Respons Fisiologis Sapi Pedaging Betina pada Daerah Pesisir Desa Wadung Kabupaten Tuban Jawa Timur
Abstract
Tuban merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang mempunyai populasi sapi pedaging terbesar kedua setelah Kabupaten Sumenep yaitu sebanyak 360.473 ekor. Desa Wadung terletak di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Penelitian ini menganalisis kemampuan adaptasi fisiologis sapi pedaging betina yang dipelihara di wilayah pesisir berdasarkan nilai THI, daya tahan panas, dan pengamatan respons fisiologis. Penelitian ini melibatkan sembilan ekor sapi pedaging yang terdiri dari kelompok dara bunting, induk laktasi I, dan induk laktasi II, masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor. Pengambilan data dilakukan sebanyak 4 kali dalam sehari, data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan menghitung rataan dan standar deviasi dari parameter yang diukur. Daya tahan panas dihitung menggunakan rumus koefisien Benezra dan koefisien Rhoad. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai THI masih cukup
jauh dari kategori ideal. Daya tahan panas sapi laktasi II berdasarkan koefisien Benezra dan koefisien Rhoad yaitu masing-masing 2,24 dan 94,92. Hal ini menunjukkan bahwa sapi laktasi II memiliki daya tahan panas yang lebih baik dibandingkan sapi dara bunting (2,37; 93,47) dan induk laktasi I (2,58; 90,47). Tuban is a district in East Java which has the second largest population of beef cattle after Sumenep Regency, namely 360,473 heads. Wadung Village is located in Jenu subdistrict, Tuban district, East Java. This research analyzes the physiological adaptation ability of beef cows raised in coastal areas based on THI values, heat tolerance, and observation of physiological responses. This research involved nine cows: pregnant heifers, first lactation, and second lactation, each consisting of groups of 3 cows. Data collection was carried out 4 times a day, the data obtained were analyzed descriptively by calculating the mean and standard deviation of the measured parameters. Heat tolerance is calculated using the Benezra coefficient and Rhoad coefficient. The results showed that THI value is still quite far from the ideal category. The heat resistance of second lactation cows based on the Benezra coefficient and Rhoad coefficient were 2,24 and 94,92
respectively. This shows that second lactation cows have better heat resistance than pregnant heifers (2,37; 93,47) and first lactation (2,58; 90,47).