Show simple item record

dc.contributor.advisorFariyanti, Anna
dc.contributor.authorNabilah, Marsabela Putri
dc.date.accessioned2024-08-22T05:54:50Z
dc.date.available2024-08-22T05:54:50Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/158194
dc.description.abstractPermasalahan utama pada industri tempe kedelai adalah harga kedelai tidak stabil, seperti pada pandemi Covid-19. Sehingga pengembangan dengan skala UMKM seperti UMK Tarono perlu diatasi terutama pada pengembangan peningkatan jumlah penggunaan kedelai. Penelitian ini dilakukan pada UMK Tarono untuk menganalisi keuntungan pada tahun 2019 dan tahun 2020, untuk menganalisis kelayakan secara aspek finansial dan non-finansial pada kondisi pengembangan, dan untuk menganalisis perubahan kenaikan harga kedelai dan penurunan jumlah penjualan tempe yang menyebabkan kondisi pengembangan masih tetap layak pada tingkat tertentu. Metode penelitian menggunakan analisis R/C ratio, analisis finansial menggunakan NPV, IRR, Net B/C, dan PP, serta analisis non finansial pada aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, serta lingkungan. Pada analisis R/C ratio UMK Tarono sudah efisien usahanya. Analisis aspek finansial juga layak dilanjutkan dengan hasil NPV sebesar Rp950.448.910, IRR sebesar 20 persen, Net B/C sebesar 3,85, dan Payback Period selama 5 tahun 9 bulan. Analisis non finansial layak untuk dilanjutkan pada aspek pasar dan teknis, namun harus ditingkatkan pada aspek manajemen, hukum, dan lingkungan, Pada analisis perubahan lebih sensitif terhadap penurunan jumlah penjualan tempe.
dc.description.abstractThe main problem in soybean tempeh industry is soybean prices are unstable, such as the Covid-19 pandemic. Development on UMKM scale such as UMK Tarono needs to be addressed, especially in the development of increasing the amount of soybean use. This research was conducted at UMK Tarono to analyze profits in 2019 and 2020, to analyze feasibility in financial and non-financial aspects of development conditions, and to analyze changes in the increase in soybean prices and a decrease in the number of tempe sales which caused development conditions to remain viable in certain level. The research method uses R/C ratio analysis, financial analysis using NPV, IRR, Net B/C, and PP, nonfinancial analysis on market, technical, management, legal, and environmental. In the R/C ratio analysis is already efficient in their business. The financial aspect analysis is also worth continuing with the results of NPV of Rp950,448,910, IRR of 20 percent, Net B/C of 3.85, and Payback Period of 5 years and 9 months. Nonfinancial analysis is suitable to be continued on market and technical aspects, but must be improved on management, legal and environmental aspects. The analysis of changes is more sensitive to the decline in the number of tempeh sales.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKelayakan Usaha Pembuatan Tempe UMK Tarono di Kota Tangerang Selatanid
dc.title.alternativeFeasibility of UMK Tarono Tempe Making Business in South Tangerang City
dc.typeSkripsi
dc.subject.keywordindustriid
dc.subject.keywordkedelaiid
dc.subject.keywordkelayakanid
dc.subject.keywordpembuatan tempeid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record