait pemolisian secara komprehensif terhadap
pengelolaan tambang dalam lingkup regional CPRGI (Comprehensive Policing
Resources Governance index); (2) Menganalisis hubungan antara CPRGI dengan
pathway situasi pengelolaan tambang secara regional; (3) Menganalisis kebijakan
pemolisian di daerah tambang dan dampak kebijakan tambang terhadap daya saing
wilayah pertambangan; (4) Menentukan kebijakan pemolisian yang terbaik terkait
dengan pengelolaan tambang yang tidak terbarukan.
Guna menjawab tujuan diatas, digunakan 4 metode yakni: (1) indeks
komposit untuk mengukur kinerja pemolisian dalam konteks pertambangan dan
penggalian di suatu daerah, (2) metode qualitave comparative analysis digunakan
dalam rangka menemukan pathway penyebab rendah atau tingginya nilai indeks
komposit di daerah, (3) metode Bayesian Belief Network, dan (4) analisa prospektif
menggunakan Multiple policy (Multipol) tools. Data yang digunakan merupakan
data sekunder (dari Badan Pusat Statistik, kepolisian dan kementerian ESDM), serta
data primer berupa analisa pendapat panel melalui metode delphi.
Penelitian ini menemukan bahwa permasalahan kelembagaan, seperti
buruknya pola persebaran personil pengawasan, integritas aparatur pengawasan dan
korupsi merupakan faktor utama penyebab buruknya pengawasan, kemitraan dan
penegakkan hukum dalam kegiatan pertambangan dan penggalian. Provinsi yang
memiliki indeks kinerja pemolisian rendah disebabkan oleh adanya pungutan
informal dari aparat di daerah tersebut, maraknya kejahatan penipuan dan korupsi,
dan atau ketiadaan (absence) dari tata kelola kepolisian serta integritas pegawai
publik. Meningkatkan kegiatan pemolisian dalam rangka menurunkan tingkat
korupsi dan menaikkan tingkat keamanan regional di sektor pertambangan efektif
untuk menaikkan probabilitas daya saing wilayah. Strategi kebijakan pemolisian
berdasarkan hasil analisis adalah skenario perbaikan internal melalui pentahapan
kebijakan perbaikan kelembagaan dan diakhiri dengan perbaikan struktur
kelembagaan merupakan kebijakan yang dapat memberikan dampak signifikan
terhadap tata kelola pertambangan dan penggalian di Indonesia.
Collections
- DT - Human Ecology [567]