Pengembangan Prototipe Sirap Bambu Komposit Termodifikasi Panas serta Analisis Sifat Kimia, Keterbasahan, dan Keawetannya
Abstract
Bambu memiliki keunggulan sebagai bahan konstruksi, seperti kemudahan pengolahan, rasio kekuatan terhadap berat yang baik, nilai estetika yang tinggi, dan ramah lingkungan. Salah satu aplikasi potensial bambu adalah sebagai atap. Namun, sifat bambu yang heterogen, hidrofilik, dan rentan terhadap jamur pelapuk membatasi penggunaannya. Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengembangkan prototipe sirap dari bambu ater (Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz) terdiri dari tiga lapisan pelupuh yang mendapat perlakuan panas 60 °C (kontrol), 150 °C, dan 180 °C selama 2 jam serta menganalisis sifat kimia, keterbasahan, dan ketahanannya terhadap jamur pelapuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prototipe sirap yang mendapatkan perlakuan panas berhasil dikembangkan dengan desain menarik dan relatif ringan. Perlakuan panas yang makin tinggi (180 °C) menyebabkan perubahan sifat kimia sirap yang signifikan, sifat hidrofobik meningkat, keterbasahannya menurun dan ketahanan terhadap jamur pelapuk meningkat menjadi Kelas II. Di pihak lain, suhu perlakuan panas yang makin tinggi menyebabkan warna permukaan sirap menjadi lebih gelap. Bamboo has advantages as a construction material, such as ease of processing, good strength-to-weight ratio, high aesthetic value, and environmental friendliness. One potential application of bamboo is as a roof. However, the heterogeneous, hydrophilic, and susceptible to fungi of bamboo limits its use. A study was conducted to develop a prototype shingle from ater bamboo (Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz) consisting of three layers of shingles heat-treated 60 °C (control), 150 °C, and 180 °C for 2 hours and analyze its chemical properties, wettability, and resistance to fungi. The results showed that the heat-treated shingle prototype was successfully developed with an attractive design and relatively lightweight. The higher heat treatment (180 °C) caused significant changes in the chemical properties of the shingle, increasing hydrophobicity, decreasing wettability, and increasing resistance to fungi becoming class II. On the other hand, higher heat treatment temperatures caused the surface color of the shingle to become darker.
Collections
- UT - Forestry Products [2406]