Show simple item record

dc.contributor.advisorNeyman, Shelvie Nidya
dc.contributor.authorMaulana, Irman
dc.date.accessioned2024-08-18T02:46:23Z
dc.date.available2024-08-18T02:46:23Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/157764
dc.description.abstractUdara didalam ruangan sering kali terabaikan, padahal manusia menghabiskan sebagian besar waktunya berada dalam ruangan yang dapat menyebabkan meningkatnya kadar Co2 dalam ruangan tersebut. Jika kadar Co2 melebihi batas yang ditentukan maka akan mengakibatkan beberapa masalah seperti, mengantuk, sakit kepala dan menurunkan aktivitas fisik. Tidak hanya Co2, namun partikel polutan udara berukuran sangat kecil sekitar 2.5 mikron, yang berbentuk debu juga dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan. Manusia tidak dapat mendeteksi kondisi udara yang dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan. Untuk itu, dibuat sebuah sistem Monitoring kualitas udara pada ruangan secara langsung dengan mengggunakan teknologi Internet of things (IoT) yang membuat alat dapat terhubung dengan internet dan dapat menampilkan hasil pembacaan sensor pada tampilan website secara real time. Sensor yang digunakan yaitu, MQ135 untuk mengukur Co2, sensor PMS5003 untuk mendeteksi partikel debu yang ada diudara dan ESP32 sebagai mikrokontroler. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan juga korelasi menunjukkan bahwa rata-rata kadar Co2 berada di bawah batas maksimum yang diperbolehkan, yakni 1000 ppm dalam rentang waktu 8 jam. Meskipun terdapat variasi dalam hasil pengukuran, nilai rata-rata dan median juga berada di bawah batas yang ditetapkan. Namun, analisis korelasi menunjukkan hubungan yang sangat lemah antara debu dan Co2, dengan nilai korelasi sebesar -0.17. Hal ini menunjukkan bahwa ada kecenderungan yang sangat lemah ketika Co2 naik maka debu sedikit menurun.
dc.description.abstractIndoor air is often neglected, even though humans spend most of their time indoors which can cause increased levels of Co2 in the room. If Co2 levels exceed the specified limit, it will cause several problems such as drowsiness, headaches and decreased physical activity. Not only Co2 , but very small air pollutant particles of about 2.5 microns, in the form of dust can also cause several health problems. Humans cannot detect air conditions that can have a negative impact on health. For this reason, a system for monitoring air quality in a room directly using Internet of things (IoT) technology is made which makes the device connected to the internet and can display sensor readings on a website display in real time. The sensors used are MQ135 to measure Co2, PMS5003 sensor to detect dust particles in the air and ESP32 as a microcontroller. From the results of research that has been carried out using descriptive analysis and also correlation shows that the average Co2 levels are below the maximum allowable limit, 1000 ppm within 8 hours. Although there were variations in the measurement results, the mean and median values were also below the set limits. However, correlation analysis showed a very weak relationship between dust and Co2, with a correlation value of -0.17. This shows that there is a very weak tendency for Co2 to increase and dust to decrease slightly.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePengembangan Sistem Monitoring Kualitas Udara di Ruangan Tertutup Berdasarkan Densitas Debu dan Level Co2id
dc.title.alternativeDevelopment of an Indoor Air Quality Monitoring System Based on Dust Density and CO2 Levels
dc.typeTugas Akhir
dc.subject.keywordCO2id
dc.subject.keywordinternet of thingsid
dc.subject.keywordAir Qualityid
dc.subject.keyworddustid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record